chapter 2

3 1 0
                                    

Hukuman Nathan di sekolah tak ada apa apanya bagi Nathan. Tapi hukuman dari ayahnya begitu menyakiti hatinya.

Wijaya menarik kasar tangan Nathan ketika memasuki rumahnya. "kamu tahu yang kamu lakukan?SANGAT MEMALUKAN NATHAN. PAPA KECEWA SAMA KAMU" PLAAAKK sebuah tamparan keras menghantam pipi Nathan. Nathan tak bergeming. Ia cukup kuat untuk menahan tubuhnya. Hingga ayahnya menarik lagi tangan Nathan dan mendorong tubuh anak itu hingga ambruk.

"papa yang jahat. Papa sudah menyakiti mama dan Nathan" elak nathan membuat papanya semakin geram

 seorang wanita tergopoh menuruni tangga. Ia tahu apa yang terjadi. Pasti suaminya marah besar pada anak semata wayngnya.

"ya tuhan nath" vira mama Nathan akan menghampiri anaknya yang tersungkur dilantai. "diam kamu" wijaya menghentikan langkah vira. Nathan bukannya tak kuat berdiri. Ia hanya malas dan ingin tahu apa yang papanya lakukan selanjutnya. Wijaya dengan teganya menarik tangan Nathan. Menarik kerah seragam Nathan dan menekan tubuh Nathan ke tembok. "ini kan yang kamu lakukan ke neil. Dia salah apa ke kamu nath?." Natahn kesusahan bernafas. Bahkan tanpa ia sadari air mata yang mati matian ia tahan luruh ke pipi. Vira menangis memohon bersujud di kaki Nathan. "PAPA JAHAT" dengan sekuat tenaga yg tersisa Nathan mendorong tubuh papanya. Namun wijaya masih geram rupanya. Ia menyeret tubuh Nathan melewati ruang tamu yg besar itu menuju belakang rumah dan mendorongnya di ruangan usang itu. lantas menguncinya dari luar.

"itu pelajaran buat anak kamu. Jangan buka kuncinya." Wijaya tak mengindahkan vira yang menangis

Nathan bersandar pada pintu gudang. Gudang penuh debu yg berisi kardus kardus dan kotak kotak yg Nathan tak tau isinya. Bahkan tak sedikitpun ia berteriak minta keluar. Dia diam tetap berusaha menahan air matanya meski ia sendiri. Dadanya sangat sesak. Dia bicara sedikit saja pasti akan bergetar dan air matanya pasti keluar. Ia tak mau. Ia akan pura pura tegar meskipun untuk dirinya sendiri. Bahkan ia tak percaya papa yg selama ini ia banggakan akan melakukan hal itu padanya. Bayangan Nathan buyar ketika mendengar mamanya mengetuk pintu dan memanggilnya "nak..kamu gag papa?mama suruh mang ujang dobrak pintunya ya "suar vira bergetar. Membuat hati Nathan semakin sakit. "Nathan gag papa ma" Nathan berusaha biasa saja. Meski akhirnya luruh juga pertahanan air matanya."tolong mang" Nathan hanya mendengar suara dari dalam dan langkah orang, ia tahu itu pasti mang ujang. "nak tolong minngir ya. Mang ujang akan mendobrak pintunya" rasanya Nathan berat untuk berdiri. Kakinya juga berat untuk melangkah. Ia tak tahu apa sebabnya ia begitu lemah kali ini.

Brak....brakkk....brakkk....setelah tiga kali akhirnya engsel pintu itu terlepas. Dan pintu terbuka. Nathan masih mematung melihat mamanya dan mang ujang hanya seperti siluet. Gelap...pandangan Nathan semakin gelap. Hingga tubuh itu luruh ke lantai. Vira berteriak melihat Nathan amburuk tak sadarkan diri.
***

Berlahan mata elang itu terbuka. Ia melihat seorang dokter sibuk memriksanya.

"akhirnya kmu sadar juga" Nathan masih diam. Vira mencium kening anaknya. Tubuhnya panas. "dia hanya demam biasa. Dan magh.nya kambuh. Kamu telat makan?"Tanya dokter pada Nathan. Nathan mengangguk. Memang sejak pagi dia belum makan. Hanya untuk menyelidiki neil. Istirahat ia gunakan untuk menhajar neil. Dan pulang sekolah gentian dia yang dihajar papanya. Sunnguh hari ini energy dan pikirannya terkuras.

Vira mengompres tubuh Nathan. Setelah ia menyuapi anak tersebut. Dan Nathan tertidur. Ini sudah pukul 9 malam. Tapi wijaya belum juga pulang. Tentu saja ini malam minggu. Dia akan menghabiskan waktu liburnya bersama istri sirinya. Istri siri yg wijaya cintai. Sedangkan vira mencintai seorang diri. Hingg sang anak sekarang menjadi korbannya. Ia lihat wajah anaknya yang tertidur. Itu wajah wijaya masa muda dulu. Vira tersenyum mencium kening anaknya. "kamu harus kuat seperti mama nath"
***

"papa mau kita berlibur, dan kamu melupakan masalah kemrin oke?"neil diam. Sungguh ia tidak suka ini terjadi padanya. Meski sang ayah dan bunda sangat menyayanginya. Tapi ia tak ingin menyakiti keluarga lain. "yah....neil ingin ayah menceraikan salah satu istri ayah. Bunda juga gg papa. Toh Cuma istri siri kan" "hush kamu bicara apa?ayah gag akan mencerikan siapapun. Kalau memang terpaksa harus menceraikan slah satu ya bukan bunda kamu...dia cinta pertama dan terakhir papa"

Neil tak paham jalan piker ayahnya. Kalau dia tak mencintai istri sahnya. Kenapa dulu dinikahi. Urusan jadi ribet kan?...

Wijaya, rani dan neil menghabiskan waktu libur bersama. Shoping ke mall, makan di restaurant dan bersenang senag di hari minggu. Meski neil cuek ia bahagia. Sejenak ia melupakan Nathan dengan segala dendamnya.

Sementara disisi lain Nathan mendengarkan cerita dari sang mama. Hanya cerita masa lalunya. Yang menurut Nathan lebih mistis dr horror.

"papa memang tak pernah mencintai mama. Tapi nenek kakek memaksa kami menikah. Tapi mama sangat mencintai papa kamu. Mama bertepuk sbelah tangan sangat lama. Kamu tahu kan? Papa sangat tampan dan berwibawa. Juga cerdas. Mama sangat terkesan. Perjodohan kami sudah tertata sejak lama dr orang tuakami. Kakek nenek kamu nath. Tapi papa kamu masih sulit dijinakkan. Dia masih sangat mencintai rani, ibu neil. Meski akhirnya papa menikah dengan mama 2 tahun kemudian papa kamu minta izin pada mama. Untuk menikahi rani"vira menghela nafas. Berusaha menahan air matanya. Nathan mengelus pundak mamanya. Menyalurkan kekuatan "mama mengizinkannya. Krn mama sngat mencintai papa kamu. Mama tak mau kehilangan papa kamu. Dan membiarkanmu tak memiliki papa lagi" vira menangis. Natahn memluk mamanya "mama masih punya Nathan. Mama tenang ya" meski hati Nathan seperti tercabik cabik. Tapi dia berusaha tegar dihadapan mamanya. Ia semakin berjanji akan selalu melindunmgi mamanya. Meski suatu saat nanti papanya akan menceraikan mamanya. Nathan harus siap. Dia tak ingin mamanya selalu disakiti.
***
Meski sudah mendingan tapi tubuh Nathan masih lemas. Dara datang menjenguk. Membawakan aneka buah dan makanan kesukaan Nathan. "dara itu jeruk sma mangga jangan di kasihkan dulu ya...nathan magh soalnya" vira mengingatkan. Dara kaget "ya ampunn kamu maghh" ia menangkup pipi Nathan dengan kedua tangannya. Nathan menepisnya kesal.

"kamu kenapa sih nath...murung mulu. Masalah kemarin ya udah lah...jangan di bawa sampai hati. Hidup kan harus di bikin happy" Nathan diam mendengar penuturan dara. Ia gag tahu yang sebenarnya piker Nathan. "kamu di marahin bokap lu" Tanya dara sambal menyodorkan potongan papaya ke mulut Nathan. "iya, dia lebih sayang sama neil ternyata."

Dara terdiam sejenak "kamu sabar ya....kalo di tukar sama sayang aku ke kamu, kamu masih belum cukup?" Nathan diam memandang dara seolah olah bilang "plis jangan bercanda" dara tersenyum. Gombalannya cukup manjur "di tambah sayangnya leon dan dastan ke kamu ku kira cukup" Nathan tersenyum setengah tertawa. Hingga menampilkan gigi putihnya. Dalam benaknya ia bersyukur pacarnya sedikit somplak. Tapi cukup menghibur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

lukisan untuk muWhere stories live. Discover now