Kau yakin ingin membaca cerita ini sendirian? Tidak, mungkin seseorang yang ada di belakangmu itu akan ikut membacanya.
Cerita disini gak semuanya murni buatanku sendiri, tapi aku yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dengan tambahan secuk...
Jacob membanting pintu dengan keras. Dia kesal terhadap sang ayah. Beberapa saat sebelumnya, Jacob pergi ke dapur rumah orang tuanya tempat di mana dia tinggal.
Semua yang ingin dia lakukan hanyalah makan, menonton televisi, dan berselancar di internet menggunakan laptopnya.
Namun sang ayah tidak mengizinkan. Dia berusia pertengahan dua puluh tahun, pengangguran, dan masih menumpang.
Sang ayah menyuruh Jacob membersihkan ruang tamu sebagai tugas rutin, dan bertanya dengan nada agak kasar apakah dia sudah mendapatkan pekerjaan — tentu saja jawabannya adalah belum.
Jacob lelah karena setiap hari mendengar pertanyaan yang sama dari sang ayah, dia bergegas keluar dari dapur, meninggalkan laptop dan kulkas yang terbuka. Ketika pergi, dia berteriak mencaci maki sang ayah, dan mengatakan berharap bahwa sang ayah akan segera mati sehingga dia bisa pergi bersama ibunya ke neraka.
Ibu Jacob, Molly, telah meninggal di awal tahun ketika mobil yang dikendarai sang ayah melaju di bidang es dan tergelincir ke jurang.
Jacob terus marah kepada sang ayah, seseorang yang dia benci—seolah-olah—telah membunuh ibunya. Tidak ada ikatan ayah/anak yang kuat di antara mereka, dan ditambah dengan kematian sang ibu.
Jacob masih menggerutu dan lelah karena begadang semalaman memainkan game online, dia tertidur. Ketika terbangun, dia mendapati bahwa keadaan rumah sunyi. Sang ayah biasanya akan membuat keributan pada setiap jam; jika tidak dengan dengkuran, pasti dengan suara televisi yang menyala.
Jacob memberanikan diri keluar dari kamar dan berteriak memanggil untuk mengetahui apakah ada orang di rumah. Dia memeriksa semua ruangan sampai tiba di dapur, di mana dia melihat laptopnya tertutup, tetapi masih menyala.
Dengan marah dia mengira bahwa sang ayah telah mengotak-atik laptopnya, dia membawa benda itu dan menyalakan televisi. Kemudian membukanya, dia menyalakan lagi dan mencari tahu apa saja yang telah dilakukan sang ayah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berkas teks di desktop terdapat sebuah berkas berjudul “dad.txt” bahwa dia yakin sebelumnya berkas itu tidak ada. Rasa penasaran semakin bertambah, dia membuka berkas itu. Beberapa saat kemudian, dia sangat menyesal.
Dokumen itu, berisi kata-kata ‘Ayah minta maaf;’ ‘Ayah menyayangimu;’ dan ‘Selamat tinggal;’ ternyata ini adalah catatan bunuh diri sang ayah.
Berkas itu menggambarkan bahwa dia tertekan atas kematian sang istri, ucapan Jacob yang menusuk terlalu berat baginya untuk ditahan lagi.