The Secret(ary) ; MENTAL SERIES [END] +AKAN TERBIT+

Bagian 1 [usaha]

Bagian 1

Usaha

•

Bekerja menjadi sekretaris adalah pengalaman yang tidak akan Ge lupakan. Pasalnya, sejauh mana dirinya terjebak menjadi pribadi bodoh terlihat serta terjabarkan dari sana. Sekarang adalah waktu yang dirasa tepat untuk mengubah sisi buruknya. Ge sudah harus membuat keputusan untuk menjadi lebih baik demi dirinya sendiri, orang tua, dan calon anaknya.
Merintis usaha hingga menjadi The Orc’s dalam jangka waktu beberapa bulan saja bukan usaha yang terbilang instan. Ge dengan kepandaiannya menggaet hati para pejabat tinggi untuk membantu usaha The Orc’s adalah perjuangan yang luar biasa melelahkan. Beberapa pastinya tidak mau memberikan kepercayaan membantu Ge hanya dengan kinerja berpromosi, serta memberi beberapa contoh seperti apa The Orc’s ke depannya secara cuma-cuma pada para petinggi yang memiliki uang banyak agar percaya menggunakan jasa Ge.

“Anak saya mau konsep acaranya dibuat semewah dan semegah mungkin, apa yang kira-kira bisa memberi kesan tersebut? Tapi beda dari yang lain. Soalnya, saya enggak mau kalau sampai konsepnya seperti yang artis-artis di TV. Enggak kreatif! Biasa banget. Apalagi dengan noraknya mereka ditayangkan di TV. Aduhhhh ...! Saya enggak mau pernikahan anak saya kayak acara pencarian bakat dangdut, deh!”

Ge mengingat kembali kalimat itu. Istri dari Radjata Group memang tipikal yang rewel sekali. Ge juga harus siap siaga karena usia kehamilannya saat itu masih terbilang sangat muda dan agak menyulitkan dirinya untuk bekerja. Untung saja ada Melia yang dikenalnya melalui jejaring sosial pertemanan yang tidak macam-macam ketika Ge bilang baru membuka usaha. Melia sigap saja datang dan mengikuti perintah Ge, walau tahu usaha yang Ge rintis sangat belum jelas arahnya.
Saat itu Ge membawa usulan dengan menampilkan orkestra mahal agar pernikahan anak dari pemilik Radjata Group itu bisa merasakan kesan mewah dan elegan dalam pernikahannya. Tentu susunan lagu-lagunya disesuaikan dengan acara pernikahan, dan pastinya, uang yang digelontorkan tidaklah sedikit. Ge saat itu belum menekan pada keuntungan, tetapi dia memikirkan bagaimana caranya agar pimpinan Radjata Group mau menyokong usahanya dan membuat The Orc’s sukses dalam waktu yang terbilang singkat.

Dari sana, Ge bisa bertemu Zuko, si pemilik orkestra termahal di Indonesia. Lalu tahap berkenalan, Ge tidak berlama-lama bicara basa-basi karena tujuannya adalah mendapatkan orkestra tersebut guna mengisi acara pernikahan keturunan Radjata Group. Ge tidak menyangka kalau Zuko akan langsung bertindak menandatangani isi kontrak yang sudah dipersiapkannya sebelum datang dan membujuk ke sana. Walau memang menemui Zuko saat itu sangatlah sulit dengan ketentuan jadwal yang Zuko punya.

“Ngapain, Mbak?” Melia datang ke ruangan Ge sembari membawa nampan berisi teh hangat untuk atasannya itu.

“Eh ... enggak, ini saya lagi mengingat kembali awal ketemu kamu dan The Orc’s bisa sampai sekarang. Padahal belum ada satu tahun saya merintis usaha ini.”
Melia tertawa. Memang agak aneh, mengingat bahwa The Orc’s bisa semaju seperti sekarang dalam hitungan bulan. Geihara sukses betul menyiapkan biaya melahirkan kalau begini caranya.

“Namanya juga dipromosiin sama orang berpengaruh, Mbak. Enggak heran, sih. Walaupun kesannya kita dompleng Radjata banget, ya ... enggak semua orang bakalan peduli gimana The Orc’s bisa seterkenal ini.”

Ge tersenyum mendengar ucapan Melia. Benar. Meski kalau dipikir-pikir The Orc’s sedikit banyak disokong Radjata, tetap saja hasil sempurnanya dari kinerja Ge sendiri dibantu Melia, dan mungkin kedepannya akan lebih banyak bantuan dari karyawan yang ada.

“Jangan lupakan orang terkenal nan kaya lainnya, Mel. Radjata itu sumber pertama, tapi enggak utama.” Ge terkekeh dengan kalimatnya sendiri.

“Bisa aja, Mbak Ge. Lagian pinter banget sih, menggaet hati para pejabat terkenal itu.”

Ge tahu kalau ucapan Melia tidak menjurus pada masa lalunya dengan mantan atasannya juga yang sedikit banyak terkenal karena kekayaannya, tetapi entah kenapa Ge jadi merasa tersentil dengan pujian tulus Melia; bahwa Ge pandai sekali merayu atau membujuk orang dengan jabatan tinggi, dan karena kepandaiannya itulah, dia malah menanggung si bayi yang ayahnya sendiri tidak tahu keberadaannya.