(3) Jangan membuatku Khawatir

40 4 3
                                    

Seoul, 3 Oct 2003

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu. Sudah terlihat musim akan berganti menjadi musim gugur. Dedauan sudah mulai berganti warna dari hijau menjadi kuning, merah, jingga dan cokelat.

Besok adalah hari ulang tahun Ilhoon, saat ini ia sedang menuju kembali ke rumah. Ia habis melakukan tamasya bersama dengan teman teman sekolahnya ke Pulau Jeju.

Berhubung Ilhoon belum sampai dirumah, para hyung dan dongsaeng berencana ingin membuat pesta kejutan untuknya.

Sungjae yang bertugas membeli kue di toko dekat dengan rumah saat itu. Ketika ia hendak pergi keluar, tiba tiba saja Yoon Ae berlari kepadanya sambil berteriak "Sungjae Oppa......Boleh ikut?" Celotehnya dengan gemas sambil menunjukan wajah memelas.

Sungjae membungkukan tubuhnya, sambil tersenyum lalu menatap lembut ke adik kecilnya itu. "Yoon Ae mau ikut Sungjae oppa? Yoon Ae sudah izin dengan Minhyuk Oppa? Jika Yoon Ae tidak izin dengan Minhyuk Oppa, nanti Sungjae Oppa akan dimarahi."  Wajah Yoon Ae berubah seketika menjadi cemberut dan semakin memelas setelah mendengar perkataan dari Sungjae.

Melihat reaksi yang diberikan oleh Yoon Ae, ia segera tau kalau Yoon Ae takut untuk meminta izin ke Munhyuk. "Ayo, oppa bantu bicara dengan Minhyuk Oppa." Sungjae langsung menggendong Yoon Ae dan segera menghampiri Minhyuk yang sedang berada di ruang tamu.

Setibanya Sungjae dan Yoon Ae. "Kenapa kau belum berangkat? Yoon Ae-ah, Illiwa." Minhyuk yang bertanya kepada Sungjae sambil melihat kearah Yoon Ae yang berada didalam pelukannya lalu merentangkan tangannya untuk mengambil alih Yoon Ae. (Yoon Ae-ah, kemari)

Melihat Minhyuk merentangkan tangan kearah Yoon Ae, tapi ia langsung membuang mukanya dan memeluk Sungjae dengan erat. Terlihat wajah Minhyuk sedikit bingung, tidak biasanya Yoon Ae menolak gendongan dari Minhyuk. Sungjae segera mengelus punggung adik kecilnya itu, mencoba untuk menenangkannya. 

"Hyung, bolehkah aku mengajak Yoon Ae? Ketika aku ingin pergi, tiba tiba ia memeluk kakiku dan meminta ikut." Sungjae mencoba menjelaskan sikap dari Yoon Ae saat ini. 

Minhyuk mencoba mendekati Yoon Ae.  tapi Yoon Ae semakin mengeratkan pelukannya kepada Sungjae karena takut oppa nya marah. Minhyuk mensejajarkan wajahnya dengan Yoon Ae. Sambil tersenyum lembut ke arah Yoon Ae "Yoon Ae-ah~ coba lihat oppa sini. Yoon Ae ingin ikut Sungjae oppa pergi beli kue?" Gadis kecil itu mengintip sedikit dari balik bahu Sungjae. Dengan pelan ia menganggukan kepalanya lalu bersembunyi kembali.

"Tapi Yoon Ae harus janji tidak boleh nakal dan jangan melepaskan pegangan tangan dengan Sungjae Oppa, Yagsok?" Minhyuk mengulurkan jari kelingkingnya kearah Yoon Ae dan dengan sedikit malu malu, ia memberanikan diri untuk menatap mata Minhyuk dan menyambut uluran kelingking Minhyuk. (Janji)

"Yagsok.. Minhyuk Oppa.." Terlihat senyuman malu malu dari wajah Yoon Ae saat ia melingkarkan jari kelingkingnya yang mungil itu ke jari kelingking Minhyuk. (Janji.. Minhyuk Oppa).

Sebelum Sungjae dan Yoon Ae pergi untuk membeli kue, Minhyuk sudah memperingati Sungjae juga untuk terus menjaga adiknya itu jangan sampai melepaskan pegangan tangannya. Minhyuk juga sudah memasangkan jam tangan yang bisa disambungkan ke telepon genggamnya, jika sesuatu hal yang tidak di inginkan terjadi. Kalung yang bertuliskan nama & nomor telepon Eungkwang dan Minhyuk pun sudah dipakaikan ke Yoon Ae. 

Bisa dibilang, Minhyuk sangat protektif terhadap Yoon Ae. Adik perempuannya itu benar benar diperlakukan bak seorang putri dari sebuah kerajaan. Sedikit ada kecemasan dalam hati Minhyuk ketika ia melepaskan Yoon Ae pergi hanya berdua bersama Sungjae. Bukannya tidak percaya terhadap Sungjae, tapi lebih kepada perasaan khawatir kalau suatu hal yang tidak di inginkan terjadi kepada Yoon Ae ataupun Sungjae. Tapi Minhyuk mencoba menepis semua rasa khawatir tersebut dan ia kembali kedalam kamarnya untuk menyelesaikan beberapa tugas kuliahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amor Fati (Ketika Kau Harus Mencintai Takdirmu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang