Satu bulan telah berlalu, setiap hari arga dan citra selalu bertemu, seiring berjalan waktu hubungan antara arga dan citra menjadi sangat baik, arga menganggap citra teman baiknya begitu juga dengan citra. Keduanya sering pergi ke puncak menghabiskan waktu sorenya. Beban yang terasa oleh citra seketika hilang saat ia bertemu arga. Citra merasa seolah-olah ia menemukan hidupnya lagi. Tetapi walaupun begitu saat dirumah citra selalu melihat orang tuanya bertengkar.
Keesokan harinya citra tidak melihat arga di dekat jurang (tempat biasa ia bertemu). Awalnya citra menganggap arga sibuk atau ada keperluan lainnya, tapi sudah beberapa hari citra tidak melihat arga. Citra merasa cemas dan khawatir kepada arga, ia takut arga kenapa-napa. Setelah beberapa hari, citra tidak bertemu arga ia merasa kesepian ditambah lagi saat dirumah ia melihat sesuatu yang tidak ia inginkan. Saat itu citra mengingat kata-kata arga "saat arga sedih ia selalu pergi kepuncak untuk meluapkannya". Tanpa pikir panjang citra pergi kepuncak sendiri, sesampainya disana citra langsung duduk sambil menangis yang ia pikirkan hanyalah arga, ia takut kehilangan arga karena bagi citra arga merupakan satu-satunya teman baiknya. Citra meluapkan kesedihannya saat berada di puncak, ia berteriak sekeras yang ia bisa sambil mengucapkan nama arga sesekali, saat pulang citra hanya bisa membawa harapan besoknya ia akan bertemu arga.
Setelah beberapa minggu saat citra pergi ke jurang ia melihat seseorang yang duduk sambil menatap ke bawah. Citra perlahan lahan mendekati pria itu, ia berpikir itu adalah arga. Saar citra memanggil nama arga pria itu menoleh kebelakang, ternyata itu bukan arga melainkan seseorang yang sedang beristirahat. Citrapun pergi ke puncak sendiri membawa kesedihannya saat berada dipuncak citra berteriak lagi untuk melepaskan kesedihannya. Dan saat citra menyebut nama arga tiba-tiba seseorang menyaut dari belakang. Saat citra menoleh kebelakang ternyata itu adalah arga, raut wajah citra yang sebelumnya sedih sekarang berubah menjadi tangisan bahagia.
"dasar cengeng, jangan nangis lagi, Nantik cantiknya hilang" (kata arga sambil tersenyum)
"Bang kamu datang tidak diundang dan pergi tidak bilang-bilang" (dengan wajah kesal)
"aku mintak maaf, soalnya kemaren aku tidak sempat memberitahu kamu. Adik ku yang berada di jakarta sedang sakit. Jadi aku pegi kejakarta. Dan dia akan pindah kesini saat naik kelasnya nantik."
"ya sudah tidak apa-apa kok,
Bang kamu punya adik? Kenapa tidak pernah memberitahuku?""hahaaa salah sendiri tidak pernah nanya." (sambil ketawa)
"hmm ya deh." (ketawa sambil memegang kepala)
"citra.."
"ya ada apa bang?"
"nih aku bawa coklat buat kamu. Kmu mau?"
"ngak mau"
"hahaaa kamu tidak suka coklat ya. Ya udah nantik aku makan sendiri." (ketawa memegang kepala)
"ngak mau nolak maksutnya." (ketawa)
Hari itu arga dan citra bercerita dan bercanda tawa. Kesedihan citra yang sebelumnya sudah hilang saat kedatang arga. Citra merasa senang begitu juga dengan arga. Saat dijalan pulang arga mengajak citra kerumahnya besok. Tapi citra berkata belum siap karena ia sebelumnya tidak pernah main ke rumah teman cowok. Mendengar alasan citra arga meyakinkan citra kalau dirumahnya itu sangat asik, Tapi citra takut jika nantik dia sampai dirumah arga, ia akan melihat hal yang sama seperti yang biasa dia lihat dirumahnya. Arga tetap meyakinkan citra, "jika citra tidak mau juga tidak apa" kata arga.
Setelah mengantarkan citra, arga menuju rumahnya, sesampainya dirumah arga menceritakan tentang citra kepada ibunya. Arga menceritakannya dari awal bertemu hingga hari ini. Mendengar cerita arga, ibunya merasa prihatin dan ibu arga menyuruh arga membawa temannya ke rumah, setidaknya ibu arga tidak merasa kesepian lagi saat berada dirumah. Mendengar tanggapan ibunya, arga merasa senang karna ibunya tidak mempersalahkan kalau arga berteman dengan citra, malahan ibunya senang jika arga bisa berteman dengan citra karena dengan bertemannya arga dan citra, arga bisa mengajak citra ke rumahnya. Jadi ibu arga tidak kesepian juga karna dirumah arga hanya ada arga dan ibunya. Sedangkan adik arga dan ayahnya masih di jakarta. Ia akan pindah ke sini kurang lebih 3 bulan lagi setelah adik arga (boy) naik kekelas 9.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MEMBAWA KEHIDUPAN
RomanceCitra merupakan seorang anak dari pengusaha yang kaya raya tapi kehidupannya dipenuhi kesedihan, kedua orang tuanya tidak pernah akur dan citra tidak pernah diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Di saat keputusasaannya, citra ingin mengakhiri hidupn...