"Pannnnaaass banggget" keluhan Dinda temanku dari SMP. "Ambilin minum gue,na" pintanya padaku
"Nih adinda tersayang" ucapaku seraya memberikan botol minumnya. Pagi ini panasnya begitu terik seakan-akan pohon rindang pun juga tak sanggup lagi menahan.
Tak lama kemudian pelajaran dimulai entah mengapa hari ini pikiranku kacau,aku memang tak bisa belajar dalam keadaan hening, keadaan seperti itu malah membuatku menjadi malas dan ngatuk padahal masih jam pertama.
Aku juga bingung mengapa diriku tak bisa belajar dalam keadaan hening malah lebih suka dan bisa masuk dikepala dan otakku ketika teman ramai dan sibuk dengan dirinya sendiri.
Berkali-kali kupandang jam tanganku kurasa detik berputar begitu lambat, kesal rasanya "saatnya pulang" itulah yang kubisikan kepada diriku sendiri. Padahal jam menunjukkan masih pukul 10 pagi.
"Teeeett teeeett" bunyi bel istirahat
"Yuk ke kantin " ajak Dinda " Gue udah laper banget,cacing cacing diperut juga perlu nutrisi".Ku tidurkan kepalaku diatas buku yang berserakan diatas meja entah punya siapa saja dan apa yang kutulis tak masuk dalam otakku. "Gue gak ikut,Lo duluan aja nanti gue nyusul,kalau ada cita-cita ke kantin" kataku seraya bergurau.
"Halah kebiasaan banget sih" kesalnya padaku sambil berdiri dari bangkunya. "Mau nitip gak?" Tawaran Dinda padaku. Kulambaikan tanganku seraya mengisyaratkan tidak padanya.
Ku lihat tulisan yang ku catat pad buku tulis ku dengan niatan aku harap semua pelajaran yang barusan diajarkan masuk dikepalaku,karena pikiranku begitu kacau pada saat tadi pelajaran berlangsung.
Namun kurasa pikiranku menghadirkan tambah kacau entah kenapa moodku begitu tak karuan,yang membuatku merasa bertambah kacau. Akhirnya ku ambil buku novelku yang ku beli Minggu,lalu bersama Dinda. Kupikir akan membaik tapi ternyata sama saja.
Tak lama kemudian bel berbunyi aku melanjutkan pelajaran dengan pikiran yang masih kacau. Aku harap lekas pulang agar ku bisa tenangkan pikirku " Tumben diam-diam aja Lo" tanya Dinda padaku. Kuangkat sebelah asliku keatas sebagai tanda jawabanku " Tiara belum masuk juga?".
"Belum" jawabnya singkat
"Gimana kalau kita jenguk dia?" Pintaku. Dinda mengangguk sebagai tanda iya. Tiara adalah temanku juga aku mengenalnya saat bimbel waktu SMP namun,aku harus latihan bulutangkis sore hari akhirnya aku memilih untuk tidak melanjutkan bimbel dan lebih belajar sendiri.Saat yang kuharapakan datang yang kukatakan pada batinku sedari pagi. Akhirnya saat pulang sekolah tiba kurapikan buku lalu bergegas pulang namun, sebelumnya seperti yang telah diputuskan dengan Dinda kita akan menjenguk Tiara terlebih dahulu lalu pulang ke rumah.
"Rana,kamu duluan aja,aku mau ke toilet dulu" perintah Dinda sambil berlari keluar kelas dengan membawa tasnya.
"Oke,aku tunggu diparkiran ya!" Setuju keras. "Mau kemana?" Tanya Richo dari belakangku."Bikin kaget aja Lo,untung gue gak punya penyakit jantung dan semoga gak akan pernah" ujarku seraya mengelus dadaku. "Biasa aja kali gitu aja kaget, mau kemana sih?" Tanya lagi
" Kepo Lo" jawabku sambil mengangkat alis sebelah dan senyum sinis. "Ditanya juga" ujar yang padaku.
"Kencan sama Dinda" jawabku asal sambil beranjak dari kursiku.
"Ketahuan banget gak punya cowok" jawabnya mengejek sambil berjalan disampingnya dengan wajah yang masih penasaran." Dih kayak Lo punya pacar aja, mau jenguk Tiara puas nanya Mulu.mau ikut" tawarku padaku
"Enggak males gue,sama nenek lampir itu.byw gue balik duluan."jawabnya sambil berlari menjauh dariku."Gue doain jodoh sama Tiara lo." Teriakku padanya.
Tiba-tiba saat ku berjalan menuju parkiran mendadak ada yang menabraknya dari belakang. Aku tak tau dia siapa yang jelas ia laki-laki dengan tas hitam disampirkan dilengan kanannya yang mungkin terburu-buru, tak sengaja aku sempat mencium wangi aroma parfumnya yang maskulin.
"Isshh ati-ati dong.kalau jalan ada orang juga" protesku yang membuat menoleh sambil berjalan cepet menjauh tanpa kata maaf.
Kuabaikan pandanganku darinya lalu segera mencari motor Dinda.setelah cukup lama akhirnya Dinda datang juga." Lama amat sih,ngapain aja Lo?". tanyaku padanya.
"Bersihin toilet." Guraunya padaku
"Ditanya malah becanda,yuk cepetan gue mau latihan hari ini gak mau telat gue." Ujarku padanya."Ya udah,ayo makanya jangan bawel kayak emak-emak beli sayur deh." Jawabnya padaku sambil memberikan helm padaku.setelah itu motor Dinda melaju meninggalkan parkiran sekolah menuju rumah Tiara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kotak pos origami
Roman pour AdolescentsCerita ini mengisahkan seorang anak gadis SMA yang melalui jalan hidupnya banyak pilihan yang harus iya tentukan. Luka,air mata, suka duka, bahagia,susah senang,teman,sahabat,dan keluarga adalah beberapa warna yang diberikan oleh Tuhan untuknya. Iya...