Kulihat senja sedang bersembunyi di peraduannya, berganti dengan hujan yang semakin ramah menyapa, kau tahu? Itu milikku, tempat di mana aku melepas semua topeng cerah ceriaku. Segala luka, rindu, kehilangan, tumpah bersama hujan. Menyatu dengan bulirnya yang jatuh.
Seringkali aku bercengkrama pada hujan, bercerita tentangmu, tentang kau yang baik-baik saja, tentang kau yang sedang bahagia. Dan akupun merasa sama, entah apa yang sama.
Saat kita tak sengaja berpapasan, saat senyum yang sama-sama kita lemparkan, senyum damai yang seolah tak pernah terjadi apa-apa. Saat itu, aku selalu berharap semoga tidak ada lagi yang jatuh, aku terus mengingatkan diriku bahwa semuanya memang sudah tiada.
Meski aku masih saja tak bisa menatapmu sebagai mata orang lain, bebicara denganmu dengan nada oranglain, getar yang begitu menggetirkan.
Sekarang hujan sedang deras-derasnya,
yaa.. hujan lokal, hanya aku yang merasakannya. Rindu menyatu bersama hujan yang entah dari mana datangnya. Kenangan yg terbiarkan menggenang, dan akupun mengakuinya.Pilu!
KAMU SEDANG MEMBACA
diaryku , diaryska
PoetryTentang aku dan perjalanan hidupku Curup, 6 Januari 2019