Pada hari minggu ini, orang tuaku pulang ke rumah mereka. Mereka sudah tidak mengkhawatirkan keadaanku lagi karena aku sudah cukup kuat dan tak lagi merasa tak enak badan. Sebagian besar alasan mereka pulang karena masih ada pekerjaan yang harus mereka urus. Walau usia mereka sudah senja, mereka tetap bekerja.
Saat ini, aku sedang menjemur pakaian setelah semua pekerjaan rumah yang kuselesaikan. Saat hendak menjemurkan salah satu pakaian, sebuah mobil tampak parkir di rumah sebelah. Padahal rumah itu sudah kosong sejak awal aku dan David tinggal di sini. Mungkin ia tetangga baru.
Dari mobil itu, keluar seorang wanita dengan postur tubuh yang cukup tinggi. Ia memakai topi lebar dan kacamata hitam. Bisa kubilang walau dengan wajah yang tertutup, ia cukup cantik dan terlihat sangat muda. Ditambah dengan rok mini yang ia kenakan.
Melihat dirinya yang seperti ini, aku jadi agak takut kalau suamiku pulang. Bisa - bisa ...... Ah! Jangan dipikirkan! Aku tidak boleh berpikir yang buruk - buruk mengenai orang lain.
Wanita misterius itu mendekati diriku dan dengan wajah malu menyapa diriku.
"Um... Permisi," katanya sopan.
"Oh.... Halo. Um.... Kamu tinggal di sana sekarang ya?" tanyaku.
"Iya. Jangan takut. Saya memang bergaya seperti ini ketika masih menjadi mahasiswa," kata wanita itu.
"Tunggu, kamu bukan mahasiswa? Kukira kamu mahasiswa. Berapa usiamu?" tanyaku.
"Saya berusia 36 tahun," jawab wanita itu.
Aku terbelalak atas jawabannya. Aku yang bahkan 10 tahun lebih muda darinya dengan daster dan rambut yang acak adul seperti ini tidak sebanding dengan penampilannya. Astaga! Jiwanya muda sekali.
"Maaf," kata wanita itu.
"Oh ya... Kenapa?" tanyaku begitu tersadar dari lamunanku.
"Apakah anda istri seorang tentara? Saya dengar, tetangga saya adalah seorang tentara," kata wanita itu.
"Oh ya! Anda benar, aku istri seorang tentara. Sekarang suamiku ditugaskan ke Lebanon," kataku bangga.
"Oh begitu.... Apa kalian punya anak?" tanya wanita itu.
"Dia belum lahir," jawabku.
"Kalau begitu kalian beruntung. Aku adalah dokter kandungan," kata wanita itu.
WOW! Jackpot! ujarku dalam hati. Namun jujur saja, aku masih belum percaya dengan wanita ini.
"Oh ya! Kita belum berkenalan. Namaku Jen Willems," kataku.
"Namaku Maria Drey," ucap wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Promise (Complete)
Non-FictionKisah mengharukan seorang ibu yang berusaha menjaga anak yang masih berada di rahimnya sementara suaminya dikirim ke tempat jauh untuk tugasnya sebagai tentara.