Intro

150 9 0
                                    

Riuh seruan penggemar terdengar di seluruh penjuru Gocheok Dome.

Tangisan pun mewarnai berakhirnya salah satu boy grup besar di jagat hiburan Korea Selatan. Tak hanya para penggemar yang merasakan suasana sedih. Para member boy grup itu pun merasakan hal yang sama.

Perjalanan mereka untuk sampai di Gocheok Dome ini tidak mudah. Banyak pesaing dari agensi lain yang sama berbakatnya dengan mereka.

Wanna One.

Itulah nama boy grup itu. Nama yang diberikan oleh penggemar setia mereka sejak jaman Produce 101. Nama yang mewakili mimpi mereka bersebelas.

Park Woojin. Member yang terkenal ceria pun tak kuasa menahan air mata sedihnya kala harus berpisah dengan saudara saudaranya tersayang.

Sang Center, Kang daniel bahkan sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi. Ia menyaksikan semua membernya pergi ke backstage sendirian diatas panggung. Dengan langkah gontai ia meninggalkan panggung yang banyak berarti untuknya. Setelah menyampaikan salam perpisahan, Lift membawanya turun ke backstage.

Dengan tangis yang tak lagi ia tahan, seorang Kang Daniel akhirnya menangis dengan terisak dipelukan Jisung, hyung satu perjuangannya dari MMO.

"Shtt.. Daniel sudahlah. Jangan menangis lagi. Ini memang akhirnya, tapi ini awal dari semua member untuk berkembang lebih hebat lagi," Ucap Jisung menenangkan. Sebagai figur kakak tertua, Ia merasa harus selalu melindungi semua adik adiknya.

"Jisung hyunggg," Daniel semakin terisak Jisung dan Jisung mengeratkan pelukannya pada Daniel.

"Jisung hyung! Tolong aku!" Maknae mereka, Lai Guanlin berlari dengan mata sembab kearah Jisung dan Daniel. "Ada apa Guanlin ah?" tanya Jisung ketika Guanlin berada dihadapannya.

Dengan terengah Guanlin mencoba menjelaskan, "Seong-woo.. Seongwoo hyung!"

"Kenapa Seongwoo?" tanya Jisung panik. Daniel yang mendengarnya ikut panik. Pasalnya ia tau kondisi hyungnya itu tak selalu baik.

"Seongwoo hyung tidak membuka matanya sejak turun dari panggung!" Mendengar penjelasan Guanlin, Daniel dan Jisung sontak berlari keruang tunggu.

Diruang tunggu mereka disambut teriakan panik Minhyun yang terus menepuk pipi Seongwoo. "Seongwoo kumohon. Jangan seperti ini. Kumohon Seongwoo ya," Minhyun berucap lirih sambil terus berusaha membangunkan Seongwoo.

"Seongwoo hyung!" ucap Daniel panik sambil mendekati Seongwoo yang berada dipelukan Minhyun. "Apa yang terjadi Minhyun ah?" tanya Jisung pada Minhyun yang sudah menyerahkan Seongwoo pada Daniel.

"Seongwoo sepertinya kelelahan. Konser 4 hari terakhir menguras energi dan emosinya," ucap Minhyun, "Kami yang duluan pergi ke backstage menunggu diruang monitor, ketika Jisung hyung sudah kembali dan kami sedang menunggu Daniel, Daehwi dan Guanlin mencari Seongwoo. Semua staff kebingungan, mereka kira Seongwoo ada diantara kami. Seorang stylish menemukannya dilift yang membawanya turun tadi dengan keadaan seperti itu," lanjut Minhyun dengan menghela nafas. Ia menoleh pada Daniel yang masih berusaha membangunkan Seongwoo dibantu oleh member lainnya. Entah kenapa hatinya merasa sakit melihat itu.

Sementara itu Daniel dengan member lainnya masih berusaha membangunkan Seongwoo. Erangan pelan terdengar dari bibir pucatnya. "Seongwoo hyung!" ucap Daniel lega ketika melihat kelopak mata itu akhirnya terbuka. Seongwoo mengerjapkan mata pelan. Terlihat ia masih lemas.

"Seongwoo hyung akhirnya," desahan lega terdengar dari para member yang dari tadi mengerubuni Seongwoo. Daniel perlahan bangkit dengan Seongwoo dipelukannya yang kembali menutup matanya. Daniel berjalan ke arah ruang istirahat mereka yang berada diruang tunggu. Beruntung sekali ruang istirahat itu terdapat sebuah kasur yang nyaman. dengan perlahan Daniel merebahkan Seongwoo dan mengusap pelan surai itu pelan.

"Apa yang terjadi padamu hyung?" ucap Daniel pelan. Ia mengusap rasi bintang yang berada dipipi Seongwoo membuat pemiliknya kembali membuka matanya pelan.

"Niel.." panggilnya pelan.

"Apa apa hm?"

"Maafkan aku sudah merepotkan kalian," Daniel tersenyum mendengarnya dan kembali mengusap surai milik Seongwoo.

"Lain kali jika hyung sudah tidak kuat jangan dipaksakan, aku takut nanti tidak ada yang menjaga hyung seperti yang aku lakukan sekarang hehe," canda Daniel yang membuat Seongwoo semakin sedih. Air mata kembali mengaliri pipinya yang semakin tirus itu. Daniel kaget melihat hal itu dan segera menghapus air mata itu dengan pelan.

"Jangan menangis lagi Seongwoo hyung, nanti kau semakin lemas," mendengar itu Seongwoo semakin kencang menangis. Daniel segera membawa tubuh kurus itu didekapannya dan mengelus pelan punggung bergetar Seongwoo.

"Aku tak hiks.. ingin hiks.. berpisah dengan semuanya hiks denganmu," ucap Seongwoo sesengukan. Daniel hanya bisa tersenyum mendengar itu dan menjauhkan badan Seongwoo.

"Percalah pada takdir hyung. Seperti Wannable yang mempercayai takdir Wanna One. Percayalah bahwa takdir kita berdua lebih indah dari surat kontrak Wanna One," ucap Daniel penuh pengertian. Saat ini dirinya harus bersikap dewasa menghadapi semua hal ini.

Seongwoo kembali memeluk Daniel dan menyamankan tubuhnya pada tubuh besar Daniel. Daniel terkekeh dan mengusap kembali punggung itu.

"Istirahatlah hyung. Jangan sampai sakit lagi,"

Jisung yang semula ingin menengok keadaan Seongwoo mengurungkan niatnya ketika mendengar ucapan Daniel dan menutup pintu ruang istirahat dengan senyuman.

.

.

.

Wahh apa ini?? aku bener2 buntu sama Pine Tree. Kaya udah ga dapet feel lagi. tapi aku berusaha update Pine Tree.

Aku bener2 masih kepikiran waktu Wanna One bener2 udah bubar sedih aja rasanya. sampe aku kepikir up work baru dengan otp kesayangan aku.

well guys aku mencoba terbaik disemua cerita ku. mohon dukungannya.

vomment jusseyo.

 vomment jusseyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After All This Time [Ongniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang