"Brukk..!! "Sebuah mobil sepertinya telah menabrak sesuatu. Tiba-tiba aku berpikir, siapa yang tertabrak, bukankah yang di belakangku hanya dia saja? Jangan-jangan?!!
Dan saat ku lihat, ternyata dugaanku benar, dia yang tertabrak. Aku menghampirinya yang terkapar penuh luka dan hujan semakin deras turun. Dia berkata lirih"aku mungkin terlalu egois, maafkan aku" ucapnya. lalu dia menarik napas panjang dengan pergi menuju ke kehidupan abadi, meninggalkan ku seorang diri ditengah hujan ini. Aku menjerit sekeras mungkin, "tidakkk"
Lalu ibu membangunkan ku. "Nak, kok kamu tidur disini sih? " dan kenapa tadi kamu menjerit keras sekali, ibu pikir terjadi apa-apa! " ucap ibu tersebut.
Aku belum sempat menjawab pertanyaan ibu dan melihat kearah jarum jam yang melekat di dinding kamarku dan ternyata sudah pukul 23.00 wib. Ibu hanya menggeleng-geleng dan pergi dari kamarku.Lalu aku berbaring melanjutkan tidurku karena tubuhku ini serasa begitu lela. Aku bergumam dalam hati,"tuhan, apakakah arti mimpi ini?"
*****
Aku bingung apakah ini sebuah mimpi atau benar-benar nyata. Di sekolah, dia tiba-tiba menghampiriku dan menyapa ku, padahal sudah jelas-jelas dia sedang tak acuh padaku."Pagi,, gladis! Gimana kabarmu?" tanya nya sembari tersenyum kecil. " a,, alhamdulillah baik, kamu sendiri? " jawabku tergagap-gagap. " kamu gak liat kalo aku sangat baik? Ayolah masuk kelas ada yang mau aku tunjukin sama kamu, dis!" ajaknya. Aku pun memasuki kelas dan ternyata ada seorang murid baru di kls ini, yang aku tahu namanya laysa, siswa dari SMA Bandung. Kuperhatikan, sepertinya dia begitu akrab dengan sasa. Dan aku mulai curiga"apakah sia berbuat sopan pagi ini hanya ingin memamerkan seorang teman yang lebih baik dari ku? " gumam ku dalam hati. "Andai kau tahu, rasanya menyakitkan.. "
Jam pelajaran terakhir, dan aku tengah berjalan pulang kerumah ku tercinta. Siang ini, hujan turun begitu derasnya. Di tengah perjalanan pulang, aku melihat dia berdiri di seberang dengan memengang sebuah payung seperti tengah menunggu seseorang. Dia berjalan kearahku. Kukira dia datang untuku, tapi ternyata dia hanya menghampiri laysa yang berjalan di belakangku. Mungkin dia telah menganggapku orang asing. Dengan berat hati, aku pulang bersama guyuran air hujan.
Hujan telah membuatku demam keesokan harinya. Anehnya, dalan keadaan ku yang sakit, dia samasekali tak peduli
Esok harinya setelah sembuh, seperti biasa aku pulang sekolah sendiri. Dan di seberang sana, kulihat si sedang berjalan besama laysa. Tetapi tampaknya di arah lain ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arah mereka. Aku mencoba berlari secepat mungkin untuk menyelamatkannya. Setelah mobil itu mendekat, aku dorong dia agar menjauh dari mobil itu meski pada akhirnya aku yang tertabrak. Aku terbanting dengan darah yang keluar dari tubuh ku. Setelah ku terkapar, kulihat dia berada di sampingku sambil berkata, "maafkan aku, gladis! Sudah lama aku mengacaukan mu. Aku menyesal saat ini kau terkapar di liputi luka karena kau berkorban hanya untuk menyelamatkanku, orang terkejam bagimu, orang yang selalu membuatmu terluka. Kenapa kau tak membiarkan aku mati tertabrak? Kenapa kau lakukan ini gladis? " tukasnya menyesal
"Aku..tak mau..me..lihatmu terluka..aku yang pantes teluka..kau ingin aku pergikan?aku telah mengabulkan keinginan mu.." timpalku dengan menghembuskan napas terakhir
"Kringggggg.."
Jam beker ku berdering menunjukan pukul04.30 pagi. Rupanya kejadian tadi hanya mimpi. Dalam mimpi itu, aku bertemu sasa. Kami bersabar sejak TK.
"Ahkk,, mengapa aku membahas ini lagi? Ucapku sambil berdiri
Ciamis-18-03
Nur ilmi hayati
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams come true
Mistério / SuspenseKautahu? Aku tak ingin selalu seperti ini, menjadi seseorang yang selalu putus asa. Tp tak apa, sosok yang telah menjadi bagian dalam hidupku. Aku telah mendapat sejarah mengenal sosok sepertinya.