part 1

717 13 1
                                    

Ilham sedang berkutak dengan berkas berkas yang berserakan di depan meja nya sambil sesekali mengernyit saat menemukan masalah dalam laporan perusahaan yang dia pimpin.

Setiap hari dia selalu begitu hingga larut malam dan sering melewatkan jam makan karena terlalu sibuk ,apalagi akhir akhir ini orang tua nya memaksa nya untuk segera menikah karena usia nya sudah mendekati kepala tiga dan juga dirinya sudah mapan karena sudah memiliki perusahaan sendiri.

Dan semalam papa nya berpesan agar dirinya harus sudah di rumah saat sebelum waktu magrib,alhasil saat dia melirik jam tangan nya sudah mendekati waktu magrib dia segera membereskan berkas berkas sebelum pulang.

...........

Saat turun dari kamar ternyata papa nya sudah berada di sana ,sedangkan mama dan adik nya andini sedang menyusun menu makan malam yang lebih banyak dari biasa nya.

"Lho mah kok tumben banyak banget masak nya ?emang mau ada tamu ya?

Iya ,dina sama keluarga nya mau datang mau ngomongin kelanjutan soal perjodohan kamu  sama dina,kamu lupa?

"Hmm gak lupa kok.

Papa harap kamu sama dina bisa segera menikah.

"Kenapa langsung nikah sih pa ,kenapa enggak tunangan dulu sih ,bahkan kita aja belum pernah ketemu lho pa ,ma.

Lebih cepat lebih baik kalian berdua bertemu ,karena papa dan om jaya sudah menentukan tanggal pernikahan dan berkas pernikahan antara kamu dan dina pun sudah siap.

"Papa selalu saja begini,seenak nya mengambil keputusan tanpa bicara dulu sama aku,padahal ini akan menyangkut kehidupan aku jangka panjang .

Sudah lah percaya sama papa ,kalo dina itu terbaik untuk kamu.

"Papa pikir hidup seatap dengan orang asing yang tak kita kenal itu mudah  .

................

Dina sedang duduk di depan kaca rias di kamar nya setelah mengganti baju tidur nya dengan sebuah gaun selutut yang tadi di berikan mama nya setelah dia pulang dari  rumah sakit  dan dina lebih kaget saat papa nya memberi tahu perihal malam ini dia dan keluarga akan makan malam bersama dengan keluarga calon suami ya akan menjadi suami nya tiga minggu lagi.

Diumur nya yang menginjak dua puluh dua tahun dia sudah menjadi dokter beberapa bulan yang lalu tetapi keberhasilan nya dalam menggapai cita cita dia harus menerima bahwa tiga minggu lagi dia harus dan kudu siap menyandang setatus sebagai isteri dari pria pilihan keluarga nya yang belum pernah ditemui nya dan beberapa menit lagi baru akan bertemu untuk pertama kali dan langsung membabas masalah pernikahan.

Sebenar nya kalo di tanya siap tidak menikah ,sudah pasti jawaban nya enggak ,apalagi menikah di usia muda dan dengan lelaki yang tak di kenal pula .

Pikiran dina  melayang jauh memikirkan kehidupan nya tiga minggu lagi  yang akan berubah dan belum tentu hidup nya bahagia setelah menikah .

Huuft dina menghela napas
"Seandainya aku boleh minta ,aku gak mau menikah sekarang ,aku masih mau hidup sendiri .
Tapi sayang nya mau protes gimana pun kalo papa sudah memutuskan rasa nya percuma protes.

Tok tok tok

"Ssyang kamu udah siap belum ,kalo udah cepet turun kebawah ,soal nya papa udah ngajak berangkat takut macet.

Iya mah ,bentar lagi dina turun .

.............

Setelah acara makan malam selesai dina dan ilham di beri waktu oleh kedua orang  tua mereka untuk saling mengenal masing masing .
Mereka memilih untuk duduk di taman agar tidak terlalu ramai ,dina kikuk saat ilham menatap nya dengan ekspresi wajah datar tanpa senyum.

"Kenapa kamu mau menikah dengan saya ,padahal kamu tidak mengenal saya?

Saya memang tidak mengenal mas ilham tapi saya percaya bahwa yang terjadi dengan kita tidak lepas dari kehendak allah ,dan mungkin ini adalah cara allah menjodohkan saya dengan mas ilham .jawab dina dengan mantap

"Berapa umur kamu ?

Dua puluh  mas.

"Lihat kamu bahkan baru dua puluh dua tahun dan kamu lebih pantas menjadi adik saya dibandingkan menjadi isteri saya.

Kita jalani saja dulu pernikahan ini dan untuk masalah bagaimana nanti nya ya alangkah baik nya kita mencoba dulu mas,anggap saja kita membahagiakan hati ortu kita.
Jawab dina dengan tenang.

"Baik kalo kamu sudah yakin mau menikah dengan saya ,tapi kamu jangan berharap ada cinta di hati saya,karena saya tidak mungkin mencintai gadis seusia adik saya yang masih bau kencur,nafsu aja enggak.

Dina diam kaku di tempat mendengar perkataan ilham ,calon suami nya yang begitu menusuk dan secara tidak langsung sudah menghina harga diri nya sebagai seorang wanita  .

Timbul keraguan dalam hati dina,apakah dia sanggup hidup serumah dengan pria kaku ,dingin tak berperasaan seperti ilham.

Liku Liku Pernikahan PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang