슬픈 얼굴 (A Sad Face)

11 0 0
                                    

Hana menatap jendela kamarnya sendu. Dilihatnya daun-daun berwarna coklat keemasan perlahan pergi meninggalkan pohonnya. Musim telah berganti yang semula musim panas menjadi musim gugur.

Pikirannya mulai melayang entah kemana. Tangannya menggenggam sebuah kotak berwarna merah dengan pita emas di atasnya. Kotak yang diberikan oleh Jinhwan beberapa saat yang lalu ketika Hana mengantar Jinhwan ke bandara.

Hana membuka tutup kotak tersebut. Di dalam kotak tersebut terdapat sebuah iPod. Hana mengambil iPod tersebut dan memasang headset di telinganya.

"Hana-ya, Annyeong! Bagaimana kabarmu? 

Ku harap kau baik-baik saja tanpa diriku di sampingku. Kekeke. 

Tentu saja, kau adalah yeoja yang kuat dan juga jutek, bukan? Hehehe, mianhae. 

Hana-ya, jika kau merindukanku, dengarkan iPod ini. 

Aku telah merekam beberapa lagu yang ku buat selama di K-ARTS dan aku juga memasukkan beberapa lagu kesukaan kita. 

Aku harap kau menyukainya. 

Hana-ya, jaga baik dirimu di sana. 

Jika ada waktu, aku pasti akan berkunjung. Kau juga, jika ada waktu, datanglah ke Jepang. Aku akan mengajakmu ke tempat-tempat yang indah dengan kuliner yang lezat. 

Jung Hana, sahabat baikku. Annyeong!"

Tangan Hana bergetar hebat. Pundaknya juga ikut bergetar. Air matanya akhir pecah begitu saja. Isakan yang selama ini ia sembunyikan dari Jinhwan ia keluarkan semuanya. Memori akan sosok Jinhwan muncul satu per satu seolah film yang berputar di kepalanya.

Sebuah lagu kemudian terdengar di telinga Hana.

"Hanaeobsi utgiman haneyo geunyeodo,

Amureochi anke siganeun geudael japgo tto heuleoganeyo

Kkume geudaewa soneul japgo hamkkehajyo,"

Suara Jinhwan terdengar lembut mengawali lagu yang berjudul 'Wait for Me' ini. Hana menutup matanya rapat. Meresapi setiap bait lagu yang dinyanyikan oleh Jinhwan. Makna dari lirik lagu tersebut membuat Hana sedikit lega.

"Tapi kejam, aku mengatakan selamat tinggal ketika matahari terbit,

seperti bantal basah

Oh kau dan aku, kita berada di bawah langit yang sama

Tapi kita tidak bisa bertemu, tetapi percayalah padaku

Aku akan ke sana untukmu,"

Hana menghembuskan nafasnya lega. Hatinya terasa lebih ringan. Mulai dari sekarang ia hanya perlu mempercayai apa yang Jinhwan nyanyikan barusan.

Menunggu dirinya kembali ke Korea.

Hana berjanji akan mengungkapkan perasaannya pada Jinhwan tatkala Jinhwan kembali ke Korea dan menemui dirinya.

***

"Jung Hana!" panggil seseorang sesaat Hana berjalan di taman kampus. 

Hana menoleh ke belakang. Seorang namja dengan celana abu-abu, sweater hitam, jaket kulit putih dan hoodie hitam tengah berlari mendekat. Hana menatap namja itu bingung.

"Ada apa, Hanbin-ssi?" Tanya Hana canggung. Hanbin mengeluarkan senyumannya.

"Ani, aku hanya ingin menemuimu. Sudah lama tak bertemu ya, Hana-ya. Jangan terlalu formal denganku," Hanbin mengeluarkan cengiran polosnya lagi. 

Hana membalasnya dengan senyuman canggung.

"Ah, geurae, Hanbin-ah."

"Apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu minum kopi di café seberang sana." Hanbin menunjuk sebuah café dengan interior berwarna coklat dan ungu. 

Sejenak Hana menatap Hanbin ragu. Namun, pada akhirnya ia tidak menolak ajakan Hanbin.

Hanbin dan Hana memesan kopi kesukaan mereka masing-masing dan duduk di salah satu bangku café yang dekat dengan jendela. 

Hana menatap strawberry latte-nya untuk menghindari kontak mata dengan Hanbin. Untuk pertama kalinya ia pergi berdua dengan lelaki selain Jinhwan.

"Bagaimana kabarmu? Apakah kau baik-baik saja?" Hanbin menghancurkan dinding canggung di antara mereka dengan memulai percakapan terlebih dahulu.

"Hmm... Tentu saja, aku terlihat baik bukan?" Hana masih mengalihkan pandangannya dari tatapan Hanbin.

"Bukan itu maksudku. Apa kau baik-baik saja tanpa Jinhwan?" Tanya Hanbin serius.

Hana menatap Hanbin terkejut.

"Kenapa kau bertanya seperti itu, Hanbin-ah?"

"Ani, aku hanya ingin tahu. Selama sebulan ini, aku melihatmu berbeda, Hana-ya. Apakah kau sangat kehilangan dirinya?" Hanbin menyesap Americano-nya.

Hana membeku. Ia tak menyangka Hanbin akan bertanya seperti ini padanya. Ia tak berani menjawab pertanyaan itu dan memilih untuk menyeruput latte-nya tanpa menatap Hanbin.

Hanbin memperhatikan raut wajah Hana dan gelagat Hana. 

Ia tahu sepertinya Hana memang kehilangan Jinhwan. Sejenak ia merasa harapannya pupus sudah. Harapan untuk memiliki yeoja di hadapannya ini. Sudah lama ia menyimpan rasa pada yeoja dengan senyuman yang telah membuatnya jatuh cinta. Namun ia tidak berani untuk mengungkapkannya karena ia takut yeoja itu mencintai namja lain. 

Dan benar saja, ternyata Hana memang menyukai Jinhwan, bukan dirinya.

"Hana-ya, apakah kau merindukan Jinhwan?" Tanya Hanbin pelan. 

Sebenarnya dirinya sungguh tak ingin mendengar jawaban dari Hana jika ia merindukan Jinhwan. Namun ia berusaha untuk dekat dengan Hana sebagai teman curhatnya.

Hana menatap Hanbin, "Hmm, aku rindu bertengkar dengannya," 

Hana mengalihkan pandangannya keluar jendela. "Terasa sangat aneh tanpa dirinya yang selalu berdebat denganku, berceloteh dan bertingkah seperti anak kecil." 

Pandangannya menerawang.

Hanbin merasa kerinduan yang sangat dalam dalam tatapan dan ucapan Hana. Ia menghela nafas berat.

"Geurae, Kalian memang terlihat seperti sepasang kekasih jika bersama. Tak heran jika kau merindukannya. Oh ya, bukankah Jinhwan berjanji untuk datang berkunjung ke Korea nanti?"

"Iya, dia berjanji. Tapi entahlah, aku tak tahu kapan ia akan datang. Aku hanya ingin menunggunya kembali tanpa bertanya kapan padanya," Hana masih menatap ke luar jendela. Membiarkan imajinasi dan pikiran terbang bersama dengan angin musim gugur yang berhembus.

Miris, itulah yang dirasakan oleh Hanbin saat ini. Ia menatap yeoja di hadapannya sendu. Ia merasa seperti melihat sosok Hana yang berbeda. Hana yang dahulu sangat suka tersenyum ceria dan tertawa, namun Hana yang ia lihat sekarang selalu menunjukkan wajah murung dan senyum getirnya. 

Hanbin ingin sekali mengembalikan senyum dan tawa yeoja yang telah lama ia kagumi itu. Namun apa daya, ia hanya sekedar teman baru bagi Hana. Menjadi akrab dengan dirinya saja sulit sekali seakan Hana telah menutup rapat-rapat hatinya untuk namja lain.

***

BAD BOY | [SONGFICT] [ONESHOOT] [IKON]Where stories live. Discover now