Prolog

18 3 0
                                    

"Aku berharap tak pernah bertemu denganmu. Namun aku tak menyesal telah mengenalmu"
-Aiden-

Dimana aku? Tempat apa ini? Ah aku tak bisa melihat apapun. Tempat ini, gelap sekali. Aku berlari kesana kemari. Ah tidak ada satu pun petunjuk. Apa aku sedang bermimpi?

"Hei," seseorang menepuk bahuku. Aku tersentak, lantas menoleh ke arahnya. Hei, Narin!!!

"Na-narin?" Aku menepuk pipiku berulang kali.

"Kak? Ada apa?"

"Bukannya kamu ada di Aachen? Dan dimana kita? Kenapa semuanya begitu aneh?"

Dia tersenyum jahil, sama sekali tidak terlihat bingung. "Kak, kakak bicara apa? Kita ada di basecamp-ku tentu saja. Kakak sakit ya?"

Sekali lagi ku amati sekeliling. Tunggu, ini? Kenapa aku tiba tiba ada di basecamp Narin?

"Ta-tapi..." Ucapanku terhenti. Narin sudah tidak ada di tempat ini. Basecamp pun berubah jadi tempat gelap dan aneh. Ah apa yang terjadi? Dimana Narin?

"Narin? Kamu dimana?"

"Narin?"

"Narin?!!"

Sontak aku tertegun. Aku sudah ada di tempat yang berbeda. Apa ini? Rumah sakit? Aku berjalan menyusuri koridor. Salah satu pintu ruangan pasien terbuka lebar. Terdengar sayup sayup isak tangis. Hm ada apa disana?

Aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Tunggu?! Narin?!! Tidak, ini tidak benar. Ku lihat dia tergeletak kaku di atas ranjangnya, lengkap dengan 'alat bantu kehidupan'. Mata nya menutup rapat. Terlihat sangat damai. Wajahnya terlihat begitu pucat. Tidak, ini bohong kan?? Ini tidak benar.

Di sisi ruangan, terlihat Narin 'yang lain' mengamatiku dengan senyum khasnya. Dia melambai padaku, tersenyum, lantas menghilang.

Aku membuka mata. Ah mimpi. Ku usap keringat yang mengucur di wajahku. Mimpi aneh lagi. Ada apa sebenarnya?

PlutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang