Sebuah loncengnya berayun keras ditelingaku pagi itu. Langkahku yang terus menapak disetiap hembusan angin. Putih merah yang masih melekat dalam tubuhku menjadi awal timbulnya rasa. Paras hitam nan kumal menjadi saingan merebutkannya. Entah siapa yang dia suka saat itu,hanya ia yang tahu dan tuhan. Mungkin dia memilih anak pindahan yang sudah lama membuntutinya. Aku kalah saing dengan anak baru. Sakit juga dada ini. Ku diam karena ku takut ia akan menghindar lagi dengan kehadiranku. Kaca jendela menjadi saksi betapa aku mencintainya. Seketika malam itu menjadi panjang ketika aku tatap bola matanya dengan simpul senyum dibibirnya. Menatapku dengan tajam dibawah rembulan diantara ukiran pura kala itu. Apa aku yang rabun melihatnya menatapku seperti itu?
Tanyaku dalam benak. Tapi aku rasa itu dia. Kulit yang bercahaya dimalamnya langit, mata yang berbinar, tubuhnya yang mungil, dan senyumnya terukir indah dibanding ukiran relief. Aku sebut ia Ilalang. Ke napa ilalang? Itu karna ilalang membawa embun tiap pagi dan tak akan menusuknya dengan ujungnya.
Dia juga seperti itu, aku tunggu kehadirannya setiap pagi tanpa menusuk hatiku ini. Langkah kakiku selalu bersemangat melewati celah dinding masa sekolah dasar. Bangun lebih awal berharap ia dan aku berdua di kelas. Hahaha mustahil. Imajinasiku terlalu tinggi setinggi menara katedral.
"Tari, kamu cantik", katanya yang kudengar pertama kalinya. Mataku yang mulai meleleh dengar suaranya bak pangeran negeri merah jambu. Kepalaku terasa berat untuk memalingkan wajahku dan ingin menatapnya lebih lama lagi. Tak terasa bel masuk berbunyi. Kring.... Kring.....kring..... Suara sepatu kuda. Hahahaha bukan kuda, tapi bel. Pikiranku seakan teralih oleh parasnya yang tampan, kulit sebening kaca, mata berseri seperti air jernih, dan suara indahnya menusuk nadiku.
![](https://img.wattpad.com/cover/176572510-288-k399910.jpg)