BAB 16

11.1K 601 40
                                    

Sebelumnya aku sebagai author mengucapkan terima kasih sekali untuk para reader yang sudah mau dan niat membaca story ku yang pertama, juga masukan dan support positifnya 😀😄😆
.
HAPPY READING!! 😁
.
.
.

Aku menceritakan semua tentang Yohan ke Lea. Lea akhirnya mengerti kenapa aku bertindak sekejam itu.

"Itu waktu kamu kuliah?" Tanya Lea.

"Iya. Selingkuhannya juga teman dekatku dari SMA. Dan entah sekarang bagaimana kabarnya aku tak tau."

"Memang tak ada reuni SMA atau semacamnya?"

"Aku tak pernah mau ikut. Yah sebisa mungkin mencari alasan. Makanya setelah lulus, aku ke luar kota. Untunglah Aini mau menampungku saat itu."

"Jadi Aini itu teman kuliah kamu juga?"

"Iya, tapi beda jurusan. Yang kebetulan pada saat aku sedang terpuruk, kami berkenalan."

"Ooohhh...."

"Eemm... Kamu ngerokok?" Tanyaku sedikit ragu.

"Aku? Enggak. Kenapa?"

"Ini?" Aku tunjukan rokok yang ada di kantung jaketnya.

"Ooh jadi kamu tadi pagi nangis gara-gara itu?"

Aku jawab dengan anggukan.

"Hahahaha.... itu bukan rokokku, lebih tepatnya aku sengaja beli. Aku udah lama berhenti. Tapi pernah sesekali itupun kalau ada masalah yang berat banget."

"Jadi rokok siapa?"

"Jadi gini, semalem pas lagi sama mas antok ada anak kecil jualan kaki lima gitu. Kasian banget, dagangannya masih banyak. Yaudah aku beli aja rokoknya."

"Ooh... tapi kenapa rokok?"

"Iya, orang yang masih banyak rokoknya. Mas antok juga ikutan beli. Jadi udah nggak nangis, galau, bete lagikan?"

"Oohhh.... Hehehe.... iyaa." Kataku sambil nyengir.

"Semalam ngobrol apa aja sama mas antok?" Tanyaku.

"Banyak sih."

"Salah satunya?"

"Salah satunya yang paling aku ingat mas antok bilang, kamu itu lucu mas Antok udah dianggap kamu sebagai adeknya. Kamu tukang ngambek, cengeng, mood naik turun tapi sekalinya seneng ngebuat orang yang disekeliling kamu dapet energi positif dari kamu. Mas Antok juga bilang, Aini udah cerita tentang kita. Walau belum melihat wajahnya tapi dia yakin, aku orang yang tepat untuk mendampingimu. Buktinya semalam mereka tak menyalahkan aku atau kamu. Mereka hanya menengahi, karena gunanya orang ketiga yang baik itu untuk menyatukan bukan membubarkan atau mengkhianati. Memberikan nasehat seperlu dan secukupnya saja. Selebihnya diputuskan oleh pasangannya. Aini dan mas Antok yakin, kita bisa hadapi masalah apapun itu." Jelasnya sambil memegang tanganku.

Aku terharu mendengar kalimat mas Antok yang di ucapkan Lea. Dan terharu karena Lea mampu membuatku sepenuhnya mempercayai hatiku untuknya.

"I love you." Kataku dan memeluknya.

"I love you more." Balasnya.

Setelah selesai sarapan, kami jalan-jalan di sekitar penginapan. Untuk membuang rasa penat dan bermanja-manja ria.

"Uwaahhhh....!!! Pantai itu emang obat terbaik disaat penat." Kataku

"Suka banget sama pantai?"

"Banget!! Tapi nggak bisa renang. Hahaha... Jadi main di pinggirnya aja." Kataku tertawa.

"Kapan-kapan aku ajari renang yaa." Ucap Lea denga memelukku dari belakang.

MISS LEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang