Suara gemericik air hujan dan awan kelabu membuat banyak orang berdecak sebal. Apalagi turun ketika semua orang akan memulai aktivitas yang memusingkan setelah menenangkan diri di hari minggu. Senin pagi, dan semua orang terpaksa melebarkan payung di atas kepala sehingga terhindar dari tetesan hujan.
Wajah orang - orang saat itu sangat lesu. Bagaimana tidak, saat hujan begitu enaknya merebahkan diri di atas kasur empuk, beserta selimut yang terhampar membalut tubuh, juga tak lupa secangkir teh hangat yang menghangatkan tenggorokan. Bukan sibuk mengejar waktu, pergi bertemu kolega ataupun duduk di bangku belakang mendengarkan ocehan guru di depan kelas.
Seoul tampak tak banyak berubah, tetap sibuk dan membosankan. Bahkan disaat hujan turun dengan deras.
Tak terkecuali kamar nomor 95 yang ada di salah satu flat dekat universitas ternama di Seoul.
Bunyi grasak grusuk penghuni kamar itu mengisi pagi mereka.
“YA KIM TAEHYUNG! KAU MENGAMBIL CATATAN KU LAGI?!!” teriak salah satu penghuni kamar itu.
Iya, satu kamar berisi dua orang.
Yang dipanggil keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tersampir di pinggangnya dan air yang menetes dari ujung rambutnya.
Jimin? Tidak, dia tidak terkejut. Jimin dan Taehyung bukan baru kenal dan tinggal bersama satu dua hari, yang masih belum terbiasa dengan kelakuan aneh satu sama lain. Keduanya sudah bersahabat sejak kecil, tinggal di asrama yang sama sejak duduk dibangku smp. Dan sekarang mereka tinggal di flat yang sama.
Bosan? Tidak juga. Keduanya punya cara sendiri mengatasi kejenuhan itu.
“apa sih jim. Pagi-pagi uda teriak-teriak.” jawab Taehyung yang berkacak pinggang di daun pintu.
“Catatanku tae! Catatan kuuuuu,” pandangannya tetap fokus ke rak bukunya dengan tangan yang sibuk membongkar isi rak.
Taehyung tetap berdiri disana. Matanya tak sengaja menangkap sebuah buku catatan di atas kasur Jimin. Taehyung berasumsi, itu adalah buku catatan yang sedang dicari sahabatnya itu.
“Memangnya catatan apa jim?” tanya Taehyung santai.
“Ituuuu, catatan yang berisi koreografi yang sudah aku persiapkan untuk ujian akhir. Dan hari ini coach Hyunjin ingin melihatnya.” Tangannya masih sibuk mencari. Dia mengumpat pelan di setiap tangannya terulur ke dalam rak.
“Catatan koreografi? Dan kau menuduh aku mengambilnya? Serius Jim, untuk apa aku mengambil ituuu,” Taehyung memutar matanya. Dia masih belum memberitahu sahabatnya itu bahwa buku catatan yang dicarinya ada di atas kasur.
“Huh!” Jimin berdiri, dia melangkah sambil menghentakkan kakinya. “Kau sangat tidak membantu tuan Kim. MINGGIR!” Dan Jimin keluar dari kamarnya.
Jimin berjalan ke arah ruang tengah. Disana ada dua sofa, satu meja kecil yang diatasnya terdapat kaktus kecil.
Jimin melemparkan bantal-bantal yang tak bersalah ke sembarang arah.
Keringatnya mengucur deras. 40 menit lagi dia harus ada di tempat latihan, dan sekarang dia masih berkutat mencari buku catatannya itu.
“tenangkan pikiranmu dulu Jim. Gak bakal ketemu kalau nyarinya seperti orang kesetanan gitu.” Ucap Taehyung tenang.
“Tenang tenang. Tenang palamu itu. Gimana aku bisa tenang kalau catatanku menghilang gini.” Suara Jimin mulai serak. Air matanya sudah memenuhi pelupuk matanya.
“Coba cari lagi di dalam kamarmu. Atau di dalam tasmu itu.” Jimin menuruti saran Taehyung. Didalam hati, dia curiga pemuda Kim ini yang menyimpan catatanya itu. Dengan mata yang memicing tajam, dia melewati Taehyung yang pinggangnya masih terbalut handuk putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTED [VMIN] ✔
Fanfiction"Tae, would you like to show me something?" "What it is?" "m-mm c-could you show me, how --how it feel when your lips are touch mine," !!WARNING!! •Mature content🔞 •BxB •Kim Taehyung (top) Park Jimin (bott) written by, @MinnieMe__