"Aku tidak menyukainya , dia selalu seperti itu . Bertindak paling benar. Dan aku salah"
'kau memang salah , dia benar.'
Gadis itu tersenyum kecut. Apa yang perempuan itu bilang menohok hatinya. "Kalian bukan ingin menyelamatkan ku. Kalian sama saja seperti mereka. Memojokkan ku , membuat ku terus terlihat bersalah."
'Aku melihatnya dalam kebenaran , bukan maksud menghakimimu. Jangan menyimpulkan pendapat orang lain dari sisimu saja.'
"Kau tau , aku tidak menyukai ini. Disaat aku tidak dapat menyetujui apa yang ku katakan dan berlaga baik - baik saja. Aku juga ingin membela diriku sendiri. Mereka memang mengatakan kebenaran tapi aku benci melihat mereka berlaga seolah tidak terjadi apa - apa , seolah tidak menyakiti siapapun. Dan kenapa harus aku yang menahan untuk tidak melakukan apa-apa tapi mereka dapat?"
Perempuan itu hanya menatap sang gadis. Tatapannya terlihat sendu. Apa yang harus perempuan itu berikan agar sang gadis tak merasa seperti itu , sang perempuan tidak dapat menyangkal perasaan yang memang dia rasakan. Ketulusan , ketulusan seperti apa yang setiap manusia berikan padanya. Ketulusan seperti apa sehingga membuat sang gadis berpikir seperti itu.
"Aku benar benar muak. Semua orang sama saja.." gerutunya. Ekspresinya mulai berubah melunak "ahh kau benar juga. Mereka juga mungkin ingin bertahan hidup seperti ku. Tapi mengapa harus menyakiti ku walau tak disadari. Aku tidak akan bicara apa apa. Mereka memang tidak bisa membantuku apa apa. Tidak ada yang harus mereka lakukan. Hanya aku yang dapat menolong diriku sendiri. Tidak aku tidak akan membalasnya dengan caranya , dia memang benar dan selalu benar."
'kau tau ,aku tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Melihat mu seperti ini .. aku tidak tahu perasaan apa yang sedang kurasakan. Tapi aku bangga padamu. Setidaknya kamu mencoba menjadi seorang manusia yang baik. Yah .. tidak perlu dengarkan ucapan yang mereka lontarkan. Hanya dirimu dan Tuhan yang dapat menilai dirimu sendiri. Dan kau juga tidak berhak menilai orang lain dengan pandangan mu saja.'
Gadis itu menghembuskan napasnya.
"Kau tau ..? Ternyata nyaman sekali bisa memiliki pendapat yang sama. Kita tidak perlu bertengkar seperti yang lainnya. Ahh sungguh lega. Tapi walaupun begitu aku harus menahan rasa yang kurasakan .. tidak apa apa tidak sesakit dahulu. Semua akan baik baik saja bukan? Jika aku yang mengerti kan?" Tanya sang gadis tersenyum.
'yah semua akan baik baik saja.. mungkin' sang perempuan melihatnya dengan tatapan sendu.
"Heyy , jangan menatapku seperti itu. Membuatku benar benar terlihat menyedihkan. Aku bisa menahannya , aku baik baik saja. Kuharap mantra itu dapat membantuku 'baik - baik saja' , 'bukan hal besar'." Gadis itu tertawa dan memeluk sang perempuan.
'aku tidak tahu apa yang membuat ku khawatir. Tolong jangan terlalu sakit. Itu membuat ku terlihat buruk. Maafkan aku.' gadis itu tersenyum dan terus memeluk sang perempuan.
"Aku tidak sakit , kau bilang ini untuk kebaikan ku. Aku akan menjadi gadis yang baik , ku usahakan .. pada setiap manusia yang mengenalku" ada ketidak relaan dari perkataan sang gadis. Tapi apa yang harus dia harapkan , dia tidak berhak menyalahkan setiap manusia. Mereka berhak menjadi dirinya sendiri. Karena sang gadis itu tahu , untuk menjadi diri sendiri kau tidak perlu persetujuan dengan manusia lainnya. Kau bebas memilih untuk apa yang kau inginkan, walau setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Bahkan untuk manusia yang disebut 'tidak baik' sekalipun.