[2]: Misi Pertama!

402 65 27
                                    


Youngho terbangun karena alram yang terus berdering. Lelaki ini membiarkan matanya terbuka perlahan dan mengerjap beberapa kali menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke dalam ruang kerjanya. Youngho beringsut untuk duduk. Ternyata dari semalam ia tertidur di sofa.

Dengan rambut acak-acakan dan kacamatanya yang posisinya miring, ia mematikan alaram lantas menuju kamar mandi. Pot kecil dengan bunga hyacinth white telah mekar sempurna di samping kaca besar. Youngho meletakkan pot bunga tersebut ke jendela agar mendapatkan cahaya yang cukup.

Ia membasuh wajahnya dan membersihkan mulut beserta gigi. Kembali ia melirik vas bunga hyacinth white yang sedang merekah.

"Wendy-ah, bunganya sama sepertimu." desahnya sebelum beranjak keluar dari kamar mandi.


_________________________________________


[Incheon, Summer 2004]

Youngho sedari tadi berdiri di depan toko bunga, tetapi kakinya belum berani melangkah memasuki toko. Berkali-kali Youngho mendesah gelisah disertai lirihan kecil seperti 'Kau bisa!' 'Ayo masuk dan bertemu dia!' juga menghembuskan nafas panjang-pendek.

Dengan sekali menghirup nafas panjang dan mengeluarkannya pelan-pelan, Youngho memantapkan dirinya untuk masuk ke toko bunga. Bukan sekali ini, tetapi berkali-kali. Hanya saja, hari ini sedikit mendebarkan.

Bunyi lonceng bergemericik ketika Youngho membuka pintunya. Suara nyaring perempuan yang pertama menyambut kedatangan Youngho, lelaki ini tahu siapa pemilik suara nyaring tadi.

Disana. Di sudut sana yang tengah membereskan dertan pot bunga kecil. Rambut panjang yang bergelombang, dress putih yang begitu pas membalut tubuhnya. Juga selendang merah yang dibelinya bulan lalu saat di festival musim panas. Mata cantik itu bertemu dengan kelereng matanya. Youngho merasakan getaran listrik bahkan untuk sesaat.

"Youngho Oppa!" perempuan itu memanggil namanya, tersenyum hingga bibirnya membentuk hati. Youngho selalu suka bagaimana cara perempuan itu tersenyum dan memikatnya.

"Hai, Wendy."

"Ah, maaf sekali untuk kemarin, Oppa, melewatkan pesta perpisahanmu. Aku menemani David menjenguk Noona-nya yang opname."

Youngho menggeleng lemah, "Tidak apa-apa. Aku kemari hanya untuk berpamitan, besok pagi-pagi sekali pesawatku akan terbang ke Osaka."

Wendy duduk di kursi tepat di depan Youngho. Tangannya masih setia memeluk pot kecil untuk tumbuhan yang bahkan belum berbunga.

"Aku hanya bisa memberikan ini sebagai kenangan, Oppa. Mungkin hanya sederhana, kalau kau mau rawat dia baik-baik, pastilah bunganya akan cantik sekali." Wendy memberikan senyuman yang membuat Youngho melekat di tanah yang dipijaknya -tidak mau pergi dari sini.

"Ah, ya. Terima kasih."

Mereka tidak bicara apapun setelah itu. Pengunjung toko bunga Wendy berlalu lalang memasuki toko bunga hingga membuat Wendy sibuk. Youngho juga sibuk -melamunkan pot bunga kecil yang bunganya belum tumbuh.

Finding Mr. DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang