Chapter {2} EIN

33 6 0
                                    

•HAPPY READING•
💙

Kringgg....kringgg....kringgg....

Waktu sudah menunjukan pukul 06.00 pagi. Matahari pun sudah keluar dari tempat persembunyiannya, jam sudah berbunyi membangunkan siapa saja yang mendengarnya, tetapi Ovi tidak bergeming dalam tidurnya, malah semakin mengeratkan pelukannya kepada selimut lembutnya.

Kringgg....kringgg....kringgg....

Ovi mencari keberadaan jam sialannya yang sudah berani-berani mengganggu tidurnya yang sangat nyenyak. Ovi meraba-raba nakas hingga akhirnya mendapatkan apa yang ia cari.

Pranggg....

Suara benda terjatuh terdengar cukup nyaring menggema seisi ruangan yang di dominasi warna putih dan pink itu. Yang menambah kesan girly. Jam yang di design warna gold itu pecah berkeping-keping pada bagian depannya . Hingga tidak terdengar lagi suara berisik yang berasal dari jamnya.

Tetapi tidak membuat gadis cantik itu, terbangun dari tidurnya. "Enghh..." Ovi bergumam seraya merenggangkan otot tanganya ke atas. Sambil mencari-cari titik nyaman untuk kembali terlelap dan mencoba memasuki lagi alam mimpi indahnya. Sebelum suara ketukan mengintrupsinya. Ovi tidak peduli pada siapa pun yang mengetuk dan tidak berniat juga untuk membuka atau pun menyaut.

Tok tok tok...

Tok tok tok...

Tidak ada sautan dari dalam.

Akhirnya Yashmine memberanikan diri untuk masuk kekamar seorang gadis cantik yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri. Ya, gadis yang sudah memarahinya tadi malam.

Yashmine seakan lupa hal apa yang sudah di lakukan anak gadisnya tadi malam. Yashmine memberanikan diri masuk ke dalam kamar Ovi, rasa khawatir mendominasi diri Yasmine takut bila Ovi jatuh sakit, atau terjadi sesuatu pada anak semata wayangnya itu. Ya, Anak yang tidak akan pernah menganggap dirinya sebagai ibunya sendiri.

Cklek...

Design kamar berwarna putih, pink dan gold itu menyambut Yashmine pada saat masuk ke dalam kamar Ovi.

"Ya tuhan, Ovi apa yang terjadi, kamu tidak apa-apa kan Vi?" Yashmine perlahan mendekati Ovi dengan rasa khawatir. Ketika melihat pecahan kaca yang terhambur samping kasur Ovi. Yashmine berjalan dengan cepat menghampiri Ovi, kemudian melihat tangan anaknya, dan mencari apakah ada yang terluka pada diri Ovi. Yashmine menghela nafas lega ketika tidak menemukan luka sekecil apapun. Bagaimana pun juga ia sudah berjanji akan selalu melindungi Ovi dan menganggap Ovi sebagai anak kandungnya sendiri.

"Bangun Vi sudah pagi, ayahmu sudah menunggumu di bawah untuk sarapan." Yasmine menepuk lengan Ovi dengan sayang, dan perlahan menyingkap selimut yang dipakainya.

Ovi perlahan tersadar bahwa ada sosok lain yang sudah lancang masuk kedalam kamarnya dan dengan santai duduk dipinggiran tempat tidur queen size nya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

'Cih, wanita itu seakan lupa apa yang telah terjadi tadi malam' Ovi berdecih dalam hati di tengah-tengah kesadarannya.

"Keluar"

"Ayahmu me-" Belum selesai Yashmine berkata, Ovi sudah kembali mengeluarkan suara.

"Aku bilang keluar"

Everything I needTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang