Bab 25

7.1K 503 85
                                    

HAPPY READING!! 😁
.
.
.

Minggu pagi yang sangat indah untuk bermalas-malas sebelum seninnya kita kerja lagi.
Aku dan Lea sedang sarapan sambil melihat acara kartun di tv. Sudah menjadi kebiasaan kita, setiap minggu harus dan wajib menonton kartun atau anime.
Karena pada dasarnya aku tak suka berita yang menguras emosi dan otak.

"Mau kemana kita hari ini?" Tanya Lea tiba-tiba.

"Tumben? Biasa kamu malas aku ajak keluar, inginnya berduaan aja." Tandasku.

"Hehehe... ya kali aja kamu suntuk. Yaah sesekali keluar nggakpapakan?" Balas Lea.

"Yang suntuk aku atau kamu?" Tanyaku to the point.

"Aku." Jawabnya singkat, padat, jelas dan di sertai cengiran kuda.

"Masalah rekrut tempat itu?" Tanyaku perlahan.

"Iya." Jawabnya singkat dan meletakkan sendoknya dengan muka serius.

"Cerita awalnya gimana?" Tanyaku lagi.

"Natali merasa kalau mereka seperti memeras dia. Memang jumlah harga yang di sepakati beda sebelum kita bertemu. Tapi wajar saja, karena mereka perusahaan besar dan ternama. Disitu Natali tanpa etitude memaki seperti dia memaki bawahan. Dan dia semena-mena, ya jelas saja beliau marah dan membatalkan langsung. Disitu aku sudah geram, karena dia tak tau apa-apa hanya mementingkan penampilannya aja dan memamerkan bahwa aku adalah calonnya. Aku marah dan langsung mengusir dia, dan aku minta Aini dan Yoga membujuk beliau." Jelasnya.

"Terus?" Kataku antusias dan juga ikut geram dengan tingkah Natali.

"Untung beliau masih mau berfikir panjang. Mengingat aunty dan orang tuaku yang sudah kenal baik dan cukup lama. Tapi feelingku beliau tetap tak mau kalau masih ada Natali." Jelasnya lagi.

"Terus kemaren gimana di kantor?" Tanyaku.

"Dari semua yang kita datangi, gara-gara masalah ini cuma 1 yang masih bertahan. Yang lain masih memikirkannya. Gimana aku nggak pusing?? Waktu sudah tak banyak, ditambah masalah Natali. Haahh???!!!!" Jawabnya yang hampir memukul meja tapi aku tahan.

Aku meraih tangannya dan menggenggam. Ku belai rambutnya dan ku cium keningnya.

"Aku tahu ini nggak akan menyelesaikan masalah. Tapi setidaknya pikiran dan hatimu tenang. Dinginkan sejenak, jangan gegabah untuk mengambil keputusan. Dan jangan sampai emosimu menguasai dirimu." Ucapku menenangkan Lea.

Dia memelukku, "Terima kasih." Ucapnya lirih.

"Sama-sama sayaang." Jawabku.

***

Malam harinya kami sengaja jalan-jalan ditaman dekat apartement, untuk menghilangkan stresnya Lea. Dan aku baru tahu kalau ada tempat selucu dan bagus ini.

"Yaang, fotoin disana yaa." Ucapku ke Lea.

"Mau berapa foto lagi siih?? Udah banyak banget foto kamu ini. Buat apa sih?" Jawab Lea kesal.

"Ya buat disimpan dan di masukan ke sosmedlaah. Mumpung aku lagi cantik ini. Ayoo cepet!! Sebelum banyak orang." Kataku.

"Kamu cantik tiap hari kali." Jawabnya lirih.

"Apa??!!" Teriakku karena tak dengar ucapan Lea.

"Nggak, kamu gendut. Udah aah!! Capek aku!!" Keluhnya.

Aku lempar tas kecilku ke Lea.

"Aduh!!! Hahahahaha... bercandaaa. Udah aku foto ini lho, di lihat dulu." Ucap Lea.

MISS LEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang