Rasanya terlalu nyaman disampingmu, membuatku lupa bahwa nyaman itu jebakan.
Mungkin aku terlalu memaksa hati, yang tanpa sadar telah terperangkap didalamnya. Kalau sudah begini, siapa yang bisa disalahkan? Aku yang keras kepala atau semesta yang tak mau memenuhi inginku.
Sesekali rasa bimbang kembali menegur, tentang hadirmu yang tiba-tiba, membuatku melupakan fakta bahwa itu adalah luka yang memang kau sengaja.
Nyatanya kita hanya tak lebih dari sebatas garis pertemanan, tanpa ada komitmen untuk bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
detik ketiga
Ficção AdolescenteTerimakasih pernah singgah, memberi perhatian lewat kejutan-kejutan indah. Kenyamanan yang tak pernah kudapatkan dilain tempat, selain pelukanmu yang hangat.