Bagian 3: Hanya Khayalan

6.4K 398 16
                                    

Mabuk adalah satu-satunya yang dipikirkan Sasuke. Rasanya dia lebih marah daripada ketika melihat Sakura berselingkuh.

Memacu mobil meninggalkan rumah Naruto dia segera menuju bar, terdekat. Berharap dengan mabuk dia bisa melupakan kejadian ini.

Beberapa botol alkohol dipesan, dengan cepat dia meminum minuman tersebut hingga tandas, tanpa dituangkan terlebih dahulu kedalam gelas.

Pikirannya kacau, dia merasa dibodohi dirinya sendiri. Kenapa dirinya begitu marah hanya melihat Naruto berpelukan dengan mantannya, padahal siapa Sasuke? Dia hanya pemuas semata kan? Begitupula Naruto. Tujuan mereka berdua adalah mencari kepuasan, kenapa malah berubah seperti ini. Sasuke menyukai Naruto. Ya, tak bisa dipungkiri, tapi seperti ini kenyatannya.

Di rumah Naruto, Naruto  tengah bingung, mondar mandir khawatir pada Sasuke. Memutuskan pergi ketempat yang mungkin dikunjungi Sasuke. Naruto mengenal Sasuke dan dia tahu kemana tujuan Sasuke-nya..

Dia langsung pergi, memakai baju, dengan kaos berwarna biru dan celana pendek berwarna hitam. Sesampainya ditempat tujuan dia segera mencari sosok Sasuke. Dipojok ruangan, Sasuke tengah mabuk, benar benar mabuk, entah berapa banyak alkohol yang dia minum, botol botol kosong memenuhi Meja Sasuke.

Mengehla nafas. Naruto menghampiri Sasuke. "maaf" kata maaf terluncur dari bibir Naruto.

"kurasa aku sudah meberitahumu bahwa aku sudah tidak menyukainya lagi. Kumohon jangan marah".

"Naru" ujar Sasuke. "aku sangat marah ketika kau memeluk Hinata mantanmu itu, kau hanya boleh memelukku, dan hanya aku yang boleh memelukkmu. Tidak yang lain. Naru, aku menyukaimu"

"kau sedang mabuk" jawab Naruto.

"aku sangat sadar dengan perkataanku Naru" Sasuke meyakinkan.

"sudahlah, bicarakan besok setelah kau sadar"

"aku sadar"

"besok kita bicarakan, sekarang ayo kita pulang, kau menginap saja dirumahku, aku tidak tahu apa yang dikatakan keluargamu nanti melihat kau mabuk seperti ini"

"boleh aku minta jatah?"

"boleh, setelah kau sadar"

Sasuke memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Naruto.

Di rumah Naruto. Naruto membaringkan Sasuke dikamarnya, dan dia berniat tidur di Sofa ruang tamu. Tapi Sasuke menariknya hingga Naruto terduduk dkasur.

"tidur saja bersamaku" ujar Sasuke

"tidak, aku tidak mau"

"bukankah kita sepakat akan memuaskan masing-masing?"

"ya, tapi tidak saat kau mabuk"

"baiklah, tapi aku ingin diberikan ciuman"  Sasuke memanyunkan bibirnya, seperti anak kecil. Lucu sikapnya ketika dia mabuk, gemes cuk pen digigit.

"baiklah hanya ciuman" Naruto mendekatkan bibirnya mencium lembut Sasuke. Sasuke hanya tersenyum.

Keesokan paginya Sasuke terbangun, menyesuaikan dengan cahaya lampu diatas nya. Melihat jam, menunjukan pukul 04:30. Masih terlalu pagi. Pening yang dirasakannya setelah mabuk semalam.

Sadar di rumah Naruto. Dia keluar mencari Naruto. Naruto masih tertidur lelap disofa. Sasuke memutuskan mandi, membiarkan Naruto terlelap.

"maaf merepotkanmu Naru" gumamnya..

Naruto terbangun, pegal yang dia rasakan karena tidur disofa, terbukti dari dia meregangkan kedua tangannya, seperti akan melakukan pemanasan sebelum olahraga. Belum lagi, semalam dia hanya mengenakan selimut tipis. Tapi untuk Sasuke apa sih yang tidak. Naruto tersenyum simpul.

Tak lama Sasuke keluar dari kamar mandi dan akan menuju kamar Naruto untuk memakai pakaian, atau lebih tepatnya meminjam pakaian Naruto. Tak sadar Naruto sudah bangun dari tidurnya dia hanya lewat begitu saja sebelum dia---

"Sasu" panggil Naruto.

Si empunya nama menoleh, rambut pantat ayamnya tidak mencuat karena basah.

"kau......." Naruto terpesona melihat tampilan Sasuke yang tengah telanjang dada, dengan handuk yang hanya dililitkan dipinggang jelas terpampang abs yang begitu kentara, membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona, pasti, mutlak.

"kenapa? Aku seksi?" Sasuke menggoda dengan nada datar namun tetap saja, itu adalah godaan.

"a--aku ti--tidak mengatakan itu"

"wajahmu mengatakannya"

Naruto memerah, ahh apa yang ia harus lakukan, berkali kali dia meneguk ludah, aish, tergoda dengan Sasuke. Mendekat, Sasuke perlahan berjalan kearah Naruto. Yang ditatap memerah tak karuan, menunduk perlahan, malu yang ia rasakan.

Di depan Naruto yang menunduk, Sasuke mensejajarkan tingginya dengan Naruto yang duduk di sofa. Tepat didepan wajahnya yang menunduk, Sasuke mendekat, Nafasnya jelas dirasakan Naruto. Aahhh, Naruto menunduk malu.

"Cup" Ciuman hangat mendarat tepat dibibir Naruto, Sasuke menciumnya. Hangat, lembut, perlahan namun pasti, ciuman Sasuke mulai memanas, tautan bibir mereka terlepas karena keduanya mulai kehabisan nafas. "Arggh" Naruto mengerang nikmat.

Sasuke merogoh penis Naruto. "Sasu, argh" Erangnya.

"Mandi!!, kau belum mandi dari kemarin setelah apa yang kita lakukan kan?" Ucap Sasuke membuyarkan khayalan mesum Naruto. Sasuke daritadi hanya diam menatap muka Naruto yang memerah. HANYA MENATAP DIDEPANNYA TANPA MELAKUKAN APA-APA.

"eh-eh-eh" Naruto gelagapan, benar yang dikatakan Sasuke, dia belum mandi dari kemarin. "kalo begitu aku mandi" Naruto berlalu dengan wajah yang memerah meninggalkan Sasuke yang tersenyum miring.

"sial, apa yang kau pikirkan Naru, dasar bodoh" Naruto merutuki dirinya sendiri setelah berada jauh dari Sasuke. Namun tetap saja Sasuke dapat mendengarnya.

"kau memang lucu Naru" Sasuke tersenyum dan masuk kamar Naruto untuk mengenakan pakaian.

The Satisfaction of Desire (Completed) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang