Kehidupanku

72 15 1
                                    

hari ini citra langsung menuju rumahnya sepulang sekolah, sesampainya dirumah citra melihat hal yang tidak ia inginkan lagi. Ia melihat orang tuanya bertengkar, setiap dirumah citra selalu melihat orang tuanya bertengkar, orang tuanya kurang peduli dengan citra, ntah citra mau pulang malam atau pulang cepat, citra tidak pernah ditanya gimana sekolahnya, ngapain aja disekolah, ada hal baru apa di sekolah dan semacamnya. Keadaan seperti ini terus berlanjut bahkan saat orang tua citra bertengkar, citra ikut dimarahi, terkadang citra heran apa alasan ia dimarahi. setiap dimarahi citra selalu mengurung diri dikamarnya. Ia menangis, melempar-lemparkan bantalnya, Hatinya terasa sangat hancur. Citra merasa hidupnya tidak ada artinya, sampai sampai citra berfikir untuk menghakiri hidupnya. Tapi citra begitu takut untuk melakukannya.

Keesokan harinya saat citra pulang sekolah, ia langsung pulang dan sampai dirumah ia melihat orang tuanya yang sedang bertengkar. Karena citra sudah merasa muak ia menghampiri kedua orang tuanya. Dengan perasaan sedih dan marah citra bicara kepada orang tuanya. Ia menasehati kedua orang tuanya. Tapi yang terjadi tidak seperti dugaan citra. Saat citra bicara ia tidak didengarkan. Dan citra langsung bicara pada ayahnya tapi respon ayahnya sangatlah buruk. Ayahnya menampar citra, ia berkata "kau anak tidak tau di untung!! Kau pikir siapa yang membiaya hidupmu dan ibumu yang bisanya marah-marah saja" mendengar perkataan itu ibu citra menjadi tambah marah dan disisi lain, citra lari ke luar rumah sambil menangis dan berfikir kalau hidupnya seperti ini terus, Ini akan membunuhnya secara perlahan. Tanpa pikir panjang citra berlari dan pergi ke jurang. Langkah demi langkah citra mendekati jurang itu, saat ia akan jatuh ia memejamkan matanya dan menyerah akan hidup ini. Saat citra akan jatuh tiba tiba datang seorang yang memegang tangan citra. Saat itu citra terkejut dan ia marah karena cowok itu menyelamatkannya. Ia memukul cowok itu.

"kenapa kau memegang tanganku? Aku tidak ingin diselamatkan, hidup ini sangat kejam. Tidak ada artinya aku hidup, Lepaskan aku!" ( sambil menangis)

"Aku tidak akan melepaskanmu, hanya orang bodoh yang akan mengakhiri hidupnya. Sekarang kau ikut aku." (Menarik tangan citra)

"Apa apaan kau ini lepaskan aku, kau ini siapa aku tidak takut denganmu cepat lepaskan aku. Aku akan mengakhiri hidup ini." (Sambil memukul mukul pundak cowok itu)

"kau jangan takut, aku tau apa yang kau rasakan, saat melihat mata mu aku melihat kesedihan yang sangat mendalam, walau aku tak tau apa yang terjadi kepada mu. Ikutlah aku sebentar setelah itu kau boleh meninggalkan dunia ini." (Bicara dengan expresi yang sangat yakin)

"Terdiam"(mengikuti cowok itu)

Sesampainya di puncak arga menyuruh citra duduk. Dan hari itu arga menemani citra. Dan ia bercerita bersama sama"

"perkenalkan namaku arga, nama kamu siapa? Dan kenapa kamu ingin terjun ke jurang?"

"Kenapa kmu bertanya-tanya? Emang kamu siapa? Kita tidak kenal, tidak usah sok peduli kalau kamu hanya akan bertanya-tanya padaku."

"Hmmm aku yaa... aku memang bukan siapa-siapa kmu. Tapi aku lihat kmu sangat sedih, aku tidak bisa melihat orang bunuh diri dihadapanku. Kamu bisa kok berbagi cerita dengan aku, oya nama kamu siapa?"(bicara sambil tersenyum)

"melihat ketulusan arga, hati citra menjadi luluh. Citra mengenalkan dirinya dan mulai menceritakan satu persatu alasan ia ingin mengakhiri hidupnya." (Sambil menangis)

"waduuu sedihnya. Hmm kalau itu yang terjadi aku bisa jadi teman baikmu. Aku akan ada buat kamu asalkan kamu tidak akan melakukan hal seperti tadi." (Jawab arga sambil tersenyum)

"apakah yang kau katakan itu benar? (Menangis lebih keras)."

"Tentu saja, sekarang kamu bisa luapkan semua isi hati mu. Berteriaklah sekeras mungkin. Orang jarang kesini jadi kamu bebas berterik. Aku kalau lagi sedih juga kesini. ( terawa)"

"oya btw... kamu tinggal dimana? Dan aku boleh manggil bang arga?"

"tentu boleh... rumah ku tidak jauh dari sini.kamu bisa main main kerumah ku."

Tak terasa hari sudah sore, arga dan citra pulang bersama sama, citra berterimakasih kepada arga, karena arga telah menenangkan hatinya, setelah mengantarkan citra sampai rumah, arga pergi pulang kerumahnya. Citra memasuki rumah dengan tersenyum, ia langsung ke kamarnya. Ia termenung dan berharap suatu saat nantik keluarganya bisa utuh dan peduli lagi dengannya.

CINTA MEMBAWA KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang