Chapter 2 "Curhatan Martin"

43 2 0
                                    

"Nah sekarang, apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Darko.

"Gini.. Aku sebenernya dari dulu sifatku udah kayak gini.. Dan dari sejak SD aku dijauhin sama temen- temen aku. Tapi, ada satu temenku waktu SD yang selalu nasehatin aku. Sama kayak kamu. Enak dijadiin temen curhat. Tapi, itu enggak lama. Dia pas kelas lima dia harus pindah sekolah gara-gara harus ikut orang tuanya. Jadi dia udah enggak ada disini lagi. Dan disaat itulah aku sendiri terus, disindirin sama mereka, pokoknya gitu lah. Dan semua itu gara gara aku sombong sama mereka sampai mereka iri sama aku. Aku udah berusaha buat minta maaf tapi mereka enggak mau. Aku jadinya dijauhin sama semua orang disekolah. Dan pokoknya dulu itu enggak enak. Bener-bener enggak enak." Curhat Martin sampai meneteskan air mata. Darko pun mendekati Martin dan menghapus air matanya.

"Martin.. Sebenernya mereka itu maksudnya biar kamu sadar kalo kamu itu harus memperbaiki diri. Kamu harus ngurangin sifat sombong kamu dan jadi orang yang lebih baik. Aku juga kesel sama kamu itu maksudnya buat ngenasehatin kamu biar kamu bisa ngurangin sifat sombongnya. Sebenernya mereka itu maksudnya baik. Jadi kamu jangan salah paham dulu. Gitu juga sama aku dan yang lain." Jelas Darko. Martin pun mulai tersadar dengan nasehatnya Darko.

"Jadi, mulai sekarang kamu harus ngurangin sifat sombongnya ya. Oke?" Tambahnya. Martin pun diam sejenak.

"Oke. Aku bakal ngurangin sifat sombong aku dan berubah menjadi orang yang lebih baik." Jawab Martin sambil mengangguk.

"Nah.. Gitu dong. Itu baru Martin yang aku kenal." Tambah Darko lagi.

"Makasih ya Darko. Aku jadi termotivasi sama nasehat kamu. Makasih ya." Kata Martin. Darko pun merasa senang karena perasaan Martin sudah tenang.

"Iya. Sama-sama." Jawab Darko.

"Oh iya. Besok kan libur. Kamu mau ikut jalan-jalan keliling pake alat teleportasiku enggak? Sekalian foto-foto gitu. Mau enggak?" Tanya Martin.

"Hmm.. Boleh lah! Lagipula, aku bosen dirumah terus." Jawab Darko.

"Tapi, mesinnya jangan sampe error lagi ya. Nanti susah lagi baliknya." Tambah Darko.

"Hehehe.. Iya iya. Tenang aja. Udah aku perbaiki kok. Tentu aja pake buku panduan biar enggak susah." Jawab Martin. Darko dan Martin pun bersiap-siap untuk tidur.

"Yaudah. Selamat malam Darko." Tambah Martin.

"Malam Martin." Jawab Darko. Martin dan Darko pun tertidur pulas.

Darko & Martin "Big Secrets"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang