0.3

170 37 10
                                    

"Masuklah!" Guru itu mempersilahkan.

Dengan sedikit gurup Lee Ye Ji pun mulai melangkahkan kakinya memasuki kelas. Saat baru saja ia menampakan wajahnya, suara siulan sudah terdengar begitu jelas ditelinganya membuatnya langsung merasa tidak suka dengan suasana kelas barunya.

Lee Ye Ji pun memutuskan untuk berdiri disamping wali kelasnya, dengan raut wajah yang datar.

Saat wali kelasnya memperkenalkannya, ia malah sibuk memperhatikan keadaan kelas dan orang orang disana. Ia bisa menilai bagaimana kacau nya kelas ini, dilihat dari awalnya pun orang orang kelas ini memang sedikit kacau dan sama sekali tidak membuanya begitu tenang. Tidak seperti apa yang diharapkannya.

"Ku kira akan mendapatkan kelas yang damai, ternyata disini sama saja." Keluhnya dalam batin, karena harapan awalnya ia ingin mendapatkan kelas yang tentram dan tenang agar ia bisa merubah dirinya menjadi lebih baik. Namun harapannya gagal, ia justru mendapatkan kelas yang nampak lebih kacau dari sebelum sebelumnya.

Namun raut wajahnya seketika berubah, ia menampakan senyum manisnya, ketika sepasang matanya mendapati seorang laki laki yang tengah duduk rapi dan menatap kearah dirinya.

Senyumannya pun semakin lebar, ketika laki laki itu melambaikan tangannya dan menyapanya dengan senyuman manis khasnya.

"Lee Ye Ji-ssi, perkenalkanlah dirimu!" Ucapa sang guru mempersilahkan.

"Ah— Ne, Annyeonghaseyo. Lee Ye Ji imnida." Ucapnya singkat, sembari tak henti menatap laki laki yang selalu mendebarkan hatinya.

"Lee Ye Ji-ssi apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan kepada teman barumu?"

"Senang bertemu dengan kalian, kuharap kita bisa menjadi teman baik."

"Ahh, baiklah."

"Lee Ye Ji-ssi, apa kau tidak keberatan duduk dibangku paling belakang?"

"Ne, gwenchanayo."

"Baiklah kalau begitu silahkan duduk."

Setelah gurunya mempersilahkan, Lee Ye Ji pun melanjutkan langkahnya menuju arah bangku belakang. Ia pun merasa bingung memilih bangku mana yang harus dipilihnya karena ada dua bangku kosong disana, dibagian tengah belakang dan bagian sisi dekat jendela. Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung memutuskan duduk dibagian belakang dekat jendela.

"Baiklah anak-anak, apa hari ini ada yang tidak masuk?"

"Ada pak, diagenda sudah tertulis daftar nama yang tidak hadir hari ini." Jawab si sekretaris kelas.

"Emm, baiklah. Kalo begitu bapak pamit, jangan membuat keributan, berteman baiklah dengan murid baru." Jawab guru itu setelah selesai melihat agenda kelasnya dan langsung berpamitan.

"Ne." Jawab seluruhnya serempak.

"Annyeong, namaku So Ah." Sapa seorang gadis yang duduk tepat dihadapan bangkunya. Gadis itu tersenyum dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Lee Ye Ji." Jawabnya, menjabat tangannya dan membalas senyuman yang diberikannya.

"Dari mana sekolah asalmu?"

"SMA ——"

"Ahh iya aku tahu. Ku dengar itu adalah sekolah kedua terfaforit di Korea."

"Benarkah?"

"Eung, tentu saja. Ngomong ngomong kenapa kau pindah dari sana?"

Mendengar hal itu, Lee Ye Ji terlihat sedikit tetkejut, ia bingung harus menjawabnya jujur atau malah sebaliknya, karena tidak ingin membuat teman barunya salah paham terhadap dirinya.

Yataome! (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang