Bel masuk telah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Agenda sekolahnya kali ini adalah perkenalan walikelas yang baru sekaligus pemilihan pengurus kelas yang baru juga.
"Pagi anak-anak" ucap wanita yang baru saja memasuki kelas Elisa.
"Pagi bu"
"Hari ini, agenda sekolah hanya perkenalan dan pemilihan pengurus kelas, jadi hari ini tidak ada pelajaran, karena jam 10 nanti, guru guru akan ada rapat" ucap guru itu panjang lebar. "Nah, sekarang, perkenalkan, nama ibu Siska, kalian bisa panggil ibu Bu Siska atau kakak kelasmu dulu memanggil ibu dengan sebutan Bunda. Ibu mengajar matematika minat, ada yang ingin ditanyakan?"
Senja mengangkat tangannya, "Bunda rumahnya dimana? Terus nomor teleponnya berapa? Siapa tau nanti kalo ada kesulitan di matematika saya bisa tanya sama Bunda"
"Rumah Bunda ada di Perumahan Permai no. 13. Nomor telepon Bunda 085743******" ucap Bu Siska. "Ada yang ingin ditanyakan lagi?" lanjutnya.
Hening. Menandakan bahwa tidak ada yang akan bertanya lagi. Kemudian, Bu Siska menyuruh para muridnya untuk memperkenalkan diri satu persatu.
Setelah selesai, Bu Siska mengadakan pemilihan pengurus kelas."Tahun lalu, ketua nya siapa ya?" tanya Bu Siska.
"Saya bun," ucap Radit sambil mengacungkan tangannya. "tapi saya gak mau jadi ketua lagi, bun. Saya memberi kesempatan temen temen yang lain buat jadi ketua. hehehe" lanjut Radit sambil terkekeh pelan.
"Baiklah kalau begitu, dari Radit, kamu mau kandidat ketua kelas siapa saja? Sebutkan 3 orang yang menurut kamu layak menjadi ketua kelas" ucap Bu Siska.
"Kalau saya suruh milih 3 kandidat ketua kelas, saya milih Elisa, Aldo, dan Gerrald, Bun. Karena menurut saya, mereka itu pemikirannya dewasa, pemikirannya jangka panjang, dan mereka juga tegas, Bun." ujar Radit panjang lebar.
"Loh, kok gue sih, Dit?" tanya Elisa heran. "kan biasanya ketua kelas itu cowok" lanjutnya.
"Gak harus cowok, Sa. Selama lo bisa jadi ketua, kenapa enggak" jawab Radit dengan santainya.
"Yasudah sekarang begini, kita adakan voting. untuk ketiga kandidat yang sudah dipilih Radit, silakan maju ke depan" ujar Bu Siska.
Elisa, Aldo, dan Gerrald kemudian maju ke depan. Sistem yang digunakan untuk pemilihan ketua kelas ini adalah voting. Untuk yang mendapat voting paling banyak akan menjadi ketua, terbanyak kedua menjadi wakil, dan yang mendapat voting paling rendah akan menjadi sekretaris. Dengan wajah memelas, Elisa berkata tanpa bersuara "Jangan pilih gue, plis".
Voting dimulai.
Elisa mendapat 7 suara. Aldo mendapat 18 suara. Dan Gerrald mendapat 10 suara."Nah, karena Aldo mendapat voting tertinggi, maka ketua kelas nya adalah Aldo, wakilnya adalah Gerrald, dan sekretaris 1 adalah Elisa" ucap Bu Siska sambil tersenyum lebar.
Elisa sedikit lega karena dia tidak terpilih menjadi ketua maupun wakil ketua. Hanya saja, dia kembali menjadi sekretaris. Apalagi sekretaris 1, sungguh itu sangat membebankannya.
"Gue udah bela belain gak pilih elo, tapi kenapa elo masih kusut gitu mukanya?" tanya Senja heran. Yang ditanya hanya menggeleng pelan. Lihat saja, setelah ini Elisa akan mengajukan Radit sebagai sie kebersihan, Radit kan sangat sulit untuk disuruh piket.
Bu Siska kembali melanjutkan kegiatan pemilihan pengurus kelas tersebut. Dan akhirnya, setelah melewati perdebatan panjang, terpilih lah para pengurus kelas yang baru, bertepatan dengan bel pulang sekolah yang berbunyi nyaring.
Siswa yang terpilih menjadi pengurus kelas yang baru di kelas Elisa antara lain :
- Ketua : Aldo Rafi Purnama
- Wakil : Gerrald Adiputra
- Sekretaris 1 : Elisa Aqeela Putri
- Sekretaris 2 : Senja Aurellia
- Bendahara 1 : Dina Ardiana
- Bendahara 2 : Ferro Prasetya
- Sie Kebersihan : Radit Dirgantara & Angkasa Dewa PratamaElisa sangat bahagia, ingin tertawa terbahak bahak namun takut berdosa. Dia yang mengajukan Radit dan Dewa untuk menjadi sie kebersihan, dan menyenangkannya langsung disetujui oleh Bu Siska.
🥀🥀🥀
Disinilah Elisa sekarang, di apartemen milik abanngnya. Ya, dia belum ingin pulang ke rumah untuk saat ini. Mungkin nanti sore dia akan kembali ke rumah.
"ABAANGGGGGGG, LISA PENGEN STEAK" teriak Elisa di depan kamar abangnya. Elisatau bahwa abangnya pasti masih tertidur pulas di kamarnya, —karena sekolah abangnya sedang diliburkan untuk rapat guru— sehingga ia harus berteriak di depan kamar abangnya.
Tunggu, kalian pasti berpikir, gimana bisa Elisa masuk apartemen, orang Riko nya aja tidur. Nah gini, apartemen itu punya 2 kunci yang bentuknya kartu. Sejak Riko beli tu apartemen, dia bawa satu kunci, dan satunya lagi dikasih deh tu ke Elisa. Dan kunci itu selalu ada di dompet Elisa. Jadi, Elisa bisa masuk ke apartemen ini kapan aja. Oke, back to story~
Tidak segera mendapat respon dari abangnya, Elisa kembali berteriak lebih kencang sambil menggedor gedor pintu kamar abangnya. Tak lama kemudian, knp pintu itu bergerak. Seorang laki-laki keluar dari kamar tersebut diikuti Elisa yang tersenyum lebar. Senyum Elisa perlahan memudar. Itu bukan abangnya, bukan abang Rikonya. Lalu dia siapa? Mana abang Riko nya?
🥀🥀🥀
Hellaw gaisssss
Setelah sekian lama akhirnya sempet up juga, ehe
Hayolo, itu siapa coba kalo bukan babang Riko. Nahlohhhh wkwkw
Oh iya, ditunggu ya saran dan kritiknyaaa❣
Jangan jadi darkreaders ya tolong banget :""
Follow juga deh ya ig nya aku, ehe, namanya @auliaa.intan
OH IYA, SELAMAT BERPUASA DI HARI YANG KEDUA YAAAAA🖤 Lancar terus sampe terakhir pokoknya :))
Ohiya *lagi, Besok aku PAT nih :", doain ya semoga lancar :'), ehehe
ThankyouuuI luv u ges❤
-aul❤

KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionBercerita tentang seorang gadis bernama Elisa Aqeela Putri. Elisa yang memiliki masalah besar di rumahnya hingga Riko (abangnya) sampai pergi dari rumah itu. Elisa yang hanya memiliki beberapa orang yang dapat membuat ia jauh lebih merasa bahagia ke...