Tok ... tok ... tok
"Vi ... Bangun, Nak!" pekik seorang wanita paruh baya. Ia berkali-kali mengetuk pintu kamar yang berhiaskan gantungan berbentuk hati itu.
"Bu, percuma ibu ketuk pintu kamar Via. Anaknya udah pergi dari tadi," jawab seorang gadis berambut sebahu.
"Tumben tuh anak bisa bangun pagi. Biasanya ibu harus pake tenaga ekstra bangunin dia." Gadis berambut sebahu itu hanya tertawa mendengar penuturan sang ibu.
"Resti berangkat kerja dulu ya, Bu."
"Iya, kamu hati-hati ya, Nak."
***
Senyum Via mengembang saat kedua matanya menangkap sosok sang pujaan hati. Langkah kaki gadis itu berjalan perlahan mendekati pria yang sedang duduk santai di bangku taman kampus.
"Hayo ..., " pekik Via mengagetkan pria itu membuat orang yang dijahili olehnya terbatuk-batuk. Gadis itu tertawa terbahak-bahak tanpa rasa berdosa sedikit pun.
"Nih minum dulu." Via menyodorkan sebotol air mineral kepada pria yang ada di sampingnya itu.
"Zayn makan mulu. Makan sama aku kapan?" tanya Via. Seperti biasa gadis itu selalu menggoda pria yang bernama Zayn. Entah kenapa ia tak pernah bosan menggoda Zayn padahal sudah jelas-jelas jika lelaki itu menolak cintanya. Zayn hanya tertawa pelan mendengar pertanyaan dari Via.
"Kamu udah punya pacar yang ngajakin makan bareng. Aku mah apa atuh?" ucap Zayn diselingi dengan candaan ringan khas dirinya.
"Habis kamu diminta kepastian mengenai hubungan kita gak pernah mau jawab," gerutu Via.
Zayn menarik napas dalam lalu mengembuskan perlahan. "Via, aku cuma berusaha realistis aja. Aku gak akan bisa ngebahagiain kamu." Gadis di hadapan Zayn hanya bersedekap dada mendengar penuturan dari pria itu.
"Kalau kamu ngasih kepastian, aku yakin kita bisa membuat kebahagiaan kita sendiri." Zayn memijat pelipisnya. Entah bagaimana lagi ia harus menjelaskan kepada gadis yang ada di hadapannya itu.
"Dengarin aku! Aku belum bisa ngasih kejelasan, aku takut berkomitmen sedangkan aku sendiri aja ragu bisa atau gak bahagiain kamu."
"Kamu gak bsa ngasih kejelasan, tapi kamu sayang sama aku. Gimana sih?"
"Aku sayang, tapi kalau aku gak bisa bahagiain kamu rasa sayang itu ujung-ujungnya hanya akan menyakiti. Bukankah kalau memang sayang melepaskan dan merelakanmu kepada lelaki yang tepat adalah jalan terbaik?"
"Terus skarang gimana? Randy gak contact aku hampir satu bulan. Hubungan kita gantung tanpa kejelasan. Apa kamu tega?" tanya Via. Mata gadis itu berkaca-kaca mencurahkan seluruh isi hatinya.
Zayn mengusap lembut punggung Via. Kalau boleh jujur, hatinya tergores saat melihat gadis pujaannya merasa sedih seperti saat ini. "Kalau dia memang sayang sama kamu, di pasti balik. Yang penting kamu sabar ya."
"Lalu, kamu cuma liatin aku kayak gini?"
"Terus aku harus apa?" tanya Zayn. Ia benar-benar bingung menghadapi gadis yang sudah mengisi hatinya selama berbulan-bulan.
"Bahagiain aku, Zayn."
"I hope i can." Zayn menunduk. Ada kesedihan yang menyesakkan dadanya.
"Do your best. Be yourself. "
"Gak semudah itu, Vi. Aku takut justru nanti aku malah nyakitin kamu."
"Kamu belum coba, Zayn," ucap Via dengan penuh penekanan.
"Maaf, aku permisi." Zayn mengemas buku-bukunya dan meninggalkan Via sendiri di bangku taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit (Antara Cinta Dan Nafsu)
RomansaRank #85 dalam #affair (07/02/2019) Rank #4 dalam #friendwithbenefit (07/02/2019) ======================================= Kenapa, Vi? Kenapa aku gak bisa memiliki kamu? Bukan, ini bukan salah kamu. Aku yang gak pantas untuk kamu, tapi aku janji apa...