Chapter {1} EIN

79 10 4
                                    

•HAPPY READING•
💙

"Makanya jadi manusia itu jangan munafik, baik di depan ehhh di belakang nusuk, hebat juga permainan lo!!" Ucap seorang wanita, sambil menjambak rambut seseorang yang sudah kehabisan tenaga, hingga tidak mampu melawan karena rasa nyeri yang cukup hebat di bagian kepalanya.

"Dasar lo PELAKOR" timpal dua orang wanita yg sudah di anggap sahabat karibnya. Sambil menginjak jari tangan wanita yang sudah tidak berdaya itu menggunakan high heels miliknya hingga keluar rintihan rasa sakit dari bibir wanita itu.

"Mau ngerebut cowok gue???, Lo ga ngaca? apa emang ga punya kaca, hahhh?" Ucap wanita itu lagi, murka.

"Btw, kapan lo ultah?"

"MAU GUE HADIAIN KACA, biar lo bisa ngaca muka lo kek apa?" Teriak wanita tersebut murka, di depan muka wanita yang hampir merebut pacarnya itu.

"Sok-sok mau ngerebut Jamies dari Ovi, baru jadi orang kaya dua bulan yang lalu aja belagu banget lo, mau di buat jadi gelandangan lagi lo" senyum sinis wanita yang disebut namanya oleh salah satu dari kedua sahabatnya.

"Sekali lagi gue peringatin, sampe lo berani macem-macem, gue bakalan bikin lo jadi wanita paling menjijikan di dunia." Hempas tangan wanita yang di panggil Ovi, diatas kepala wanita itu dengan kasar.

"Ayok girls, kita cabut. Jangan kotorin tangan kalian dengan nyentuh brengs*k itu." Wanita yang kerap di panggil Ovi itu berlalu, dari lorong yang cukup gelap, di tambah suasana langit yang hampir menjemput malam.

"Good bye, sweety" sapa Ovi lalu beranjak pergi meninggalkan wanita yang di panggil Windy, dengan senyum miring di wajah cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Good bye, sweety" sapa Ovi lalu beranjak pergi meninggalkan wanita yang di panggil Windy, dengan senyum miring di wajah cantiknya.

Windy berusaha bangun dengan menopang tubuhnya pada tembok. Berjalan perlahan tertatih, karna rasa sakit di bagian kakinya setelah tadi terpleset akibat tumpahan minyak yang berikan oleh Ovi and the geng.

"Ohh shit" saat tangan Windy menyentuh bagian kepalanya dan merasakan nyeri yang hebat di bagian kepalanya.

Windy berjalan perlahan walaupun cukup lama hingga akhirnya sampai di depan mobil Honda Jazz putih miliknya. Lalu mengeluarkan kunci dari dalam tasnya dan berlalu pergi dari kampus yang sudah ia datangi kurang lebih 3 semester ini.

'Tunggu aja lo Ovi, gue bakalan ngelakuin hal yang sudah lo lakuin ke gue, bahkan lebih parah dari itu. Kita tunggu saja.' ucap wanita yang di panggil Windy itu dalam hati dan otaknya memutar kejadian beberapa jam yang lalu yang membuat dia merasa di perlalukan bukan sebagai seorang manusia tetapi sebagai seekor binatang. Senyum smirk tercetak jelas di wajahnya.

---

Ditempat lain, Ovi dan kedua sahabatnya, Laura dan Caroline   sedang asik di sebuah hotel berbintang yang difasilitasi club ternama.

"Girls Lo liat tadi ga, gimana mukanya 'si bit*h' itu merah banget kayak mau makan orang gitu, uwww takuttsss..."
Ejek Laura dengan raut wajah di buat semendramatisir mungkin seakan ia beneran takut akan ancaman itu.

Everything I needTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang