Anak Domba dan Serigala

25K 397 25
                                    




Selamat menikmati^~^



-///-



*Tet Teettt*
(Bel Istirahat)

Author POV

"Nick kau ingin menemuinya sekarang?"
Tanya Chungha.

"Umm nde harus kapan lagi memangnya, ingin menemaniku?" Jawab Nicky sambil merapihkan buku-bukunya.

"Geurae, Kajja!" Seru Chungha.

"Heol, kenapa kau yang malah terlihat antusias? Kau tidak lihat ya temanmu ini sangat malas." Balas Nicky sambil memutarkan bola matanya.

"Memangnya kenapa? Kau kan tahu aku juga ingin ke kelasnya."

Nicky kembali memutar bola matanya malas.

"Hya! Biarkan saja bola matamu tidak bisa kembali jika diputar-putar begitu!"

"Aish bawel, ayo cepat aku sudah lapar lagiii."
Rengeknya.

"Ya ya dasar perut karet!"

"Awas ya kau minta-minta makanan ku." Canda Nicky.

Setelah itu mereka bergegas ke kelas seorang siswa yang dimaksud sedari tadi.
Saat sampai, pandangan Nicky mengedar untuk mencari sosok tinggi dan bermata tajam itu, namun hasilnya nihil.

'Aish, kemana sih dia.' Batinnya.

Isi hati dan otaknya benar-benar campur aduk sekarang.


Nicky POV

'ASTAGA. ITU DIA!'

"Kau mencariku?" Tanya siswa itu.

Entah darimana si tiang ini muncul,
buat jantungku melompat saja.

(Diam sejenak)

"A-aku, iya aku mencarimu! Aku emm aku ingin berterimakasih atas kiriman roti darimu tadi Hyung. Rasanya enak."

Lumayan lah aku tidak terlalu gugup hehe...

Kulihat ia memicingkan mata elangnya itu.

"Itu saja?"

Apa-apaan.

"Sebenarnya tidak juga,"

"Hmm.. a-apa hukuman ku berikutnya?"

Ku beranikan diri ku menatap matanya.

"Haha. Kau sangat ingin tahu ya?"
Cercahnya sambil menyunggingkan senyum yang menyebalkan itu.

"Ya! Aku ingin segera mengakhirinya juga. Aku sudah lelah dan semakin dipikirkan semua ini tidak masuk akal."

Entah aku yang memang lemah atau lapar, suara ku kembali bergetar. Aish memalukan.

"Baiklah, kau tidak perlu melanjutkan jika tidak ingin kau lakukan. Aku tidak ingin memaksa."

HEOL.

Tidak memaksa apanya!

Tuhan... bisa kah kau wujudkan rasa keberanianku untuk memukul kepala manusia di depanku ini? Aku ingin dia sadar betapa sangat amat menyebalkannya ia.

"Kenapa kau tidak bilang kalau aku boleh menolaknya?!" Aku menahan getaran kesal ini.

Ia hanya menghendikkan bahunya.

"Malas. Lagipula kau setuju saja jika aku meminta kau melakukan sesuatu."

Aku boleh pulang saja tidak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

More?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang