Alexa tak henti-hentinya meneriakkan nama seseorang yang sudah berlari menjauh lebih dulu. Tidak peduli apa yang orang-orang pikirkan tentang kegiatan yang ia lakukan didalam mall ini. karena bagi alexa, wanita itu harus ia dapatkan bagaimanapun caranya. Bahkan beberapa kali ia harus meminta maaf pada orang-orang yang tak sengaja ia tabrak. Juga membetulkan letak kacamata hitam miliknya. Walaupun ia sedang berada dalam situasi seperti ini, alexa tidak lupa untuk selalu menyembunyikan identitasnya sebagai seorang publik figure terpandang.
Sekarang wanita itu malah berbelok arah menuju basement bawah tanah, tempat para mobil mewah berjejer rapih, membanggakan mahalnya diri masing-masing. mau tak mau alexa harus terus membuka mata agar target yang ia incar tidak mudah lolos begitu saja. Tapi pada kenyataannya baru lima menit ia berada didalam tempat ini, wanita itu sudah menghilang.
" Huh benar dugaanku. akan sulit untuk mendapatkannya sekali lagi! Awas saja alena aku akan membalas kelakuan licikmu itu nanti!!! "gerutu alexa kesal, karena dengan mudahnya ia lolos begitu saja dari kejarannya. 'Tapi apa maksud kedatangan alena kesini? hmm sebaiknya aku harus lebih berhati-hati dengan kehadirannya kali ini. Semoga saja tidak ada hal buruk yang akan terjadi lagi'.
*****
"ALEXA! Darimana saja kau, ha?". Alexa tau kalau ia akan mendapatkan cipratan kemarahan stev. layaknya letusan gunung berapi. Sudah berulang kali berbuat ulah dan ia hapal betul pada akhirnya akan bagaimana.
"Stev sahabatku tersayang, maafkan aku membuatmu khawatir. Kau taukan kalau aku lapar, aku tidak akan bisa menahannya lagi." Lirih alexa bohong, memainkan puppy eyes andalannya agar stev luluh. Padahal sejujurnya ia belum memakan apapun dari tadi karna sibuk berlari.
"Baiklah. Baiklah. Kali ini kumaafkan tapi lain kali jangan berbuat seperti itu! Kau taukan, disini kau sebagai seorang publik figure, sweety.." ujar stev melembut.
'Bukan kali ini saja stev tapi berulang kali kau selalu saja memaafkanku. Dasar bodoh haha!'.umpat kasar dewi batinnya
"Siap pak bos! Aku janji tidak akan berulah lagi. Seperti katamu aku akan menjadi adikmu yang sangat patuh dan oh ya bytheway stev, sahabatku yang sangat aku sayangi. tolong belikan aku sosis panggang dan se-cup eskrim coklat dong. Kau taukan eskrim seperti biasa yang letaknya berada disudut sana." tidak lupa dengan cengiran khas juga tangannya menunjuk arah yang dimaksud. 'Sudah lima kali dalam seminggu. Perkembangan yang menyebalkan lex!' batin dewanya kesal.
"Tidak! Kau pasti akan menghilang lagi nanti" tolak stev.
"Oh ayolah stev aku janji akan menunggumu disini"
"Hm"
"Stev ayolah stev kumohon!!!!"
"Baiklah. tapi jika kau berulah lagi, kau tidak akan mendapatkan saus matcha yang kau inginkan!!"
"Oke aku berjanji"
dan seperti pada hari-hari sebelumnya. stev memang tidak akan bisa memperlakukan alexa dengan buruk. se-menyebalkan apapun tingkah alexa, baginya lexa hanyalah gadis kecilnya yang nakal namun menggemaskan. dan stev selalu menyukai juga menyayanginya setiap hari, seperti hari ini.
*****
Jakarta.2019
"Ma rina takut ma!"
"Jangan takut sayang, kita akan aman disini. Ingat pesan mama, apapun yang terjadi, jangan pernah melepaskan ketiga adikmu. Jaga mereka seperti kamu melindungi dirimu sendiri."
"Baiklah ma."
"Sekarang tutup matamu dan bayangkan saja hal-hal yang menyenangkan. Jangan rasakan apapun yang terjadi saat ini. Mengerti?!"
"Ya ma"
Tidak pernah terpikir sebelumnya jika bencana datang meluluhlantakkan tanah yang mereka tempati sekitar tiga tahun. Rasa takut yang luar biasa, rasa cemas akan kehilangan, dan tanggung jawab yang besar untuk ketiga adiknya membuat karina hanya bisa pasrah pada tuhan dengan segala rencananya.
'Jika memang kau akan mengambilnya. tolong izinkan aku menjaga mereka untuk saat ini ya tuhan.. walaupun pada akhirnya aku tidak akan bisa menatap mereka lebih lama lagi. Namun jika memang kau masih memberiku kesempatan. Lindungi kami dengan segala kuasamu. Karna aku hanyalah hambamu yang lemah dan tidak memiliki kekuatan apapun seperti dirimu. Bantu aku tuhan.. tolong bantu aku.'
Selama guncangan terjadi karina tak henti-hentinya merapalkan do'a. Bermohon kepada tuhan dengan segala keputus-asaannya. Setetes demi setetes mengalir air dari kedua bola mata indah miliknya, membuat ia semakin mempererat pelukan pada ketiga adiknya. Mama rina juga tidak berhenti menenangkan mereka semua. Lantunan ayat yang bergema, upaya untuk menjadi penenang hati. Tapi tidak bertahan lama ketika semuanya memang sudah menjadi tulisan pada rencana tuhan. Yang terakhir kali ia ingat ketika air masuk menenggelamkan tempat ini, membuat kaitan tangan yang tadi penuh dengan tubuh-tubuh itu, sekarang kosong, dan menggenggam air.
"Aaakkkhhhh mama, raka, sarah, diva!!!!!!!"
*****
Puing-puing bekas kejadian itu masih membekas diingatan rina sampai saat ini. Namun tidak ada lagi jeritan histeris seperti yang lalu, hanya saja air matanya tidak berhenti mengalir menyisahkan betapa sedih hatinya. Ia bahkan berpikir dirinya bodoh sekali membiarkan pelukan itu terlepas. Kenapa tidak mati saja? Kenapa harus ia yang hidup disaat mereka semua meninggalkan rina sendiri? Kenapa tuhan kenapa? Apa rencanamu saat ini? Kenapa kau menyiksaku seperti ini?. Jeritnya mengadu mengalirkan segala penderitaan yang ia terima.
"Ini dok, pasiennya."
"Baiklah terimakasih sus"
Karina mengusap airmatanya dengan cepat setelah tau dokter datang. Ia tidak ingin diberikan suntikan penenang lagi. Karna semakin lama dirinya tertidur maka akan semakin sering rentetan peristiwa itu muncul dan membuatnya menderita.
"Tenang nak. aku tidak akan memberikanmu suntikan lagi. Maafkan aku." Lirih dokter edwin, merasakan perasaan yang sangat bersalah. Sedangkan lawan bicaranya hanya diam dengan tatapan kosong. Dokter edwin tau dan ia sudah sering menangani kasus pasien yang seperti ini.
"Aku hanya ingin menyampaikan satu hal nak. Ada yang ingin bertemu denganmu saat ini, jika kau berkenan maka aku akan membiarkan mereka masuk. Tapi jika tidak, tak apa mereka pasti akan mengerti. Namun mereka sempat berpesan padaku jika mereka adalah saudara jauhmu. Entah itu benar atau tidak. Kau bisa coba mengeceknya."
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, dokter edwin menghelas napas panjang. Tidak ada tanda-tanda rina akan menjawab ya atau tidak. membuatnya mau tak mau beranjak pergi.
"Tunggu dok. Tolong persilahkan mereka masuk"
Dokter edwin berbalik. Menatap rina tersenyum seraya mengangguk.
"Baiklah tunggu sebentar"
*****
Knop pintu terbuka memunculkan pasangan suami istri yang masih terbilang muda untuk usia keduanya. berlari kearah rina dan menghamburkan pelukan hangat. membuat rina bingung karna tak satupun dari mereka yang ia kenal.
"Karina maafkan kami. Kami baru bisa menjemputmu saat ini. Kami turut berduka cita atas kepergian keluargamu."
"Siapa kalian?"
............
Nextttt and..
Bersambungg hayeeee!!!!!!
Haiiii stalkreaders dan readers originalkuu *ori? Kek barang aja ada yg kw sama ori#plak wkk. Maafkan aku ya karna membuat diri kalian menunggu lama untuk cerita iniiii! Karena sebenarnya dan sebenarmya yang terjadi adalahhh...... laptopku itu rusak dan sebagian cerita ada di word!! Yeah dan alhasil ya beginilah. Ini aja ketiknya dihandphone uyyy huhuhu..
Jadi mohon bersabar ya gaessss.. jangan beranjak dari ceritaku karna akan ada hal lain yang lebih seru dipart selanjutnyaaa. Jangan sampai ketinggalan dan see u babayyyyy muahhhhh💓💓💓💓💓
*maafkan aku, kalau kali ini agak rada ga nyambung atau anehh. Kalian bisa tinggalkan komen sebagai tanda kalau kalian penasaran kok bisa begini? Kok ada nama tokoh lain dicerita ini? Lah jadi ini ceritanya dari mana kemana?.
-sekian-
![](https://img.wattpad.com/cover/176552574-288-k386183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A L E X A
RomanceAlexa Nedhelweiss. chef yang bekerja di restaurant ternama, berusia 22 tahun. memiliki paras cantik dan tubuh proposional. mampu membuatnya semakin digemari oleh para pria. dan tidak sedikit pula wanita yang pernah melihatnya secara langsung, akan s...