"Kau tidak bermimpi" .
Sang mentari masih menunjukkan eksistensinya diatas sana dan Chanyeol masih beranggapan bahwa apa yang di lihatnya tepat didepan matanya itu hanya sebuah halusinasi.
Wajahnya memang masih memamerkan suatu ketidak percayaan, namun matanya telah terlebih dahulu memastikan makhluk yang ada di depan tubuhnya saat ini menapak pada pijakan tanah yang sama dengan dirinya apa tidak.
Chanyeol benar-benar melakukan itu. Meneliti dari ujung atas kepala hingga ujung kakinya. Dan kektika dirinya mendapatkan jawabanya itu semakin membuat dirinya tidak percaya.
"Aku kan sudah bilang kau tidak bermimpi".
Adalah Baekhyun, sosok yang kini tengah memamerkan sebuah senyuman dengan berdiri beberapa meter dari jarak Chanyeol saat ini. Bukan dengan wujudnya sebagai seorang manusia, melainkan sesosok yang sulit untuk dijelaskan dalam otak manusia.
Chanyeol masih belum bisa percaya dengan apa yang tengah terjadi.
"K-kau nyata?"
Sosok itu terkekeh mengangguk memberi jawaban atas pertanyaan Chanyeol.
"Bagaimana bisa?".
Baekhyun tersenyum sebelum menjawab dan senyuman itu sukses membuat sesuatu dalam diri Chanyeol berdesir.
"Apa kau pernah mendengar sesuatu tentang 'ada nyawa yang belum bisa pergi dengan tenang karena ada suatu urusan yang belum dia selesaikan di dunia yang dia tinggalkan' kau pernah mendengarnya?".
Chanyeol sepertinya pernah mendengar kalimat itu, namun dirinya menganggap itu semua mustahil di dunia ini, apa lagi di jaman yang serba moderen seperti saat ini.
"Aku tahu kau tidak percaya pada hal semacam itu". Baekhyun terkekeh melihat raut wajah Chanyeol dengan sebuah kerutan di dahinya.
"Terima kasih sudah mengunjungi ku selama ini, Aku selalu melihatmu datang, berdiam menatap langit. Berkata dalam hati untuk sebuah kata maaf untuk ku, dan aku selalu mendengarnya".
"Satu hal yang harus kau tahu ini semua bukan salah mu, karena sudah memang seharusnya begitu jalan hidup ku."
"Dan bisikan-bisikan itu berasal dari mu?". Chanyeol menyahut, sekali lagi Baekhyun tersenyum dan itu semakin membuat Chanyeol merasakan desiran dalam dirinya semakin kuat.
Chanyeol memejamkan matanya sebentar untuk memastikan ketika dia membuka matanya nanti masih berharap itu semua mimpi. Namun tentu saja itu percuma karena sosok itu masih tepat berada di depanya.
"Kakakmu tahu?"
"Oppa..?" Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan memberi jawaban.
"Wae.?" Balas Chanyeol cepat.
"Karena aku tak ingin membuatnya semakin bersedih atas kepergian ku. Jika oppa melihat ku yang sekarang mungkin dia akan menyalahkan dirinya atas diriku".
"Mungkin beberapa kali kau bertemu dengannya membuat kau sudah sedikit memahami oppa ku, tapi ... kau tahu ? aku lebih memahami hatinya."
Sebenarnya banyak ragam pertanyaan dalam benak kepala Chanyeol, ingin rasanya bibirnya mengutarakan semua unek-unek itu, namun ketika teringat perkataan Baekhyun tadi membuat Chanyeol mengurungkan niatnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost
Short Story"Kau tak perlu membalasnya .. cukup dengan jangan membenciku seumur hidupmu itu sudah lebih dari cukup untukku" Chanbaek(GS)