02

20.1K 1.5K 130
                                    

"Mars!"

Gadis itu mendengar suara Ibunya, tapi dia masih nyenyak dalam hibernasinya.

"Marsha!"

Marsha kali ini membalik posisi tidurnya, menarik selimut, dan berusaha melanjutkan mimpinya kembali.

"Marsha Hassly Guthart!"

... zzz.

"HASSLY!"

***

"Mother, setelah 19 aku menjadi anakmu, tidakkah kau hafal tentang sederet kalimat 'jangan pernah ganggu seorang Marsha dalam tidur nyenyaknya'? Mother, aku butuh banyak tidur, jika tidak apakah kau mau aku tak mendapatkan suami kelak karena tampangku memelas dengan lingkaran hitam di mata? Mirip seperti Panda, bolehlah, tapi jika kenyataannya aku malah makin buruk rupa? Siapa yang menderita nantinya?"

Mrs. Guthart hanya menghela nafas panjang. Tangannya bergerak merapikan meja makan dan berusaha menulikan telinga dari sederet kalimat pagi Marsha. Uh, tidakkah Mrs. Guthart merasa paginya selalu miris?

"Sayang, dua kopor mu sudah Ibu siapkan. Ibu mengambil penerbangan pukul 9 pagi dan sekarang sudah pukul 7 pagi. Kau punya waktu 2 jam untuk bersiap-siap."

Marsha mengerang kecil, "Siapa yang menyetujui pikiran Ibu itu? Aku bahkan belum berkata 'ya Ibuku tercantik, aku sangat setuju atas ide penitipan ini'. Kapan aku berkata seperti itu? Tidakkah kau tahu, Ibu?"

Mrs. Guthart menoleh pada Marsha, tersenyum kecil ketika tiba-tiba mendapatkan sebuah keajaiban besar. Ilham super di pagi hari, Tuhan benar-benar baik.

"Darling, entah Ibu yang memang sudah tua atau Ibu yang akan segera menua, kau barusan berkata 'ya' beserta beberapa kata di belakangnya," ujar Mrs. Guthart mengerling pada Marsha. "Ya! Kau barusan berkata 'ya'!" lanjutnya dengan pekikkan.

"Benarkah?" Marsha membelalakkan matanya. Mrs. Guthart mengangguk sambil terkekeh akibat pekikkannya yang kontras dengan umurnya saat ini. Sesekali tak apa, asal tak kehilangan secuil pita suara, pikirnya.

"Sekarang pergilah mandi dan bersiap-siap." perintah Mrs. Guthart.

"Oh Ibu, aku tak mau mandi."

"Kenapa?"

"Lagipula para pramugari tugasnya bukan bermain satu sama lain untuk menebak siapa penumpang pesawat yang tak mandi," tutur Marsha. "Pramugari tak peduli jika aku tak mandi."

"Abaikan pramugari karena Ibu peduli jika kau tak mandi."

"Tidak."

"Ayolah Marsha, kau disana akan disambut oleh lima pria tampan. Jika kau tak mandi, masing-masing paru-paru mereka tak akan siap menerima udara tercemar karena bau badan mu."

"Ayolah Ibu, kau pikir aku masih kecil dan mudah untuk di bohongi?" Marsha berdiri. "Baiklah, aku percaya pada Ibu. Aku mandi."

Mrs. Guthart tersenyum penuh kemenangan.

"Jangan gunakan pasta gigi untuk membunuh serangga, Mars."

***

"Apa semua sudah selesai?"

"Sudah."

"Apa ponsel telah masuk tas?"

"Sudah."

"Lolipop rasa ceri?"

"Sudah."

"Biskuit susu mu?"

"Sudah."

"Apa lagi yang kurang?"

"Dompetku. Tak ada isinya."

Marsha & The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang