Part 3.. Pertama kali

41 12 0
                                    

Kembali seperti biasa, aku sudah siap di posisi. Tapi dimana orang itu?

Tidak seperti biasanya, dia belum ada dibalik kaca saat aku sudah disini. Apa dia tidak masuk? Ah tidak, pagi tadi sempat kulihat orang itu memasuki kelasnya.

Suasana di kantin juga sangat ramai, membuatku sedikit susah berkonsentrasi dengan mata ini.

"Eh tunggu, kembaliannya. Nak Malik!! Hei.."

Suara ibu kantin juga menambah buyar konsentrasiku. Jika begini, sampai kelas berikutnya tiba aku takkan bisa melihat orang itu.

Hei tunggu, apa telingaku tak salah dengar tadi ibu kantin menyebut nama itu?

Mana? Mana dia?

Mungkinkah orang yang dipanggil bu kantin adalah orang yang sama dengan orang yang selalu kulihat sosoknya dari balik kaca ini?

Kulihat bu kantin kembali menyimpan uang kembalian orang itu, karena orang yang di panggil tidak mendengar teriakan bu kantin.

Lapangan footsal!!..

Kembali kepalaku menoleh ke tempat itu. Betapa leganya saat menemukan sosoknya telah ada disana. Sekarang orang itu tengah memegang bola setelah membagikan minuman kepada semua teman teamnya. Berarti benar, dia tadi memang ke kantin.

Orang itu adalah Malik, namanya Malik. Dia pria yang kukagumi sejak 2 tahun lalu. Malik cukup populer di kampus. Pintar, rajin, soleh, dan juga tampan tak ada alasan untuk tidak mengaguminya. Satu hal lagi, dia juga Hafiz Qur'an.

Semua kelebihan itu memang tidak sebanding denganku. Makanya aku hanya bisa menerima saat kudengar Balqis akan menikah. Ini ada hubungannya dengan Malik karena mereka sering terlihat bersama. Walaupun Balqis tidak pernah mengatakan siapa calon suaminya, tapi semua sudah sangat jelas.

Sakit? Iya, itu pasti

Itu sudah menjadi resiko bagiku sejak 2 tahun lalu. Dua tahun itu bukan waktu yang singkat, kuhabiskan dengan melihatnya dimanapun saat punya kesempatan, kapanpun itu. Tapi hanya sebatas itu dan tak ada perubahan, karena aku hanya diam.

Ponsel di kantong rok ku bergetar. Nama Dila tertera di layar itu.

"Wa'alaikum salam Dil"

"Iya, kenapa?"

"Oke!!"

Dila ingin ku temani ke perpustakaan, ada buku yang ingin dicarinya. Sekarang dia sedang di kelas mengerjakan tugas yang akan di kumpulkan besok, dan sebentar lagi dia akan disini. Untunglah tugasku telah kuselesaikan dengan cepat, hingga aku punya waktu duduk disini.

Aku punya waktu beberapa menit lagi untuk pria di balik kaca sebelum Dila tiba.

Tiba-tiba, seketika tubuhku mematung. Darahku terasa tersendat mengalir tidak lancar melihat apa yang ada di balik kaca ini belum pernah ku lihat sebelumnya.

Haruskah ku palingkan wajahku atau terus menoleh kesana dengan tatapan bodoh ini?

Ada yang berdetak kencang di dadaku. Semakin kencang dan terus kencang hingga tak dapat ku kendalikan.

Pria itu berdiri di balik sana, masih dengan ikat kepala biru dan bola di tangannya. Tapi kalian tahu apa yang membuat tanganku bergetar sehebat ini?

Disana, Malik sedang menatapku.

**❤️**

Pria di Balik KacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang