Angin sore menyentuh lembut pipiku. Beberapa pohon mengikuti alunan dari angin itu. Bergerak kesana kemari sesuai arah angin membawa.
Namaku adalah Jen Willems. Aku merupakan istri seorang tentara Amerika bernama David Willems. Di rahimku ini, ada seorang bayi yang hendak menunggu untuk dilahirkan.
Namun yang menjadi kesedihan adalah suamiku akan bertugas di Lebanon. Negara penuh konflik dan peperangan. Dimana adanya desah napas berat dan luka berat. Dimana semua tanaman layu menatap sedih tanahnya.
"Jen, ini es krimmu," kata David membuyarkan lamunanku. Di kedua tangannya ada es krim untuk kami makan berdua. Aku mengambil salah satu es krim itu lalu melahapnya. David duduk di sebelahku dan kami makan berdua.
Hening pun menyelimuti kami. Tiada satu pun yang berani mulai berbicara. Bahkan deru angin pun terdengar.
"Jen, aku tahu kamu masih marah. Kamu belum menerima kenyataan aku harus ditugaskan ke Lebanon. Bahkan saat kau mengalami sakit melahirkan pun, aku tidak ada di sisimu" kata David tiba - tiba memecah hening.
"Tidak apa - apa," jawabku singkat. Hal itu membuat David merangkulku lalu memelukku erat.
"Jen, aku serius. Aku minta maaf," kata David memohon bagai anak kecil.
"Aku tahu kami serius, David. Namu kamu tidak boleh meminta maaf. Kamu adalah abdi negara yang mengorbankan diri melindungi tanah dan orang dari negara lain. Kau itu hebat. Aku bangga kau adalah suamiku," kataku dengan penuh keyakinan.
David mencium pipiku dan mengusap puncak kepalaku. Saat pelukan kami semakin erat, kedua mataku meneteskan air dan jatuh ke pipku. Aku pun menangis sendu dalam pelukan David.
"Asal.... Asal kau berjanji untuk kembali.... Aku akan merelakanmu," kataku terbata - bata.
"Iya, Jen. Aku janji akan kembali padamu dan juga anak ini," kata David.
Lalu ia melepas pelukanku dan mengusap perutku.
"Kau sudah besar kan saat ayah kembali?" tanya David.
Air mataku yang tak kuasa kutahan akhirnya jatuh. Ini sangat berat merelakannya, namun aku harus bisa.
Karena aku telah percaya pada janjinya. Janjinya untuk kembali. Janjinya untuk pulang dan bersama kami mendidik anak ini.
Aku percaya pada David. 100%.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Promise (Complete)
Non-FictionKisah mengharukan seorang ibu yang berusaha menjaga anak yang masih berada di rahimnya sementara suaminya dikirim ke tempat jauh untuk tugasnya sebagai tentara.