SEKAR - 3

66 3 0
                                    


Setelah beberapa hari berlalu, keadaanku mulai membaik aku berusaha kuat dengan bimbingan Mama dan Nenek. Aku mencoba memulai lagi aktivitasku seperti biasa. Pergi sekolah di pagi hari. Biasa pergi sendirian, tapi kali ini Bambang menemaniku. Karena Mama menitipkan ku ke dia.

" Bang, Bude titip Dimas ya. Nanti berangkatnya bareng-bareng aja" Mama meminta ke Bambang saat aku tengah memakai sepatu.

" iya Bude, ayo Dimas berangkat". Bambang menjawab dari teras rumahnya.

Akupun bergegas memakai sepatuku lalu berangkat sekolah. " Dimas berangkat ya Ma, Assalamu'alaikum ". Sambil aku mencium tangan Mama.

" Waalaikumussalam, hati-hati , Dimas nya ibu titip ya Bang". Mama menjawab sambil bericara ke Bambang.

Begitu pula saat hendak pergi ke madrasah. Bambang akan mengajakku seperti biasa dari teras rumahnya dan kami pergi bersama.

Seiring waktu berlalu aku mulai terbiasa dengan keadaan yang terjadi, mereka yang lalu lalang menunjukkan dirinya sedikit membuatku takut hanya saja aku mencoba kuat dengan mengingat apa yang Mama dan Nenek katakan.

Dan disuatu sore saat pulang dari madrasah hanya ada Nenek dan Mama di rumah. Entah apa yang ada dibenakku hanya saja ini membuat sedikit janggal.

" Assalamualaikum, Dimas pulang ".

" Waalaikumussalam, Dimas.. sini minum teh manis anget, biar seger badannya " Mama memanggil dari dalam rumah.

" Mama punya cerita, ini tentang Dimas "

Aku terhenti dengan tegukan teh hangat ku, dan mulai mendengarkan.

Aku yang lahir hari Kamis tanggal 25 September 1997 jam 5 pagi pada saat itu ternyata memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan. Ditahun 1997, banyak Ibu-ibu di lingkungan ku yang sedang hamil. Mungkin sekitar 15 atau 20an. Dan aku adalah anak yang lahir terakhir ditahun itu. Selama tahun itu pula lingkungan kami selalu di ganggu oleh gangguan jin yang disebut orang Kuntilanak. Dia sangat berani pada saat itu menunjukkan dirinya terbang di atap rumah-rumah warga. Pindah dari satu rumah ke rumah lainnya.

" Jadi, sehari sebelum Dimas lahir, di hari rabu malam, Mama sedang di kamar bersama Nenek dan kakakmu. Mama sudah hamil tua maksudnya sudah saatnya Dimas lahir ke dunia. Ayah ada di ruang tamu bersama kakak dan beberapa warga laki-laki untuk menjaga Mama".

Aku mendengarkan dengan sangat serius sampai rasanya kepalaku penuh dengan suatu hal yang membuatku terbayang akan suatu hal.

" Tiba-tiba saja saat itu, atam rumah kita sangat berisik szzzsrrrrrrnnnnggggg , seperti ada orang yang menggesekkan besi di atap seng kita, saat itu Mama sangat deg-degan, Jantung Mama berdegup kencang, mata Mama langsung terbelalak akan seisi kamar ".

Seketika mataku berkaca-kaca. Bulu kudukku berdiri hebat dan aliran darahku berdegup dengan kencang .

" Kemudian secara cepat, wanita berbaju merah itu berada disamping Mama. Matanya sangat besar dan merah. Lidahnya menjulur keluar, bibirnya menjulang tinggi ke ujung pelipis matanya dengan bau anyir dan gigi-giginya yang tak rata sangat mengganggu ".

Seketika aku menangis, aku memeluk badan Mama sangat erat. Nenek mengelus-elus badanku sedikit menenangkan.

" Saat itupula, Nenek dan kakakmu hampir tertidur. Si wanita berbaju merah itu mengulurkan tangannya yang hitam seperti kulit terbakar dan berbau,kuku-kuku nya yang panjang dan sangat kotor. Tangannya sudah berada diatas perut Mama. Mama langsung berteriak sekencang mungkin Allahu Akbar ... Tolong.. Dia turun .. Tolonggggg. Nenek dan kedua kakakmu terbangun dan Ayah beserta warga masuk ke kamar. Mama membaca ayat-ayat Alqur-an. Sampai akhirnya dia keluar kamar dan pergi. Seluruh warga yang datang mengejarnya sambil membunyikan alat-alat rumah tangga agar warga yang tertidur menjadi terjaga dan wanita itu tak lagi mengganggu dan pergi".

SEKARWhere stories live. Discover now