Cerita Kita

1K 106 186
                                    

Lelaki dengan tubuh tinggi itu menghempaskan tubuhnya di kasurnya. Baru saja kembali dari kampus. Menjadi anak rantau di Negeri orang tidak semudah yang terlihat. Beruntung dirinya bertemu teman-teman yang satu Negara dengannya. Meski terasa berat dan sulit namun hal itu bisa menjadi salah satu alasannya untuk tetap kuat dan bertahan.

Pintu kamarnya terbuka, menampakan lelaki tinggi dengan mata sipitnya. "Ko Jae, dipanggil Ko Junmyeon," kata lelaki itu.

"Iya, wait a minute! I have to change my clothes", kata Jaehyung kemudian bangkit berdiri, "eh sekalian bilangin malem ini pada mau makan apa".

Jaebum─lelaki yang tadi memanggil Jaehyung─mengangguk lalu beranjak pergi dari kamar milik Jaehyung.

Sepeninggalan Jaebum lelaki itu beranjak menuju kamar mandinya. Berubah fikiran sekalian mandi saja. Rasanya dia ingin kembali ke negara asalnya tapi, mengingat biaya kuliah yang tidaklah murah membuatnya mengurungkan niatnya, "at least gue tinggal selesaiin kuliah kan ya? Which is 2 tahun lagi" gumamnya masih asik mengguyur tubuhnya.

Tak sampai setengah jam Jaehyung keluar dari kamar dengan aroma segar khas orang sehabis mandi, meski ekspresi wajahnya masih belum berubah juga. Terlalu banyak fikiran yang menyambangi kepalanya. Manik mata sipitnya menangkap teman-temannya yang sedang asik dengan urusan masing-masing, ribut, berisik, tapi Ia suka karena jadi tak merasakan kesepian menimbulkan seulas senyum simpul di bibirnya.

"Itu muka kau kenapa lah? Macam banyak kali yang mau kau pikirin" celetuk lelaki berdarah Cina-Medan itu.

"Biasanya kalo gitu karena uang bulanan belum dikirim atau gak tugas yang minta dikelonin" sahut Mino dari balik dapur, entah sedang sibuk apa.

Jaehyung mendudukan dirinya disebelah Seunghoon yang kalem memakan camilan miliknya, sesekali tangannya ikut andil mengambil camilan Seunghoon yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari pria keturan Cina dengan logat medhok khas Jawa itu.

"Bawel lo pada," celetuk Jaehyung menanggapi.

Sementara Jaebum yang berada di meja makan sedang mendengus kesal dengan dendeng delivery yang ia pesan kemarin. Mahal, sebenarnya bisa dimaklumi mengingat Singapura memiliki pajak yang tinggi. Tapi kali ini semua tak sesuai ekspetasinya. Rasa daging yang sedikit mentah dan keras, belum lagi rasa cabai yang tidak ada rasa 'Minang'nya sama sekali. Mino yang kebetulan sedang di dapur melihat hal itu, Ia menghampiri Jaebum dan berusaha mengembalikan mood 'adik'nya itu, "Udah..jangan cemberut mulu elah."

"Tapi Ko..ini tuh ga enak.. ga kayak masakan di Padang." Lagi, Mino hanya bisa menghela napas. Jaebum yang mendumal adalah hal yang paling Ia hindari, karena memang akan berlangsung lama dan salah-salah malah jadi dia yang kena amukannya.

"Ya kan bisa minta resep dari Mama, adek manis.." tangan Mino dengan nakalnya mengusak surai hitam milik Jaebum, sekali lagi mencoba menenangkan laki-laki dengan dua tanda manis di kelopak mata kirinya tersebut.

"Ya prcuma juga kalo minta resep Mama tapi gak bisa masaknya" dengus Jaebum kesal dengan bibir yang menyebik.

Seungyoon yang tengah menyusun kotak-kotak bermerek tupperware mendelik kesal karena harus melihat dan mendengar pembicaraan Mino dan Jaebum. Kenapa mudah sekali buat pria bertattoo itu menyentuh-nyentuh calon kekasihnya. Catat baik-baik, baru CALON.

"Ngapain liat-liat?" Mino menyeringai saat melihat Seungyoon yang masih tampak kesal.

"Tanganmu ito loh, jangan asal megang lah." Nada suara Seungyoon dibuat-buat pelan, menahan amarah.

"Heh, tangan kau tu jangan asal. Kugigit mau kau?" Suara husky dengan nada batak kental membuat Mino menarik tangannya ke bawah.

Seungyoon jadi menjulurkan lidahnya ke arah Mino meledek, sedang lelaki bertattoo itu jadi mencebik sebal dan kembali ke dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

crazy rich koko-kokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang