Part 1.. Di balik kaca

74 14 1
                                    

Ini tempat sempurna meninjaunya dari kejauhan selama 15 menit dari balik kaca nako jendela bu kantin dekat fakultasku.

Memang agak gila, tapi hampir setiap hari selesai pelajaran kuliah ku sempatkan untuk mampir kesini hanya untuk melihat seseorang jauh dibalik kaca ini.

Untunglah dia juga sering disana bermain futsall dengan memakai ikat kepala dikening berwarna biru. Jadi saat tiba disini, aku tak perlu susah mencari sosoknya karena benda itu.

Tapi kadang aku tak menemukannya disana. Itu rutin saat hari jum'at, dan kadang sabtu.

Kudengar setiap jum'at dia ada kegiatan amal bersama komunitas islami yang ia masuki. Sedangkan sabtu aku juga kurang tau, tapi satu kali saat seluruh pelajaran telah selesai aku pernah melihatnya keluar dari ruangannya Ustadz Ilham, seorang dosen di kampus ini bersama Balqis.

Sebelum kujelaskan siapa Balqis dan nama orang yang selalu kulihat dari jendela kantin itu, ada baiknya ku kenalkan sedikit tentangku dulu sebelum mata kuliah selanjutnya tiba dan harus meninggalkan tempat ini juga orang dibalik kaca itu.

Aku mahasiswa semester 1 disini. Memang baru beberapa bulan, tapi orang itu sudah ku tinjau dari 2 tahun yg lalu. Nanti akan kuceritakan mengenai itu.

Umurku baru 19 tahun, 1 bulan lalu. Tapi cita-citaku ingin menikah di usia muda, itu karena banyak wanita muslimah yang menikah muda terlihat sangat bahagia dan sukses membuatku baper melihat postingan-postingan romantis mereka di sosial media.

Oh iya, aku muslimah yang baru proses hijrah. Namanya juga proses, kadang masih suka khilaf. Jadi maafkan aku, karena mataku masih suka melihat sosok orang itu pakai rasa disini, dihati.

Tapi dilain sisi, aku mulai sering ikut pengajian ataupun menonton talkshow motivasi hijrah di sekitar wilayah tempat tinggalku. Berpakaian syari, dan kewajiban lainnya alhamdulillah telah kuterapkan. Insya Allah secara perlahan akan lebih kutingkatkan, karena semua butuh proses.

Namaku?
Ah ya hampir lupa..
Kenalkan namak-

"Kayla..!!"

Baru saja mau kusebut, eh sudah ada yang memanggil.

"Kenapa Dil?" tanyaku heran melihatnya setengah berlari memasuki pintu kantin.

"Pak Iman..ayo!!"

Pak iman? Ah iya, kelasnya telah tiba.

Gadis itu menarik tanganku kuat, membawaku berlari bersama menuju kelas meninggalkan tempat favoritku.

Sepertinya Balqis dan orang di balik kaca belum bisa kuceritakan. Sabarlah, lain waktu pasti kujelaskan, itu juga jika kalian punya waktu mendengarkan ceritaku.

Dan orang ini, orang yang berlari bersamaku adalah sahabatku. Dia satu-satunya yang tahu tentangku dan orang di balik kaca itu.

Tahu namanya?

Tadi aku menyebut "Dil". Kalian boleh menebak dulu

3..

2..

1..

Sudah tahu?

Haha..

Yang pasti bukan Dilan

Tapi Dila, tidak pakai n.

"DILA"

**❤️**

Pria di Balik KacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang