Aku tak pernah tenang.
Saat itu aku sering di bully oleh teman-teman ku disekolah. Dari mulai mengotori meja dengan tulisan, menjejalkan kotoran ke loker sepatu, hingga saat aku sedang di toilet pun mereka selalu menumpahkan sampah melalui atas toilet tepat di atas kepalaku.
Itu bukan apa-apa .
Sampai suatu hari.
Seorang pemuda tampan mengajaku bertemu di taman scoulandflower. Kami berkenalan lalu mengobrol dengan sangat asyik dan nyaman, kusimpulkan dari obrolan-obrolan itu bahwa kami mempunyai persamaan yang banyak.
Dia bilang, tak jarang mengamatiku selalu murung di sekolah.
"Kenapa?" katanya.
Dia juga mengaku tertarik padaku karna "Kau sangat rapuh dan manis, itu yang membuatku ingin melindungmu" Ungkapnya.
Singkat cerita.
Saat hendak pulang aku berciuman dengannya dan berjanji esok sore akan bertemu lagi.
Keesokan hari nya (pagi) sebelum sempat aku membayangkan kencan di sore yang akan datang, Seseorang meninggalkan sebuah surat di loker sepatuku. Dia menyuruhku ke WC tua tak terpakai di belakang sekolah.
Jujur saja saat itu perasaan ku sudah tak enak.
Dan benar saja, ketika sampai dan celingukan sebuah tangan tiba tiba membalikan badanku dari belakang. Tamparan dilayangkan tiba-tiba mengenai pipi, di susul tonjokan yang amat keras menghantam perut. Saat itu aku tau, ada lebih dari satu orang yang mengeroyokku.
Belum sempat melihat siapa orang yang melakukan hal tersebut aku malah merosot terduduk kesakitan.
Kerah bajuku ditarik, dan dengan pandangan yang membuaram aku bisa merasakan tubuh ini terangkat ke atas.
Rupanya salah satu dari mereka menodongkan potongan linggis yang cukup runcing ke dadaku.
Perlahan namun pasti aku merasakan rasa sakit yg luar biasa seiring dengan masuknya benda itu ke sela sela rusukku. Seketika cairan merahpun keluar menyembur dari mulut dan dada ini banyak, banyak, dan semakin banyak.
Penglihatan buram ku memburam dan yang hanya bisa kulihat akhirnya adalah gelap.
Kalimat terakhir ku dengar dari entah siapa si jalang tukang bully itu adalah.
"Jangan menggangu Revan."
.
.
.
.
.
Aku masih ingat kejadian itu.
Bagaimana aku diseret nantinya.
Dan aku juga masih mengingat, dimana mayatku di sembunyikan.
Anehnya aku tak bisa melihat wajah dan mengenal suara mereka bahkan sampai akhir hayatku.
Saat itulah.
Aku tak pernah tenang.
Sibuk mencari di mana gerangan mereka yg membunuhku hanya karna hal sepele itu.
Dan mungkin disampingmu sekarang aku sedang melihatmu membaca cerita ini.
"APAKAH KAMU PELAKUNYA?"
JANGAN MENOLEH.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Brutal
Short StoryKisah slince of life seputar Psikopat, Kanibal dan Hantu. Ada yang murni buatan sendiri, begitupun ada juga yang murni hasil jiplak. Kalian bisa memilih cerita secara acak. Selamat membaca.