II. SEBBENE E MA

5 0 0
                                    

Namanya Ardhio Pratama, mahasiswa tingkat akhir jurusan kimia di salah satu universitas tebaik di Jakarta. Bisa dibilang ia cukup populer di kampus selain karena ketampanannya, ia bisa dibilang berprestasi baik akademis maupun non akademis, ia sangat disegani oleh mahasiswa satu angkatannya terutama juniornya. Hari ini kehidupan kampusnya pun berlanjut, saat ada angkatan baru biasanya gosip itu udah menyebar bahwa ada orang ganteng di kampusnya, sampai sekarang dia pun bingung kenapa setiap ada anak baru pasti mereka sudah tahu megenai dirinya.

"Pagi mas ganteng." Rian menepuk pundak Dio.

"Apaan sih lo, kayaknya setiap awal masuk kuliah sapaan lo gini mulu emangnya ga ada yang lain."

"Yah, mas ganteng marah-marah mulu, yaudah deh gue ganti sapaannya. Pagi bang jomblo." ejek Rian.

Raut muka Dio menggambarkan bahwa ia kesal dengan sebutan itu, Rian pun memutuskan untuk kabur dari hadapan Dio.

"Apa lo bilang tadi, sini lo." ucap Dio sambil mengejar Rian yang membuat keributan di koridor.

Dio memang terkenal di kampus karena ketampanannya sampai sekarang belum pernah berpacaran. Selain gosip tentang ketampanan Dio, orang-orang juga membicarakannya karena sampai saat ini ia belum berpacaran. Mereka mengira Dio tidak suka dengan perempuan karena Dio dekat dengan sahabatnya yaitu Rian yang sama-sama belum punya pacar.

Rian sendiri sudah menjadi sahabat Dio sejak kelas 1 SMP. Pada awalnya, mereka berdua bukan teman dekat. Melainkan musuh pada awal pertemuan mereka. Baik Dio maupun Rian berprestasi baik akademik maupun non akademik. Misalnya, persaingan mereka untuk menjadi peringkat nomor 1 di angkatan jika Dio menjadi peringkat pertama, maka Rian berada di peringkat kedua dan begitu pula sebaliknya. Tetapi, mulai masuk SMA mereka berdua pun berada di sekolah yang sama. Dio berbicara dengan Rian terlebih dahulu terkait dengan persaingan mereka saat berada di SMP. Dio ingin mengakhirinya dan berteman dengan Rian. Rian pun setuju dan akhirnya mereka menjadi teman dekat. Saat ini, Rian juga satu universitas dengan Dio tapi berbeda jurusan. Rian mengambil jurusan teknik sipil, sedangkan Dio mengambil jurusan kimia.

Rian tiba-tiba berhenti dan menarik napas panjang karena kelelahan, "Stop. Dio udah gue cape, gue minta maaf. Cuma gitu doang lo sensi amat dah."

"Awas lo yan, tunggu pembalasan gue." ucap Dio meninggalkan Rian.

"Woi Ardhio tungguin gue." Rian berusaha mengejar Dio

"Iye, gue tungguin."

"Eh, lo mau lewatin lapangan nggak? Liat yang lagi MOS siapa tau ada yang cakep."

"Terus kalo ada yang cakep kenapa? Emangnya mereka mau apa sama lo".

"Pasti mau lah, kan gue ganteng."

"Ndasmu, yaudah cepetan jadi ga ke lapangan." ucap Dio yang berjalan menuju lapangan dengan Rian yang berada di sebelahnya.

***

Masa orientasi mahasiswa baru, menjadi momok yang menakutkan untuk seorang mahasiswa baru. Setiap anak wajib mematuhi perintah dari senior-senior termasuk hal-hal yang tidaak masuk akal pun harus dilakukan mahasiswa baru.

"Untuk semua mahasiswa baru, harap berkumpul segera di lapangan." Seorang laki-laki berkata menggunakan pengeras suara.

Banyak orang yang berbondong-bondong ke tengah lapangan. Mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi lapangan saat itu, seperti lautan manusia, amat sangat ramai, kacau, dan sesak.

"TOLONG YA DIATUR BARISANNYA. INI LAPANGAN KAYAK ORANG MAU DEMO AJA." perintah seorang perempuan.

Para mahasiswa baru pun langsung mengatur barisannya setelah perintah dari kakak tingkatnya.

About TimeWhere stories live. Discover now