Pagi ini tidak seperti biasa, mentari masih enggan untuk muncul dengan sosok perkasanya. Jauh berbeda dengan dimensi lain, dimensi yang tidak terjangkau oleh manusia biasa, dimensi yang dihuni oleh para-ntahlah namun yang jelas mereka bukan seperti manusia umumnya. Satu kesalahan di dimensi tersebut sangat berakibat fatal, karena sihir adalah segalanya disana.
"Hoaaam.." Perlahan sosok gadis itu membuka matanya, mengumpulkan oksigen sebanyak mungkin yang dia bisa, dengan setengah sadar dia bangkit menuju jendela untuk memastikan sesuatu.
"Kyaa!!" Teriakan itu membuat Yuuki menoleh ke sumber suara.
"Ka-kau siapa?" Tanya pria itu dengan waswas.
"Yuuki"
"Aku tidak mengenal dirimu, bagaimana mungkin kau bisa ada di kamar ku?"
Mendengar pertanyaan itu Yuuki bergumam pelan "Sudah berpindah ternyata" lalu berjalan kearah sosok pria yang masih mematung itu tanpa ragu, celana pendek yang Yuuki gunakan membuatnya tampak lebih elegan dengan kaki jenjangnya yang terekspos.
"Jangan mendekat" Potongnya cepat.
Tidak mengindahkan ucapan pria itu, Yuuki tetap berjalan mendekat membuat sosok itu mundur beberapa langkah dan-
"Kau menghalangi ku untuk membaca itu" ucap Yuuki sambil menunjuk seragam sekolah yang ada di belakang pria tersebut, seperti mencerna sesuatu akhirnya pria itu bergeser beberapa langkah sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Yanagi.. Yanagi Kahfilano, nama yang bagus" ucap Yuuki dengan tatapan masih melihat nama yang tertulis di seragam tersebut.
"Terimakasih" ucapnya, lalu maju beberapa langkah dan mengambil seragamnya.
"Kahfilano?" ucap Yuuki dengan tatapan meminta penjelasan.
"Bisa mencukupi diri sendiri" balasnya tanpa melihat kearah Yuuki.
Mendengar itu Yuuki hanya menatapnya heran, tidak mengerti dengan ucapan pria itu.
"Itu arti Kahfilano" sambung pria itu seakan tau apa yang dibenak Yuuki.Yuuki mengangguk mantap lalu kembali bersuara.
"Yanagi, boleh aku menanyakan sesuatu? Bagaimana rasanya di-""Aku yang harusnya bertanya terlebih dahulu" potong Yanagi cepat.
"Pertama kenapa kau bisa berada dikamar ku? Kedua mengapa kau memanggil ku Yanagi, itu bukan panggilan ku, dan terakhir-" Yanagi memotong kalimatnya dan maju mendekati Yuuki beberapa langkah "Apa ini?" sambung Yanagi seraya menunjuk garis dengan warna magenta disudut bibir Yuuki.
"Sedetail itu kah?" Tanya Yuuki yang ditanggapi Yanagi dengan alisnya yang terangkat.
"Jawabannya, pertama, aku tidak tahu. Kedua, hmm.. nama itu? aku menyukai nama itu. Dan ini-" Yuuki menunjuk garis dengan warna magenta itu dan berpikir sejenak lalu tertegun "Ka-kau bisa melihat garis ini?"
"Tentu, ini begitu jelas, dan lihat, garis ini memiliki ujung yang hitam dengan begitu tipis." ujarnya seraya memperhatikan sudut bibir Yuuki dengan teliti.
"Semua keturunan kerajaan Kaede memiliki tanda ini" Tunjuk Yuuki ke sudut bibirnya
"Kaede? Mengapa tidak warna oranye? Mengapa ini berwarna magenta dengan ujung yang hitam?" Tanya Yanagi beruntun, setaunya kaede adalah pohon atau daun mapel yang berwarna orange kehitaman.
"Inilah uniknya dimensi ku, semua diatur oleh sihir, namun untuk kau tahu hanya aku keturunan yang memiliki tanda ini dengan ujung yang hitam, selebihnya tidak ada, ujungnya selalu berwarna orange." jelas Yuuki panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE MAGIC
FantasiPending! Terhalang-Terbatas, dua kalimat itu membuat mereka berjanji untuk sesuatu, dan mereka adalah fanatik satu dengan satu nya yang berharap agar dimensi bisa dirubah. Tidak ada yang bisa membaca kehidupan dengan jelas, setiap awal dan akhir ada...