Timbul perubahan

2.9K 114 12
                                        

💧💧💧💧

Sepulang dari mesjid pangeran dan arumi menyantap makan malam yang seadanya, Nasi goreng dan telur ceplok. Jujur saja pangeran merasa ketagihan memakan masakan buatan arumi meskipun hanya nasi goreng tapi entah kenapa ia sudah 3 kali menambah nasi di piringnya.

Arumi Mendekat kan wajah " enak ya?"

"Biasa aja, gue cuma laper tau" ungkapnya dusta, arumi langsung cemberut .

Membahagiakan arumi dengan cara memuji adalah hal yang aneh bagi pangeran, mungkin butuh waktu untuk bisa dekat dengan arumi tapi tidak harus memuji, hem.. Dekat? Apa pangeran sudah hilang akal? Tidak mungkin seorang pangeran memiliki rasa dengan arumi.

"Kenapa bengong? Ga baik makan sambil bengong"  tegur arumi .

Pangeran menggeleng "eh--.. Ga kok" kembali melahap makanannya, mungkin otaknya tadi sedang kumat .

        🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Tidak ada Tv, tidak ada ponsel dan tidak ada aktivitas lainnya selain tidur. Kini pangeran berbaring sambil menatap langit langit kamarnya, disana hanya ada laba-laba yang bersarang dan sekumpulan hewan yang terperangkap oleh jaringnya.

Menatap aksi laba-laba itu sama sekali tidak ada enaknya jika ada tv mungkin ia akan nonton siaran action spyderman bukan malah nonton laba-laba disini. Pangeran tidak habis pikir ayah dan ibunya tega  sekali mengusirnya hanya karena arumi, lagi lagi arumi sebenarnya siapa sih anaknya? Pangeran atau arumi ? Hah.. Pangeran sial sekali punya hidup seperti ini.

Tapi kemana kutu loncat itu? Mengingat arumi menghilang   Pangeran segera bangun dari tidur dan mengedarkan pandangannya mencari sosok arumi .

Sedikit lega ternyata arumi sedang duduk di luar memandang bintang, pangeran agak geli melihat gadis berjilbab panjang ini benar-benar puitis pake keluar mandang bintang.

  Menyadari kehadiran pangeran arumi berbalik dan tersenyum .

"Ngapain rum? Ntar ada kuntil lewat"

"Biarin, kalo ada lewat aku suruh mampir" ucap arumi asal .

Tubuh pangeran refleks merinding membayangkan ucapan ngawur arumi

"ishh.. Lo ini" kemudian ikut duduk. Pangeran melirik arumi yang sedari tadi diam memandang langit.

Sedari tadi mereka terdiam, akhirnya pangeran membuka suara.

Menatap arumi"hem.. lo kenapa rum"

"Aku kangen abi sama umiku ran"

air mata arumipun menetes, oh tidak.. pangeran harus apa? Bagaimana cara membuatnya tenang, mungkin pangeran tidak keliatan panik tapi pikirannya luwer kemana-mana, bukankah gadis rumahan sepertinya memang mudah merindukan rumah dan orang tuanya.. , arumi mulai menunduk dan menutup wajahnya .

sial sekali. pangeran tidak berpengalaman menenangkan wanita.. Bukankah selama ini dia lelaki brengsek yang justru membuat wanita-wanita menangis.

Beberapa detik ia berkutat dengan pikirannya akhirnya Tangan pangeran  bergerak menyentuh pundak arumi, dan membawa tubuh arumi jatuh pada dadanya.

Hangat.. Hangat yang dirasakan keduanya, arumi tidak percaya pangeran akan melakukan ini, arumi tetap fokus pada kesedihannya yang rindu abi umminya di rumah. Pangeran awalnya ragu untuk mempererat pelukannya tapi karena arumi  terisak mungkin pelukan lebih erat dibutuhkannya saat ini

"Udah rum.. Jangan nangis lagi" lirih pangeran.

Detik berganti menit akhirnya arumi sedikit tenang. Kini pangeran masih memeluk tubuhnya,

"Pangeran.."

"Hm.." pangeran masih asik memeluk arumi tanpa sadar.

"Ketek kamu bau ran"

"Haahh!!" sedikit membelalakkan matanya.

tidak asik arumi, pangeran jadi melepaskan pelukannya dan menatap tajam rumi, mana mungkin pria tampan sepertinya bau ketek, ia segera mencium seluruh tubuhnya tetutama ketek, namun nihil tidak ada bau sama sekali.

Mencium keteknya ". Ga bau .. Ga!" 

Senyum arumi berubah jadi tawa menyaksikan pangeran yang berwajah serius, tawa arumi meledak di keheningan malam . pangeran sebenarnya ingin marah tapi melihat tawa sang istri membuatnya batal dan justru ikut tersenyum kesal.

Melihat kedepan "Cantik rum.. Kalo lo senyum"  .

Tawa arumi jadi menurun, jantungnya berdentum hebat .. Apakah tadi ia tidak salah dengar? Apakah itu bentuk pujian tulus? .. Arumi terbelalak kini pangeran justru menatapnya serius.

Satu

Dua

Tiga.  deg. Jantung arumi tidak normal, pangeran kini beralih menatapnya sangat dalam nyaris menghipnotis dunia arumi.

"Becanda huuu" Deg. lalu kabur masuk ke dalam rumah. Akhirnya jantungnya kembali normal .

Arumi cemberut lalu ikut masuk bersama pangeran yang jail.

"Awas .. Nanti makan pagi biar kamu yang masak sendiri"  ancaman arumi yang dibelakang punggungnya membuat pangeran terkekeh.

"Oke oke.. Hehe ya udah sholat isya yuk" tawar pangeran sambil senyum sampai sampai matanya tidak keliatan.

Terbelalak " sholat?"

pangeran menjawab simple  mengangguk dan menuju ke tempat wudhu, di ikuti arumi yang masih keheranan.

Apakah barusan pangeran bercanda? Atau dia benar-benar berubah  ? Arumi tersenyum tapi senyumnya masih mengganjal, ia harus tau kenapa bisa terjadi.. Padahal arumi belum beraksi apapun tapi pangeran sudah lebih dulu bertaubat?.

Tingkah arumi membuat pangeran tersenyum kecut, pasti istrinya penasaran kenapa bisa ia seperti ini

"Rum.. Ayo.. Kita sholat ber jamaah  tapi, ajarin gue dulu bacaannya. Gue udah lama ga sholat rum". Arumi menggaguk semangat .

" dan nanti gue ceritain kenapa bisa gue pengen sholat hehe"

Arumi tersenyum melihat pangeran yang antusias . jujur saja mata arumi berkaca kaca ia sangat terharu bila memang perubahannya secepat ini.

ArumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang