Part 1 (Awal Bertemunya Mereka)

49 7 1
                                    

       Sebuah gedung megah berdiri di tengah kota  besar. Eksistensinya sudah tidak perlu diragukan lagi, karena yang keluar masuk gedung tersebut rata rata membawa kendaraan pribadi. Banyak orang yang berlalu lalang keluar masuk.
       Gedung megah tersebut di beri nama International Senior High School. Tentu saja tidak semua orang bisa masuk ke sekolah tersebut. Di dalamnya terdapat aula besar yang di dalam nya sudah tersedia 101 kursi yang disediakan untuk para calon siswa yang akan bersekolah disana. Tentu saja dengan melalui beberapa seleksi terlebih dahulu.
       Beberapa orang mulai memasuki gedung aula.
"Euleuhh ieu tempat meuni gede kieu (ya ampun ini tempat besar banget)" ucap salah satu siswa asal Bogor, yang bernama Jonghyun Ar-Rasyid
"Biasa we atuh kang, kampungan pisan (biasa aja bang, kampungan banget).
Pokona urang kudu di ajar sing bener (pokonya aku harus belajar yang bener)" jawab saudara kandungnya, Sewoon Ar-Rasyid.
Keduanya mulai memilih dimana mereka akan duduk. Mencari posisi paling nyaman.
Tidak lama, datang dua orang lainnya
"oo, sudah ada orang ternyata." ucap salah seorang laki laki berperawakan tinggi kurus, sayangnya Aca. Di sebelahnya ada adik kandungnya, pria berbadan besar seperti beruang dengan gigi kelinci dan mata sipit, sayangnya Naa.
"wanjeon, daebak, real, heol. Aku Teuku Seongwoo Ramadhan. Dan ini adik aku"
"kkkk aku Teuku Daniel Ariansyah kkk" sambil menunjukkan gigi kelincinya.
"Halo, silahkan kalian duduk dimana saja" ucap Jonghyun sambil membungkukkan badannya 90° di ikuti sewoon.
        Layar yang tertera di dinding depan berubah menjadi nama tempat lain yaitu "Banten" di ikuti dengan masuknya 3 orang lelaki berperawakan tinggi yaitu Tubagus Baekho Alif, Tubagus Minhyun Chandra, dan Tubagus minki Haris.
Layar berubah lagi menjadi "Jakarta" dan diikuti juga dengan masuknya 2 orang laki laki yang terlihat seperti anak kecil.
"Yoo Whatsup guys gua Seonho datang with my friend. You know? his name is Jihoon Angkara" lelaki di samping nya hanya melambaikan tangannnya. Para siswa yang sudah datang hanya terdiam dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak.
krikk krikk
Setelah melihat respon yang diberikan calon siswa lain, Seonho hanya tersenyum canggung dan segera menyusul Jihoon yang telah duduk terlebih dahulu.
         Selang waktu lama, dirasa mereka sudah cukup mengobrol ringan, layar di depan menunjukkan nama tempat lain, Los Angeles. Sontak semua orang yang ada di aula tersebut mulai ricuh, karena orang luar negri pertama datang. Seorang laki-laki dengan muka blasterannya masuk dengan wajah bingung bercampur canggung. Suasana pun berubah hening.
"Hello, my name is Samuel. you can call me Muel, nice too meet you all."
Sebagian orang ada yang memandang takjub, ada juga yang bingung karena mungkin tidak mengerti dengan apa yang diucapkan samuel tadi.
         Lalu layar berganti lagi menjadi "Bandung" pintu terbuka bersamaan dengan teriakan seseorang
"HAIIYAAAAKK" Lalu dia berbaris layaknya pasukan baris berbaris. Disusul dengan masuknya seseorang yang sangat ceria sambil melompat dengan riangnya, dia pun ikut berbaris. Di belakang nya ada seorang lelaki juga yang tingkah nya serupa dan ikut berbaris. Lalu orang yang terakhir datang memberikan perintah
"Beri salam" lalu mereka menjawab serempak  "Assalamualaikum wr.wb"
"Saya Woojin Sumarna" dengan penuh semangat
"Saya Daehwi Sumarna"
"Dan saya Ucup Doang dan kami adalah"
"Trio Pesut" ucap mereka bersamaan.
Kedatangan mereka mengundang tawa para calon siswa lain. Lalu mereka duduk.
Tak lama layar berganti menjadi "Bali" setelah mereka masuk dan duduk. Layar menjadi "Jawa" lalu seseorang masuk sambil membawa ikan lele.
"Hai semuanya saya Jaehwanto Jaelani, saya bawa lele untuk makan kita" ucap orang itu antusias, yang lain hanya tertawa karena berpikir untuk apa dia membawa lele.
          Layar berganti menjadi "Sunda" lalu masuk seseorang dengan wajah kecilnya dan malu-malu tanpa memperkenalkan namanya, dia langsung duduk. Sepertinya dia terlalu malu hanya untuk sekedar menyebutkan namanya.
Layar berganti lagi menjadi "Madura" lalu masuk seseorang berperawakan tinggi dan hidungnya yang mancung
"Saya Jisung Narawi ta'ye" berbicara dengan logat Madura nya.
Layar berganti lagi menjadi "Taipei" masuklah seorang lelaki tinggi dengan kulit putihnya, saat dia masuk Seonho terkaget melihatnya
"Dàjiā hǎo, wǒ shì Guanrich (halo semuanya, saya Guanrich)"
Yang lain hanya terdiam karna tidak mengerti ucapannya, kecuali Seonho yang sedari tadi sudah antusias melihat Guanrich.  Layar berganti lagi, dan sepertinya ini akan menjadi yang terakhir. Terlihat tulisan "Batak" di layar tersebut. Pintu terbuka secara tiba-tiba sehingga menimbulkan suara brakk yang sangat keras. Sontak membuat semua orang di aula terkejut. Disusul dengan kedatangan dua orang dengan tinggi badan yang sangat jauh berbeda. Yang satu tinggi menjulang hampir menyaingi tiang listrik di pinggir jalan. Dan yang satu mungil, yang hanya sebatas pundak si tiang listrik.
"Saya Hyunbin Surya Ginting, dan si kecil di samping saya"
"Saya Awan Hasung Simanjuntak"
Lalu mereka pun duduk di kursi yang tersisa. Tidak terasa, ke 101 calon siswa sudah berkumpul di aula, tempat pertama di mana perjuangan mereka akan dimulai.
        Kira-kira begitulah pertemuan pertama mereka. Sangat mengesankan, bukan? Tapi, seperti yang kita tahu, ada pertama ada juga terakhir.

Like, comment, and follow
#PejuangPenolakKenyataan #Halusinogen
Aca dan Naa💜

from ZERO to HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang