Dingin hingga menyentuh tulang, aku dipeluk malam bersamamu.
Masih ingatkah kau tentang malam itu? Malam yang tak ingin kulupa dibulan Desember.Hujan membuat kita berteduh meski sudah terlanjur basah. Karena itu, kau merangkulku dengan jeket jeans milikmu. Kita membuat orang-orang yang ada disekitar kita merasa iri, dengan rangkulan yang kita lakukan layaknya adegan film romantis.
Kau enggan melepas rangkulan hingga hangatmu masih saja membekas disini. Tak peduli betapa kau sendiri begitu sangat kedinginan. Apakah ini bagian dari sebuah pengorbanan?
Pun pelukmu tak jua kulepas dan berharap bahwa hujan dimalam itu tak berhenti, agar ada alasanku untuk berlama-lama denganmu.
Disudut toko itu terletak kenangan kita yang indah, kelak akan menjadi saksi bahwa pernah ada kita disana, bersama.
Semoga nanti kita tak saling melupa, jika salah satu dari kita kembali menyinggahi tempat yang hangat tersebut, meski bukan lagi dengan hati yang sama.
Terimakasih pada hujan yang telah turun dimalam itu. Karenanya, rinduku terbalaskan untuk bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
detik ketiga
Teen FictionTerimakasih pernah singgah, memberi perhatian lewat kejutan-kejutan indah. Kenyamanan yang tak pernah kudapatkan dilain tempat, selain pelukanmu yang hangat.