Chapter 3

10 2 0
                                    

Dengan kesal, Ray kembali kekelas nya setelah mendapat sedikit penjelasan dari Bu Dian.

Ray menghampiri Soraya, "Maksud lo apaan, hah?! Dengan masukin gua ke osis?!!"

Soraya malah mengambil headset dari tas nya, lalu memakainya sambil menyetel lagu rock yang memekakkan telinganya sendiri.

Ray menoyor kepala soraya, seraya mencabut heatset yang melekat di telinga nya.

"Dengerin gua bocah, sialan!"

"Apa?"

"Kenapa.Lo.masukin.gua.ke.osis?!" tanya Ray penuh penekanan.

"Kok gue? Emang punya bukti kalo gue yang masukin lo ke osis?" jawabnya santai.

"Terus? Siapa lagi orang yang punya dendam sama gua selain lo?! Semut?" balas Ray geram

"Bukan urusan gue." Soraya memakai kembali headset nya.

Ray memutuskan untuk membolos pelajaran selanjutnya sampai pulang sekolah.

....

Besoknya..

Ray bangun kesiangan, tapi ia tak perduli. Ia tetap berangkat ke sekolah walau sudah telat 1 jam lebih.

Ray memasuki sekolah melewati jalur rahasia dan pergi menuju Rooftop.

"Ngapain lo kesini, calon ketos? Sana pansos aja sama adek-adek kelas biar lo tambah hits." tanya Soraya terkekeh geli.

Ray melirik Soraya sekilas lalu beralih menatap kumpulan siswa siswi di bawahnya, "Bukan urusan lo.",

" Lihat, nih," ucap Soraya.

" WOIIII RAY ADA DISINI! SINI LIHAT SINI!" teriak Soraya hingga sontak semua orang menengok ke atap sekolah.

Ray terlihat seperti tertangkap basah maling kutang janda sebelah.

"Ray kamu ngapain? Sini, bentar lagi giliran kamu menyampaikan visi misi!" teriak Bu Dian memanggil Ray.

Ray menjawab dengan malas, "Iya bu"

Setelah itu Ray pergi dari Rooftop, saat melewati Soraya, Ray hanya berwajah datar, sangat datar, very datar.

Ray pergi menuju lapangan.

"Silakan." kata Bu Dian.

Ray berdiri di tengah lapangan dengar raut wajah datar.

"Nama saya Rasya Andrean. Visi dan Misi saya simple. Membantai Murid-murid yang tak menaati peraturan sekolah, Menjaga kedisiplinan murid-murid, mengembangkan bakat murid di bidang ekstrakulikuler dan membuat sekolah lebih maju lewat prestasi non akademik maupun akademik. Sekian terimakasih" setelah mengucapkan itu Ray pergi meninggalkan lapangan.

"PILIH RASYA GENGS! KAKAK GANTENGGG!! UWWW COOL BANGETTTTT!!!" teriak Indah, siswi cantik terpopuler di sekolah, beserta geng-geng nya.

Soraya menyeringai dari atas rooftop. "Kali ini lo beneran mampus, Ray! Hahaha!"

...

Besoknya...

Ray terkejut karena ia yang terpilih menjadi ketos saat dirinya di panggil Bu Dian.

Ray menghela napas berat dan kembali menuju kelasnya tanpa semangat.

Di tengah jalan, ia berpas-pasan dengan Soraya.

"Udah puas lo, hah?" tanya Ray datar dan dingin

"Belum." Soraya melenggang pergi sambil menyalakan rokoknya, tidak nafsu beradu argumen dengan Ray.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SO(RAY)ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang