Elisa dan Senja berjalan memasuki gerbang sekolah mereka, SMA 141 Surakarta. Sekolah mereka cukup terlihat mewah. Terdapat lapangan upacara, lapangan basket outdoor dan indoor, dan juga di sekolah mereka terdapat taman di belakang gedung kelas 10. SMA 141 merupakan salah satu sekolah yang memiliki akreditasi tinggi. Selain fasilitas sekolah yang sangat memadai, sekolah ini juga memiliki peringkat yang memuaskan. Selalu masuk 3 besar SMA se-Surakarta. Tidak heran jika murid-murid disini memang (sangat) pandai-pandai.
Oke, kita kembali ke Elisa dan Senja.
Mereka berjalan menyusuri lorong sekolahnya hingga sampai di tangga menuju kelasnya. Sebelum itu, tidak lupa Elisa dan Senja absen fingerprint terlebih dahulu. Ya, sekolah mereka menggunakan absen fingerprint untuk masuk dan pulang sekolah. Setelah itu mereka menuju kelas dan langsung duduk di tempat duduknya."Senjaa, gue mau ke depan. Ikut ga?" tanya Elisa pada Senja yang sedang memasangkan headset ke telinganya. "Engga ah, gue masih mager. Mau adaptasi dulu sama kelas baru" jawab Senja. "Yaudah gue ke depan yaa" ucap Elisa sambil berjalan menuju ke depan kelas(baru)nya. Ya, di depan kelas baru -lebih tepatnya sebrang kelas baru- Elisa terdapat balkon. Dari situ, ia bisa melihat adik kelas maupun kakak kelas yang baru saja datang dan akan memasuki basement untuk meletakkan motor mereka. Tepat 5 menit setelah Elisa duduk santai disitu, seorang laki-laki menghampirinya.
"El, astaga gue nyariin njir." ucap laki laki itu. Elisa sudah hafal suara ini, dan Elisa juga sudah hafal dengan satu-satunya manusia di sekolah yang memanggilnya dengan nama 'El'. Ya, dia Dewa. Perusuh kelas, sekaligus teman gilanya. Teman yang dapat menghilangkan semua masalahnya di kelas.
"Apasih, Wa. Ganggu ih" ucap Elisa dengan tidak melihat wajah Dewa. "Ah elah, gue mau minjem catetan kimia. Buruan!!" jawab Dewa dengan nafas (sedikit) ngos-ngos an. "Angkasa Dewa Pratama, lo amnesia apa gimana sih? Heran gue, saking gapernahnya sekolah apa ya? Bolos mulu kali lo, sampe lupa kalo kita baru aja naik kelas 11, dan belom mulai pelajaran apa-apa dan belom nyatet apa-apa." jelas Elisa panjang lebar dan dengan penuh penekanan di setiap kata yang dilontarkannya.
"Astaga, El! Anjirr, gue lupa kalo udah naik kelas" jawab Dewa dengan cengiran bodohnya itu. Elisa kemudian berdiri, berniat untuk kembali ke kelasnya. "Mau kemana, El?" tanya Dewa. "Mau ke kelas. Suasananya udah gak enak semenjak lo dateng." jawab Elisa ketus. "ANJIR LO EL!" teriak Dewa sambil ikut berdiri dan menuju ke kelasnya.
Elisa berjalan memasuki kelas tanpa tanpa menghiraukan teriakan Dewa. Sampai di kelas Elisa langsung duduk di tempat duduknya. 10 menit lagi bel masuk berbunyi. Biasanya, di hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas, diadakan upacara semacam penyambutan adik kelas yang baru saja masuk SMA. Dan biasanya hari pertama sekolah setelah kenaikan kelas guru pengajar hanya masuk untuk sekedar berkenalan, mengenalkan biografinya pada anak didiknya, memberitahu bagaimana metode pembelajarannya, dan apa saja materi yang akan guru itu sampaikan selama kelas 11.
"El" panggil Dewa kepada Elisa yang berada di depannya. "Hmm" jawab Elisa tanpa melihat Dewa. "Kalo ngomong itu liat orangnya El" ucap Dewa.
Elisa melihat Dewa, lalu beberapa detik setelah itu Elisa melihat ke arah Senja. "Nja, ke lapangan yok" ujar Elisa sambil menggoyang-goyangkan lengan Senja.
"Astaga Ell! Ini gue mau ngajak ngomong kenapa malah ditinggal ke lapangan sih" ucap Dewa sedikit kesal. "Soalnya lo tambah tolol Wa, gue males." ucap Elisa dengan santainya.
Dewa beranjak dari kursinya, menuju ke depan meja Elisa. Menatap Elisa intens. Secara manusiawi, Elisa yang ditatap seperti itu jantungnya berdetak tak karuan. Tangan Dewa diarahkan menuju pipi Elisa. Mengelusnya lembut. Sampai beberapa detik kemudian, Dewa langsung mencubit pipi Elisa. Membuat Elisa mau tidak mau berteriak keras.
"DEWAAAAAAAAA!!!!!! SAKIT TAU!!!" ucap Elisa sambil memukul mukul tangan Dewa yang masih berada di pipinya.
Dewa melepas cubitannya di pipi Elisa. Setelah itu tertawa. Ya, tertawa terbahak bahak, diiringi bel berbunyi. Menandakan semua murid harus segera menuju ke lapangan untuk upacara bendera.🥀🥀🥀
Hari ini upacara berlangsung sedikit lebih lama. Sambutan kepala sekolah kali ini cukup panjang. Kali ini, sambutan berisi tentang ucapan selamat datang untuk kelas 10 dan wejangan wejangan untuk kelas 11 dan 12.
Pukul 08.40 upacara selesai. Semua murid berhamburan menuju ke kantin hanya untuk sekedar membeli minuman. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu istirahat selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
Sama seperti murid lain, Elisa dan Senja juga termasuk dalam salah satu kerumunan penyerbu jajanan kantin. Elisa membeli susu kotak rasa stroberi kesukaannya sambil menunggu Senja yang sedang membeli siomay langganannya.
Senja sudah kembali dengan satu plastik siomay di tangannya. Kemudian mereka berdua kembali ke kelas.
"Sa, lo bener bener gasuka pedes apa gimana? Cobain dikit gitu kek, enak ini" tanya Senja sambil memamerkan siomay miliknya. Elisa menggeleng, "Gasuka Njaaa, selain geprek sih, lo tau sendiri gue maag, sekalinya makanyang pedesnya diatas rata rata gue udah auto sakit ni perut."
"Kasian bener lo" ejek Senja. Elisa memukul pelan lengan Senja, "Rese lo!" ucap Elisa.
🥀🥀🥀
Halo temen temennn👐
Welcome back to 'Unexpected' gais
Next yang super duper ngaret dikarenakan PTS :(
Kritik sarannya ditunggu ya temen temenn, masih pemula nih wkwkw
Oiya, yang baik hati juga difollow ig akuu @auliaa.intnI luv u gais❤
-aul
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionBercerita tentang seorang gadis bernama Elisa Aqeela Putri. Elisa yang memiliki masalah besar di rumahnya hingga Riko (abangnya) sampai pergi dari rumah itu. Elisa yang hanya memiliki beberapa orang yang dapat membuat ia jauh lebih merasa bahagia ke...