S.2.-C.1 Bertemu lagi.

138 8 2
                                    

Cahaya matahari pagi memasuki kamarnya, mengganggunya agar terbangun dari tidurnya yang lelap itu.

"Eungh... " dia terbangun.

Dia membuka HPnya, melihat jam dan tanggal. 10:10 a.m. | August 19, 2020.

Dia mendesah pelan. "Huh.. hari yang baru lagi." Katanya sambil bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya.

Dia mencari remote dan menyalakan TV, kemudian membuat sarapan sandwich yang bahannya hanya berisi sosis ayam, telur, dan selada. Itu dilakukannya setiap hari.

Dia memakan sandwich yang dia buat sambil menonton TV. Seperti biasa, mencari berita terbaru.

Sambil memakan makanannya, dia menyadari sesuatu.

'Ah! Hari ini kan harus pergi ke fanmeeting-nya SEVENTEEN astagaaa~'

Benar, hari ini Soojung ingin bertemu dengan SEVENTEEN, idolanya sekarang yang terakhir dia jumpai 5 tahun lalu.

Memang, dulu ketika Soojung pertama kali melihat mereka, Soojung telah mengatakan akan menjadi fans mereka. Jadi yah wajar saja. Lagian hanya dengan itu Soojung bisa terus melihat tampang mereka.

Tetapi dari mereka debut sampai sekarang, Soojung tidak pernah bertemu mereka lagi secara langsung.

Sebagai fans mereka, tentu saja Soojung ingin sekali bertemu mereka. Namun, entah kenapa Soojung selalu mengurungkan niat ingin bertemu itu. Mungkin karena dia sedikit kesal dengan Jihoon.

Memang dia sedikit kecewa, karena dulu Jihoon mengatakan kepada Soojung untuk selalu mengirim pesan kepadanya ketika ada masalah, membuat Soojung sering mengirim curhatannya kepada Jihoon. Namun Jihoon bahkan tidak membaca satupun pesan Soojung.

Soojung mengerti, jika dia mungkin lelah karena jadwalnya yang padat itu. Tapi menurut Soojung, seharusnya Jihoon tidak perlu memberikan harapan kepadanya jika dia tidak bisa menepatinya.

Tapi sekarang Soojung berusaha untuk tidak memikirkan itu. Sekarang dia sedang memikirkan akhirnya bisa melihat orang yang disukainya sejak lama secara langsung, bukan melalui media.

~~

Untung saja Soojung tidak terlambat datang, karena ketika dia datang, acaranya sudah mau mulai. Soojung berlari pelan, sambil mencari tempat duduk untuknya.

Akhirnya acara fanmeeting-nya sudah mulai, dan bahkan sejak awal acara saja Soojung sudah sangat bersemangat.

Ketika mulai mencapai akhir acara, gembira dan sedih bercampur satu di hati Soojung. Soojung sangat gembira karena akhirnya bisa melihat idolanya, terutama Jihoon, seseorang yang sudah lama disukainya itu secara langsung.

Sedihnya adalah, bahwa Soojung merasa tidak cukup. Soojung tidak ingin berpisah dengan mereka. Disaat acara berakhir, dia terisak. 'Harusnya aku tidak perlu kesini.' batinnya.

~~

"Permisi.."

"..."

"Nona.."

"..."

"..Nona?"

"Ah! Ya?" Soojung terkejut.

"Maaf mungkin telah menganggumu. Namun gedung ini sudah mau tutup dan tempat ini harus dibersihkan. Silahkan pergi."

"Oh, ya. Terimakasih." kata Soojung sambil membungkuk kepada petugas itu dengan rasa malu.

Soojung memang sering melamun, dimanapun dan kapanpun. Bahkan sekarang. Acaranya saja sudah berakhir sekitar satu jam yang lalu.

Soojung melangkahkan kakinya menuju keluar gedung. Badannya melangkah pergi, namun dia tak ingin pergi. Dia masih ingin melihat idolanya, dia masih ingin mendengar suara mereka secara langsung. Dia masih ingin melihat Jihoon.

Namun apa daya, acara telah berakhir. Yang berarti harus menunggu acara selanjutnya lagi. Soojung menghembuskan nafas kasar.

Ketika Soojung ingin keluar, dia melihat sosok yang sangat familiar baginya sedang berjalan keluar dari suatu ruangan.

Sosok itu, sambil memegang handphone-nya, berjalan dengan pelan dan santai.

Sosok yang Soojung rindukan dan cintai selama 5 tahun dan tak pernah luntur itu.

Lee Jihoon.

Jihoon mungkin berpikir bahwa fansnya semua telah pergi, sehingga dia dengan leluasa berjalan pergi tanpa perlu sembunyi-sembunyi.

Soojung menatap Jihoon, dengan airmatanya yang hampir jatuh namun masih ditahannya. Akhirnya, dia melihat dengan jelas orang yang dirindukannya itu. Soojung ingin sekali memanggilnya. Tapi.. apakah boleh?

Jihoon merasa ada yang menatapnya, jadi dia mencari siapa yang menatapnya itu. Ketika dia melihat orangnya, dia terlihat sedikit terkejut.

Dia mendekati Soojung yang sedari tadi hanya berdiri ditempat. Soojung yang menyadari Jihoon mulai mendekat ingin segera pergi, namun kakinya tidak ingin bergerak.

Jihoon semakin dekat ke Soojung. Dan akhirnya Jihoon berada tepat di depan Soojung. Mata Jihoon sedikit memerah.

"Min.. Soojung?"

Suara rendah Jihoon itu membuat Soojung meneteskan airmatanya yang daritadi ditahannya. Suara yang dirindukan oleh Soojung.

"Ji-Jihoon-ah.. " Soojung terisak.

Tanpa berkata apapun, Jihoon langsung memeluk Soojung dengan erat. Badan Jihoon sedikit bergetar, dia menangis tanpa suara.

Soojung juga membalas pelukan Jihoon. Soojung menangis pelan, sambil menepuk pelan punggung Jihoon.

"Soo-ah.. A-aku...ri-rindu.." kata Jihoon pelan disela tangisannya.

Soojung mengangguk pelan. "Aku juga.. "





















'Click!'

~Bersambung~

Haiii~ aku kembali 👋😂
Maafin kalo memang cerita aku ini kurang memuaskan, karena aku masih susah mencari kata untuk suatu adegan. Jadinya bahasa cerita aku itu kayak terbelit gitu lohh.

Aku maklum sih kalo kebanyakan orang belum terlalu bisa ngerti apa yang aku tulis, karena aku sendiri juga mikir bahwa tulisan aku ini sulit dimengerti wkwkwk.

Aku akan terus meningkatkan kemampuan aku. So,bye~💎

이 소설를 읽어 주셔서 고마워요<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Querencia💞 || Woozi SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang