Haruskah lembaran awal ini diawali dengan sebuah kerinduan?.
Kala itu, aku mengingat kembali, sebuah pertemuan yang tidak pernah di rencanakan. Ya, tapi jangan pernah kalian lupa, bahwa semesta tak pernah tidur.
.
Aku tak tau, atau bahkan kau pun tak tau?
.
Pada teriknya panas saat itu, di dalam benakku ingin sekali rasanya, disaat itu juga semesta pertemukan aku denganmu. Dan tak harus menunggu lama pun, semesta mendengar isi kepalaku, sudah ku katakan bukan, bahwa Ia tak pernah tidur.
Dan di waktu itu juga, aku diizinkan untuk melihat senyummu itu. Indah, sejuk sekali rasanya saat memandangmu. Walaupun hanya sebentar kita berbincang, tapi rasa itu terus membekas. Selalu aku ingat, akan rencananya yang tak pernah di duga itu.
Waktu pun terus berjalan, waktu tak membiarkan aku untuk berlama-lama dengannya, jahat sekali kau, atau memang aku yang egois? Karena tak ingin senyummu di rebut oleh waktu.Terimakasih semesta,
Tak ada kata yang mampu ku ucap.
Berkat rencanamu, hadirlah sebuah pertemuan yang tak diduga antara aku dengannya.Lewat pertemuan itu, kau berikan senyuman yang tak pernah ku lihat sebelumnya.
Dan aku, menikmati sebuah senyuman indah dari wajahmu,
Yang kemudian, waktu tega merebut kembali senyummu itu dariku.Tanpa tersadar ini jauh dari apa yang aku rencanakan..
Aku lebih dalam masuk lubuk hatimu, terperangkap dalam rayuan jiwamu.
Terpelosok bagai kampung yang jauh dari keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You My World
PoetryKau kuat karena dicintai, setidaknya oleh dirimu sendiri. Publish: 1/11/19