Part 3.

798 69 16
                                    

Enjoy.

-------------

Kanata menatap lurus pada gadis yang berdiri di depan kelas itu, tersirat rasa ketertarikan saat Kanata mencium bau darah yang sangat enak dan lebih menggiurkan dari darah Yui, membuat gadis surai silver itu menjilat bagian bawah bibirnya, ia menyeringai.

Iris merah itu melirik ke samping, melihat bagaimana reaksi sang kakak, cukup mengejutkan saat melihat pandangan memuja sang kakak pada gadis itu, membuat Kanata merasa sangat tertarik.

"Menarik.." Bisiknya pelan, hingga tak ada yang bisa mendengar saking pelannya bisikan itu, sebuah ide terlintas di pikirannya.

"[Name]-san!! Aku mau!!" Senyum polos ditunjukkan, sembari berdiri menunjukkan dirinya, iris merahnya menunjukkan keantusiasan.

[Name] tersenyum lembut, sang gadis dengan surai hitam dan iris senada itu terlihat bahagia, tangan kanannya mengambil formulir yang diapit oleh lengan sebelah kiri, berjalan pelan ke arah Kanata dan memberikan Formulir itu.

"Silahkan isi formnya, ah!! Kau bisa memberikan nya saat istirahat, aku selalu berada di ruang osis."

Kedua kelopak mata Kanata terpejam menikmati aroma sedap yang memasuki indra penciuman, sebelum akhirnya kembali terbuka setelah mengontrol dirinya. Yang terlihat adalah sosok [Name] yang menatap bingung pada nya, Kanata mengambil formulir yang disodorkan [Name], tersenyum ceria, membuat gadis dihadapannya ikut tersenyum.

"Etto... [Name]-san?"

"Ya?"

[Name] membalasnya dengan nada penasaran, menatap Kanata tak sabaran seraya mengambil formulir yang diapitnya.

"Bisakah aku minta satu lagi?"

[Name] menyodorkan satu lembar formulir ke arah Kanata, yang tentunya disambut Kanata dengan senang hati dan cengiran bahagia.

"Untuk apa?" Ia bertanya, menatap Kanata penasaran.

"Kakakku!! Bolehkan?"

[Name] tersenyum, mengangguk pelan, berbeda dengan subaru yang melotot pada Kanata, tentu saja diabaikan oleh gadis albino itu, Subaru mendecih kesal lalu memalingkan pandangannya saat [Name] menatapnya, Kanata hanya terkekeh melihat kejadian itu.

"Tentu saja boleh... Kalau begitu aku permisi."

Kanata melambaikan tangannya saat [Name] mulai menjauh, tentu hal itu dibalas antusias oleh [Name], sampai gadis itu menghilang dari balik pintu kelas.

Vampire.
[Name].

Iris subaru menatap lurus pada Kanata, meminta penjelasan atas perlakuannya tadi, mereka sedang berada di atap, menikmati makan siang bersama, kecuali Subaru yang dari tadi gelisah dan kesal dengan perlakuan Kanata, untung saja adiknya.

Kanata hanya memakan makanan yang dibuatkan oleh sang emak tertjintah yaitu Mak Reiji yang rajin masakin makanan buat Kanata, sayang mak reiji deh.

"Kanata.."

Subaru merebut kotak makan milik Kanata, membuat sang gadis menatap kesal pada pemuda albino itu, mencoba merebut kembali kotak berisi makanan manis itu, Subaru hanya menghela nafas lalu menjewer telinga Kanata.

"Awduh!! Nii-sama kok jahat sih? Aku kan mau makan-" Kanata protes, lalu kembali diam saat mendapati pelototan dari Subaru, membuatnya lansung kicep dan duduk manis.

Iris merah subaru menatap tajam dan menusuk pada Kanata, Kanata pun langsung diam dan menoleh ke arah lain, takut.

"Aku serius kali ini, Kenapa kau seenaknya melakukan hal tadi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang