(2) Peringatan atau Pesta?

21 3 0
                                    

14 Februari 2001, Seoul.

Hujan turun di musim dingin, membuat suasana semakin sendu. Sudah setahun berlalu sejak kelahiran Yoon Ae serta kepergian Ayah dan Ibu dari 8 bersaudara ini.

Sejak seminggu yang lalu, ke tujuh kakak dari Yoon Ae ini sedikit bingung. Apa mereka harus memperingati kematian orang tua mereka dulu baru merayakan ulang tahun Yoon Ae atau sebaliknya. Karena kedua moment tersebut sangatlah penting bagi mereka.

Kebingungan ini akhirnya dipecahkan oleh sekertaris Eungkwang, ia mengingatkan kembali wasiat kematian orangtuanya.

Akhirnya peringatan dan perayaan tersebut dijadikan sebuah perjalanan diatas kapal pesiar oleh mereka. Mengingat wasiat yang diberikan oleh orang tua mereka jika meninggal, abu mereka harus ditabur dilaut. Bukan di simpan.

Alasannya agar setiap peringatan kematian orang tuanya, mereka tidak perlu repot menyiapkan upacara peringatan dan bersedih. Tapi jadikanlah peringatannya itu sebagai sebuah perjalanan yang menyenangkan.

"Sudah setahun, kita semua mengurus Yoon Ae. Terima kasih atas kebesaran hati kalian untuk mengurus dan menjaga adik perempuan kita." Eungkwang yang mengumpulkan adik adiknya terlebih dulu di ruang keluarga.

"Bisakah kita langsung berangkat, Hyung. Tas ini sungguh berat." Ilhoon yang terlihat sedang memegang tas kebutuhan Yoon Ae sudah mulai mengeluh.

"Baiklah, kita akan segera berangkat. Tapi sebelum itu mari kita berdoa agar perjalanan kita bisa selamat hingga kembali ke rumah" Ucap Eungkwang yang melihat Ilhoon yang masih belum bisa sepenuhnya menerima Yoon Ae.

Setelah berdoa, mereka langsung menuju ke dermaga yang jaraknya kurang lebih sekitar 2 jam dari rumah mereka. Selama diperjalanan, team maknae boy (Peniel, Ilhoon dan Sungjae) duduk di bangku paling belakang. Ditengah Yoon Ae yang duduk diapit oleh Changsub dan Hyunsik sedangkan Eungkwang menyetir dan disampingnya terdapat Minhyuk sebagai navigasi.

Ketika semua orang sedang asik mengajak Yoon Ae bercanda didalam mobil. Ilhoon yang tampak begitu mengantuk merasa terganggu.

"Tidak bisakah kalian semua tenang? aku mengantuk. Berisik sekali." Gerutunya sambil memejamkan mata dan mendekap kedua tangannya.

"Yah! bisakah kau sedikit lebih sopan? hampir semua disini adalah hyungmu." Omel Changsub sambil memberikan tatapan sinis ke Ilhoon.

"Ya..ya..ya..terserah." Balas Ilhoon kembali.

Changsub hampir saja memukul Ilhoon, tapi langsung ditahan oleh Hyunsik. Peniel yang berada disamping Ilhoon pun langsung melindungi adiknya agar tidak dipukul oleh Changsub.

"Yah!! Changsub!! Tidak perlu sampai seperti itu" Eungkwang yang sedang menyetir berteriak ke adiknya yang masih terbalut oleh emosi.

Mendengar Eungkwang berteriak, Yoon Ae pun menangis karena kaget. "Sudah Hyung, semua tenang..Yoon Ae menjadi kaget." Hyunsik langsung mendekap Yoon Ae kedalam pelukannya, mencoba untuk menenangkannya.

Setelah itu, perjalanan menjadi sangat sunyi. 'Kenapa semua menjadi seperti ini? adik adikku yang selalu bersikap manis, kenapa hari ini menjadi sangat sensitif. Terutama Ilhoon' Keluh Eungkwang dalam hati sambil menghelakan napas berat.

Sejak kematian orang tuanya, Ilhoon selalu saja menyalahkan Yoon Ae.

Ilhoon merasa, Yoon Ae membawa sial untuk keluarganya. Kelahirannya telah merenggut nyawa dari ayah dan ibunya. Hanya Ilhoon yang tidak pernah mau bermain dengan Yoon Ae. Jika para hyung meminta tolong untuk menjaga Yoon Ae sebentar, selalu saja ada alasan untuk menolaknya. Bahkan ia mulai menghasut Sungjae untuk tidak bermain dengan Yoon Ae.

Amor Fati (Ketika Kau Harus Mencintai Takdirmu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang