MOTOR Ninja berwarna merah yang di kendarai Putra melaju dengan kencang di jalanan kota yang agak macet menuju sekolah.
Gerbang berwarna hitam dengan tinggi dua meter tersebut sudah kelihatan dari kejauhan, Putra berhenti tepat di depannya bersamaan dengan Pak Santo, satpam di sekolah Putra yang akan mengunci gerbang.
"Pak.. Pak.. Tunggu dulu, biarkan saya masuk Pak, please.." Putra memasang wajah sememelas mungkin agar Pak Santo membiarkannya masuk.
"Ini kali pertamanya kamu telat Putra, lain kali jangan diulangi lagi, bersyukurlah kamu masih bisa Bapak izinkan masuk, sudah, masuk sana"
"Baik Pak, terima kasih" ucap Putra dengan senyum manisnya.
Untunglah gue selamat..
Putra melaju dengan motor besarnya menuju parkiran dan berlari di koridor yang sepi ke kelas XI-IPA 3 di lantai dua.
Bukk..
"Ehh kalo jalan pakek mata dongg! Gimana sihh" bentak seorang cewek berambut sepunggung yang di urai pada Putra.
"Bukannya minta maaf malah marahin gue, minta maaf gak lo, dasar cewek aneh" ucap Putra.
"Kenapa gue harus minta maaf, lo aja yang jalan gak pakek mata, kalo rabun tu pakai kacamata dong, haha"
Wahh keterlaluan nihh cewek, ngehina gue.. ucap Putra dalam hati.
"Kelas berapa sih lo?! Gak ada sopan santun banget sama orang" ucap Putra.
"Emangnya apa urusannya sama lo gue kelas berapa, kalo lo mau ngajak gue berantem ayo, gue gak takut kalo di panggil guru, memang lo yang salah" kata cewek itu sambil mengepalkan tangannya mengambil ancang ancang.
"Sebentar, kayaknya ada salah paham yaa, jelas jelas tadi lo duluan yang nabrak gue, kenapa gue yang salah" perjelas Putra.
"Gue gak akan nabrak lo kalo bukan lo duluan yang nabrak gue" kata cewek itu dengan nada sok.
"Maaf yaa, gue harus masuk ke kelas sekarang, gue gak ada waktu ngurusin cewek aneh kayak lo, gue lagi buru buru, bye." Ucap Putra menekankan kata aneh dan berlari meninggalkan cewek itu.
"SOK BANGET LO! AWAS AJA KALO KETEMU LAGI" jerit cewek itu kepada Putra yang sudah berlalu.
Dasar cewek anehh.. Gumam Putra.
Putra melanjutkan lari pagi nya di koridor sekolah sendirian. Terdengar rintikan air hujan di luar ruangan yang turun saat Putra memasuki ruang kelas dengan pintu bercat abu abu itu.
"Permisi Pak, maaf saya telat"
"Putra Pradana? Ini pertama kalinya kamu terlambat, masih bisa Bapak maafkan, kalo besok terlambat lagi kamu gak boleh ikut pelajaran Bapak, silakan duduk"
"Baik Pak, terima kasih"
Gue kira mau di hukum lari keliling lapangan atau hormat di tiang bendera selama jam pelajaran selesai, ehh ternyata nggak. Gue selamat lagi..
"Putra, gila lo, kok bisa telat sihh, biasanya lo yang datang paling awal, kesambet apa lo hari ini?" ucap Alex, sahabat Putra yang paling bisa dia andalin di antara tiga sahabatnya.
"Gak tau, gue tadi bangun jam 6, bayangin aja seberapa kesiangannya gue lex, huhh, untung gak kena hukum"
"Terus, gue tadi di tabrak cewek aneh, gue gak kenal, bukannya minta maaf malah marahin gue, kan aneh, makanya gue agak telat masuk kelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra dan Putri
RomanceRasa yang seharusnya tidak pernah ada di antara kita. Rasa yang dulu menyembuhkan luka kini malah menyakiti dan menambah luka baru. Memang seharusnya dari dulu kita mengakhiri rasa yang sepertinya tidak akan ada ujungnya ini. Sebenarnya aku masih i...